Tanos Challenge,  Jurnal

Review Perjalanan 7 Hari Gratitude Journal – TANOS

 

Hallo Sahabat,

 

Kali ini saya mau share pengalaman selama tujuh hari menulis Gratitude Journal/jurnal bersyukur dalam Tanos (TAntangan NaOn Sih) bareng Eka artjoka. 

 

Jadi ceritanya, dari tanggal 10 – 16 Agustus 2020 yang lalu, kami berdua menantang diri kami untuk melakukan sesuatu hal yang baik, yang kami berdua nggak pernah bisa commit melakukannya. 

 

Kami berdua punya pendapat sama kalau kunci dari penerimaan diri dan menjadi pribadi yang lebih bahagia adalah dengan bersyukur. 

 

Masing-masing dari kami punya cerita yang berbeda selama 7 hari perjalanan gratitude journal ini, karena itu kami ingin membagikan rekapan perjalanan dan berharap semoga ada yang bisa diambil dari sini.

 

 

 

 

(7) Tujuh Hari Perjalanan

Ada hal yang menarik dari perjalanan Tanos pertama ini, setiap harinya saya merasakan pengalaman yang berbeda, dari segi tantangan dan juga apa yang saya rasakan.

 

Hari pertama biasanya menjadi hari yang paling bikin excited tapi bisa juga jadi hari dimana kita masih bingung dan meraba-raba. Hari selanjutnya biasanya kita sudah mulai beradaptasi atau mungkin lebih bingung lagi, eh.

Tantangan Gratitude Journal yang Dihadapi

gratitude journal
Gratitude Journal. Source by, gabrielle-henderson-unsplash

1. Menuliskan dalam bentuk story telling.

 

Saya yang excited bahkan dari jauh-jauh hari, di hari H nya tetap kagok atau canggung menulis dalam bentuk story telling. Biasanya kalau menulis gratitude journal, hanya poin-poinnya saja, ngga dibarengi dengan cerita di belakangnya. 

 

Buat saya yang menulis diary terakhir kali di jaman lagu Love Story Taylor Swift, tantangan ini berat banget, mungkin lebih berat dari Dilan yang menanggung rindu.huhu. 

 

2. Belajar memaknai hari dan menemukan hal untuk disyukuri.

 

Hal lainnya yang menantang buat saya adalah belajar memaknai hari yang dilalui, terlebih jika kehidupan sehari-hari kita dijalani dengan rutinitas yang kurang lebih sama setiap harinya. 

 

Saya jadi lebih mengobservasi dan mencari hal apa yang bisa saya syukuri. Dengan begitu banyaknya rejeki yang sudah dikasih oleh Yang Maha Kuasa, tapi saya terkadang bingung mencari apa yang saya syukuri.

 

Buat saya ini adalah bagian yang tersulit dan memakan waktu cukup lama untuk mencurahkan ke dalam tulisan. Isn’t it ironic? Yes, it is.

 

3. Memonitor mood

skala mood

Dalam keadaan fit, mood saya biasanya relative stabil di bar tengah (angka 5). Bar akan sedikit naik atau turun tergantung apa yang saya alami tapi ngga pernah berlangsung lama dan kembali ke bar 5 lagi. 

 

Fluktuasi mood sudah cukup jarang saya alami, karena itu beberapa bulan terakhir saya meninggalkan mood journal. 

 

Yang menjadi tantangan buat saya adalah menjadi lebih sensitive terhadap apa yang sebenarnya saya rasakan, bukan pada apa yang seharusnya saya rasakan. Di ujung hari saya harus bertanya pada diri sendiri, apakah saya benar-benar memberinya angka 5 atau kurang atau lebih dari itu.

 

4. Time Management.

 

Kemampuan mengelola waktu juga terkait dengan kemampuan menuangkan ide dalam bentuk tulisan dan menyelesaikannya (mempostingnya).

 

Sekarang ini, jadwal menulis saya adalah di pagi hari dan malam hari. Di malam hari, sekitar jam 20:00-21:00 biasanya akan terinterrupt dengan jadwal olahraga. 

 

Jadwal olahraga ini yang berusaha banget saya pindahkan ke pagi hari tapi tidak pernah berhasil. Setelah berolahraga, masih sulit bagi saya untuk kembali menulis. 

 

Ada hari-hari yang saya paksakan menyelesaikannya, banyak juga hari yang saya memilih setengah draftnya diselesaikan di pagi hari.

 

Nah itulah tantangan yang saya rasakan kemarin. Ketika kita bicara tentang tantangan, tentu kita juga ngga luput membicarakan manfaat yang dirasakan. 

