Saya dan Kak Eka ‘artjoka’ menginginkan semua Pejuang Tanos yang ikut photo challenge ini tidak hanya merasakan ada peningkatan dalam memotret, namun juga merasakan bagaimana mengamati objek photo, curious dan masuk ke dalam flow, dimana kita menyatu dengan kegiatan yang kita lakukan.
Kami berdua sepakat memilih “yang basah”, karena sekarang sedang musim penghujan pasti tidak terlalu sulit untuk menemukan yang basah.
Tanos singkatan dari TAntangan NaON Sih adalah program kolaborasi saya dengan kak Eka ‘artjoka yang diadakan berkala setiap bulannya. “Naon” diambil dari bahasa Sunda, yang artinya “apa”. Tanos diadakan di minggu kedua setiap bulannya dengan durasi selama 7 hari.
Tujuannya adalah untuk menantang kita melakukan good habit yang berhubungan dengan self-love. Harapan dari tanos sendiri adalah good habit ini tetap continue dilakukan walau program Tanos periode itu telah berakhir.
Peserta Tanos challenge ini datang dari kalangan blogger dan non blogger. Selain tantangan 7 hari, pendaftaran dibuka setiap saat.
Buat kalian yang ingin berpartisipasi, hayu kita ramaikan dan bentuk kebiasaan sehat yang baru. Caranya mudah, bisa follow IG @tanos.challenge agar tidak ketinggalan update challenge bulanan.
Siapa tahu ada challenge yang kalian tertarik untuk ikut atau mau ikut program yang sedang berjalan. Yuk Mari Ramaikan!
Tanos Photo Challenge
Tanos Photo Challenge berlangsung dari tanggal 9 sampai dengan 15 November 2020. Jumlah Pejuang Tanos yang ikutan sebanyak 12 orang termasuk saya dan Kak Eka ‘artjoka’.
Rekap TPC "Yang Basah" 08.12.20
Rekap Tanos Photo Challenge Day 2
Rekap Tanos Photo Challenge Day 2-2
Ternyata tema “Yang Basah” ini memiliki berbeda arti bagi masing-masing Pejuang Tanos. Untuk Kak Anil, misalnya yang posting paling awal, dia memotret keran air. Kak Anil bercerita tentang air langganan yang mati akibat turbin air di Cikalong rusak.
Sementara Kak Eka memotret truk air yang biasa dibawa mandi oleh anak keduanya, Kilan. Kak Ovie memotret fungsi air untuk memasak, kebetulan hari itu Kak Ovie masak daun singkong bumbu kuning. Duh bikin peruk teria-teriak pengen… hehe
Beda Kak Ovie, beda pula Kak Vita. Walau sama-sama bernuansa dapur, tapi Kak Vita lebih memilih sink dapur sebagai zona basah. Kak Maya juga memotret anak perempuannya yang membantunya mencuci alat makan di dapur.
Kak Widya bercerita tentang uang recehan yang suka terlupakan dengan photo uang koin yang kebasahan. Bisa jadi kebasahan karena ikut kecuci di dalam saku.
Kalau Kak Rizki memotret dua sandal jepit yang sisirangan .. alias beda antara yang kiri dan yang kanan. Dua sandal jepit itu ditaruh di halaman belakang yang kondisinya basah karena hujan.
Kak Riris sendiri memotret genangan air, yang dilewatinya pagi hari. Sementara yang memotret pertanamanan ada Kak Dee dan Kak Mia, yang memotret tanaman di rumahnya.
Kisah saya di TPC Day 2, di Musim Penghujan
Di hari kedua, saya mengamati luar rumah yang memang basah. Semakin mendekati musim dingin, semakin sering turun hujan. Saya melihat tumpukan daun, yang terakhir kali saya kumpulkan namun belum sempat dibawa ke tempat penyimpanan daun.
Akhirnya saya memutuskan mengambil photo daun kering, tipikal daun di musim gugur banget ini hehe. Ya gapapa lah sedikit mainstream.
Setelah mengambil banyak photo, termasuk photo daun dengan background langit, akhirnya saya pikir ini adalah yang paling lumayan diantara yang lain.
Langit sangat gelap sehingga photo pun juga jadi ikutan gelap. Saya juga masih harus banyak belajar tentang ilmu pengeditan. Mungkin lain kali, saya akan coba otak atik kembali.
Winner of the Day
Banyak yang bagus, tapi akhirnya saya dan Kak Eka ‘artjoka’ memutuskan bahwa pemenang jatuh kepada Kak Diah Laras.
Congratsss Kak Dee.
Kesimpulan
Kalian sendiri bagaimana? Apa yang dilakukan di musim penghujan ini? Sempat memotret juga sekeliling kah?
Kalau melihat keadaan sekeliling, sering saya bersyukur karena masih diberikan kesehatan dan kebahagiaan untuk menikmati apa yang diberikan oleh Sang Maha Kuasa.