 

Mari kita tengok manfaat apa saja di balik tantangan ini.

Manfaat dari Gratitude Journal

   1 1. Melatih kemampuan menulis dalam kaitannya dengan mencurahkan perasaan, dan menyusun cerita. 

     Jika dilatih terus menerus, saya yakin bisa membantu mengatasi kelemahan saya dalam menuangkan kata.

2.    2. Melatih kemampuan untuk observasi terhadap apa yang terjadi di sekitar, juga belajar memaknai hari. Ternyata banyak hal-hal kecil yang saya selama ini lupa untuk berterima kasih. 

3.    3. Aware dengan perasaan kita. 

     Saya merasakan perbedaan yang signifikan antara hari pertama dan hari ketujuh. Hari pertama, mood saya ada di bar 5 dan di hari ketujuh ada di bar 8. 

     Saya rasa bukan karena hari itu benar benar good day, tapi sepertinya kemampuan bersyukur menjadi lebih terlatih. Rasa syukur ini sepertinya menjadikan saya lebih fokus dengan hal yang disyukuri, bukan yang ditangisi. 

     Tetapi bisa juga sih, karena hari itu tidak ada kejadian yang ngeselin banget, jadi level mood normal saya bisa naik cukup tajam. Perlu perjalanan lebih dari tujuh hari untuk menyimpulkannya.

4.    4. Bahagia dengan bersyukur. 

     Di akhir perjalanan, saya merasa kemampuan mengingat cukup meningkat. Yang biasanya karena rutinitas, lupa apa saja yang sudah terjadi, terutama hal yang bisa disyukuri. Selain kemampuan mengingat, juga saya merasa lebih bahagia. 

Kita sering terpaku dengan hal-hal yang kita tidak punya atau yang ingin kita capai, sehingga kita terkadang buta dengan apa yang kita punya. 

 

Dari mulai bangun di pagi hari dan dapat beraktivitas, itu adalah rejeki yang luar biasa jika kita memikirkannya. Dari satu hal itu aja sebenarnya banyak yang bisa kita syukuri. Enggak hanya kejadian bahagia, kejadian yang sedih pun banyak punya makna besar dalam hidup.

 

Jika kita masih kurang bahagia, mungkin sudah saatnya kita menengok jurnal syukur kita.

Kesimpulan

Tanos yang pertama ini luar biasa menantang. Makanya dinamakan tantangan, karena ini tidak mudah dijalani terutama kita yang sudah berada di zona nyaman. 

 

Perjalanan yang dilewati walau naik turun tapi akhirnya kita sebagai Avenger bisa mengalahkan si Tanos  (mengutip dari komen Kak Hicha di jurnal saya hari terakhir), kita bisa jadi super hero versi diri sendiri dengan mengalahkan musuh terbesar kita, yaitu diri sendiri. Ini adalah bentuk dari rasa sayang kita kepada orang-orang di sekitar yang kita sayangi.

 

Buat sahabat semua, saya dan Eka artjoka sangat merekomendasikan gratitude journal. Kita bisa meluangkan waktu sekitar 10 menit di pagi hari dan atau 10 menit sebelum tidur untuk menuliskannya. 

 

Untuk efek yang dahsyat dan signifikan, tuliskan dengan penuh kesungguhan seperti kalian harus melaporkan tulisan ini ke atasan atau bisa juga mempostingnya di blog dan sosial media.

 

Kelanjutan dari Tanos kali ini, saya akan coba menuliskan setiap hari. Jika saya kembali ke pola dahulu kala, hanya mencatat per poin, sepertinya saya akan kembali menuliskan di blog. Kita lihat nanti!

 

Akhir perjalanan ini, saya mau berterima-kasih kepada partner Tanos, Eka artjoka. Gal, kita jadi sama-sama belajar dari sini. Kita berdua juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya buat teman-teman yang sudah mensupport dari sebelum, selama dan sesudah perjalanan. Kalian luar biasa! 

 

Gimana sudah siap dengan perjalanan menulis gratitude journal?

Sneak Peak

Pengen tau apa Tanos bulan depan? Saya bisikin ya … Tanos bulan depan adalah walking challenge. Kita hanya butuh waktu cukup 20 menit aja buat jalan-jalan cantik. Alasan kenapa memilih challenge ini, bisa kalian kepoin di gratitude journalnya Eka artjoka.

 

Tanos kali ini ngga hanya buat kami berdua saja, tapi terbuka buat kalian yang mau ikut seru-seruan. Kita tunggu banget Avengers lain yang ingin ikutan disini, bisa tulis komen di event.

 

It will be fun, so much fun … ditunggu yaa

 

Stay safe …xoxo

27 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *