
Adopsi Hutan Blogger Gathering, Aksi Hebat Kampanye & Narasi
Adopsi Hutan Online Blogger Gathering, Aksi Menyelamatkan Hutan lewat Kampanye dan Narasi – Menyelamatkan hutan kini bisa dilakukan dimanapun dan bahkan dengan nominal Rp 10.000,- .
Hutan Itu Indonesia di dalam rangka Hari Hutan Indonesia 2020 mengajak para Blogger untuk ikut aktif menyuarakan pentingnya hutan ini, agar dapat meningkatkan awareness atau kesadaran masyarakat, terutama masyarakat di wilayah perkotaan yang tinggal jauh dari alam dan hutan.
Program kerja sama dengan Blogger Perempuan Network ini dituangkan di dalam lomba kompetisi blog “Melestarikan Hutan Lewat Adopsi Hutan” yang digelar dari tanggal 1 – 30 Agustus 2020.
Dari lebih 200an karya yang masuk, terpilih 30 Blogger yang berhak mengikuti online blogger gathering bersama narasumber Kak Tian dari HII, Kak Irham dari Forum Konservasi Leuser dan Kak Satya Winnie seorang Influencer Blogger.

Pre-Gathering
Pagi itu di perjalanan menuju kota Frankfurt Am Main, saya menerima WA chat dari Kak Rani, HIIP yang menanyakan apakah saya menerima surel dari beliau.
Ketika saya cek, ternyata saya mendapatkan undangan untuk mengikuti Adopsi Hutan Online Blogger Gathering bersama 29 Blogger lainnya pada tanggal 2 Oktober 2020.
Sempat kaget karena tidak menyangka, saya pun membalas surelnya dengan menyatakan kesediaan saya ikut dan kesediaan untuk memperbolehkan pihak HII memajang artikel saya, jika saya menang, di dalam Pameran Virtual 360 yang akan diadakan pada tanggal 04 Oktober 2020.
Semua peserta Adopsi Hutan Online Blogger Gathering ini juga mendapatkan merchandise dari HII.

Isi merchandise berupa masker, tote bag, hand sanitizer, dan tea bag dengan design yang menarik, ramah lingkungan dan dapat dipergunakan dalam keseharian.
Melestarikan Hutan Lewat Adopsi Hutan Online Blogger Gathering
Susunan Acara Online Gathering

Apa saja keseruan di Adopsi Hutan Online Blogger Gathering ini? Seperti yang bisa dilihat di dalam susunan acara di atas, penuh dengan keseruan dan pengalaman baru.
Selain juga bertabur informasi dari para Narasumber, juga bertabur hadiah dan yang paling menarik kita juga diajak menengok daerah air teram dalam “Cerita dari Hutan” dan yang tak kalah serunya, yaitu liburan virtual ke Desa Ketambe.
Jaman pandemi kaya sekarang siapa sih yang tidak mau diajak jalan-jalan, meski virtual pun tak apa.
Cerita Dari Hutan
Di dalam tayangan video pendek kita melihat lokasi kawasan lindung Air Tenam, bincang dengan KPH Bengkulu Selatan, penduduk sekitar dan pemuka desa. Tayangan video bisa kalian lihat di menit ke-24.
“Launching pohon asuh yang digagas oleh KKI Warsi diperuntukan bagi masyarakat adat dan masyarakat lokal untuk melindungi kawasan hutan dari ancaman deforestasi” – Fredy Yusuf dari KKI Warsi
Tujuannya sendiri adalah untuk melindungi pohon tegak, agar fungsi ekologis dapat terjaga.
Hutan lindung ini sangat erat hubungannya dengan masyarakat desa, dimana mereka sangat bergantung pada pasokan air dari hutan.
Selain itu listrik yang mengaliri desa berasal dari sumber listrik mikro hidro, masyarakat juga bergantung secara ekonomi pada hutan. Mata pencaharian penduduk disini adalah bertani, dan mereka sangat mengandalkan air dari hutan. Mereka mengatakan bahwa kualitas pasokan air dari hutan menentukan hasil panen.
Dengan adanya program ini diharapkan masyarakat dapat aktif menjaga dan melindungi hutan.
Stasiun Penelitian Soraya
Kawasan Hutan Lindung Leuser adalah satu satunya hutan hujan tropis yang mempunyai 4 megafauna, yaitu Gajah, Harimau Sumatera, Badak, dan Orang Utan. Mereka hidup damai berdampingan di habitatnya.
Kak Irham dari Forum Konservasi Leuser menerangkan tentang bagaimana kegiatan di Forum Konservasi Leuser (FKL) seluas 2,6 juta ha. Kegiatan di FKL berpusat di Stasiun penelitian Soraya.
Stasiun penelitian Soraya seluas 500 ha, letaknya mengelilingi gunung Leuser. Yang menarik dari sini adalah kawasan ini terdiri dari hutan gambut, dataran rendah dan dataran tinggi.

Desa Ketambe Ecotourism

Desa Ketambe terletak di Aceh Tenggara, adalah desa ecotourism, dan merupakan pintu masuk jika ingin eksplorasi wisata di area Leuser Ekosistem.
Jika kalian melihat dari tayangan video, akan kalian lihat cerita travel dari Kak Satya di menit ke 01.01.10 dalam tayangan YouTube di atas.
Kak Satya bercerita bagaimana pengalamannya tiga kali mengunjungi Desa Ketambe ini. Bagaimana gambaran orang Aceh yang biasanya digeneralisasikan dengan kurang ramah, di Desa Ketambe akan kalian lihat berbeda. Mereka dengan aksen gayo nya sangat ramah dan selalu tersenyum.
Apa saja yang kalian dapat jika mengunjungi Desa Ketambe?
Tidak hanya melihat bagaimana kehidupan di Desa Ketambe, tetapi juga kita diajak jalan-jalan ke Leuser Ecosystem atau lebih banyak dikenal dengan Ketambe Jungle Trekking.
Kita juga bisa berendam di sumber alam air panas, dan menginap di pinggir sungai. Satu lagi yang membuat perut saya langsung keroncongan, kita juga akan disuguhi makanan Desa Ketambe. Slurpp.
Ketika kita jalan-jalan di Ketambe Jungle Trekking akan ditemani oleh guide lokal. Kak Satya merekomendasikan Bang Iz, yang selalu menemaninya setiap kali kunjungan ke Desa Ketambe.
Bang Iz mengenal banyak sekali jenis flora dan fauna di sana. Dia akan bercerita tentang keanekaragaman hayati di HL Leuser ini Di bawah ini adalah keindahan flora di HL Leuser

Di dalam hutan, kita akan melihat banyak sekali keanekaragaman flora. Dari foto di bawah ini mengingatkan kita pada Hutan Terlarang Hogwarts dalam Harry Potter. Siapa yang setuju?

Foto di atas adalah Strangler Fig, adalah pohon parasit yang hidup ratusan tahun, disebut juga Killer Tree. Ih serem ya.
Strangler Fig dalam foto ini diperkirakan berusia 200-300 meter. Selain besar, pohon ini juga tinggi. Bisa kalian lihat perbandingan antara Strangler Fig dengan Kak Satya.
Selain flora, kita juga akan bertemu dengan fauna juga. Kemungkinan kita juga bisa bertemu dengan Orang Utan . Bagi yang ingin berkunjung kesini membawa keluarga, jangan lupa ya, meski di dalam hutan kita tidak boleh berisik atau bahkan menjerit. Jeritan kita akan menakuti hewan yang ada di sana.

Foto Orang Utan yang diambil Kak Satya bagus banget ya. Ternyata ada triknya juga loh. Ketika kita mengambil foto, jangan menimbulkan suara. Dijamin bisa ngambil foto sekece ini.
Setelah puas berkeliling hutan, saatnya kita mengunjungi Sungai Alas.

Sudah puas main-main di hutan dan di sungai, kita juga akan disuguhi makanan yang dibuat oleh penduduk Desa Ketambe.
Lalu bagaimana jika kita ingin beristirahat?
Kita akan mendirikan tenda di pinggir sungai.

Coba bayangkan jika kalian berada di pinggir sungai, seperti foto di atas.
Ketika kita memejamkan mata, akan terdengar suara aliran air. Sejenak semua stress kita hilang terbawa oleh arus air.
Saya dan keluarga sudah pasti akan mengunjungi ini di jadwal kepulangan ke Indonesia, entah kapan, yang pasti sesudah pandemi Corona berakhir.
Alasannya sederhana, kami menyukai hidup bersatu dengan alam. Kebun belakang rumah bahkan mirip seperti berada di hutan. Di kebun juga ada sungai mini buatan, yang kami nyalakan sesekali jika sedang menikmati waktu di kebun. Jangan khawatir, air sungai mini diambil dari persediaan air hujan.
Siapa yang mau ikut saya ke Desa Ketambe?
Ada beberapa pilihan paket menginap disini, dari mulai Paket 2 hari 1 malam. Harga pun tergantung lama kita stay, dimulai dari Rp 700.000,-, all inklusive.
Jika ingin berkunjung kesini, masuknya lebih cepat dari Medan yaitu sekitar 7 jam perjalanan. Sementara dari Banda Aceh sekitar 13-14 jam, seperti yang disampaikan oleh Kak Satya.
Program Adopsi Hutan
Di dalam acara Adopsi Hutan Online Blogger Gathering ini, Kak Tian selaku manajer program HII menjelaskan bagaimana program Adopsi Hutan ini dibentuk.
Kak Tian mengatakan, awalnya digagas karena melihat media konvensional menyoroti permasalahan hutan lebih mengarah pada stigma negatif, seperti misalnya bencana dan sedikit yang menceritakan tentang usaha apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga hutan itu sendiri
Memang kita tidak bisa memungkiri kalau hutan di Indonesia banyak mengalami kerusakan karena ulah manusianya sendiri, yang kemudian berdampak pada terjadinya bencana karena rusaknya ekosistem.
Harapannya dengan adanya program ini, masyarakat perkotaan yang tidak tinggal di dekat hutan, tidak akan mencintai karena tidak kenal.
“Adopsi disini artinya adalah saling membantu dana donasi yang diperuntukan untuk satu kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat, penjaga hutan yang ada di wilayah tersebut”.
Dari tahun 2016 -2019, HII membentuk pengumpulan dana Adopsi Hutan sebesar Rp 640.900.000,- dalam upaya konservasi dan restorasi di 14 hutan hujan tropis bersama dengan 4 lembaga pengelolaan adopsi pohon, seperti WWF, KKI WARSI,
HII berkolaborasi bersama penjaga hutan dan mensosialisasikan aksi adopsi hutan, yang merupakan perwujudan nyata untuk melindungi hutan.
Adopsi hutan dengan fokus mengadopsi ekosistem yang ada di dalam hutan itu sendiri dan membantu perekonomian masyarakat sekitar, yang secara arif memelihara dan menjaga lingkungan di sekitar hutan.
View this post on InstagramA post shared by Hutan itu Indonesia (@hutanituid) on
Mengapa Blogger Harus Terlibat?
Bahwasanya kita harus bergerak. Dengan narasi yang kita tuangkan dalam bentuk tulisan, kita membantu di dalam aksi membangun awareness dan fokus pada solusi yang bisa kita sumbangkan untuk Hutan di Indonesia.
Ada dua hal yang ditekankan oleh para Narasumber kita hari ini,
Ikut terlibat dalam aksi aksi kecil perlindungan hutan, adopsi hutan.
Terlibat menulis cerita positif, cerita solusi dan aksi untuk inspirasi ikut melindungi.
Program Adopsi Pohon sendiri dimulai dari Rp 10.000,-. Nilai yang kecil bagi sebagian orang tetapi dapat memberikan kontribusi besar kepada Hutan Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut, kalian bisa menghubungi Tim Hutan itu Indonesia
Graha Tirtadi Unit 202
Jl. Pangeran Antasari No. 18 A
Jakarta 12410
Email: admin@hutanitu.id
Telepon: 021-75917854
IG: hutanituid
Kata penutup dari saya,
Let focus ourselves on the effort of doing what we can do to improve our lives and the world around us, including forests.


You May Also Like

Hallo August; Self-Love and Mental Health
Agustus 1, 2020
Start with Why, Resume Lengkap Buku (2009)
Februari 17, 2021
61 Comments
Icha Marina Elliza
Strangler Fig ini persis yang pernah diceritakan ayah saya saat dulu sering main ke gunung Leuser. Ayah bilang pohonnya sebesar rumah. Tinggi menjulang kalo malam gak masuk cahaya bulan. Waaah rasanya kepengen juga bisa sampe ke sana.
Tapi saya dulu pernah berkemah dengan ayah di kaki gunung Leuser. Itu pun sudah amazing kerennya.
renov
woww … imajinasi saya sekarang lagi terbang kemana-mana, ngebayangin betapa indah si Strangler Fig di malam hari dan suasana kemah di kaki gunung Leuser.
Saya harus kesana! apalagi sudah ada testimoni dari mbak Icha dan Bapaknya.
Makasih infonya mbak.
Twitter: @iffiarahman
Lihat foto-fotonya amazing banget 🙂 memang betul, dengan kesadaran mengadopsi hutan membuat hutan banyak yang menjaga 🙂
Taumy Alif
Itu pohonnya gede banget ya. Tetapi terkait hutan, memang kita harus peduli sih. Dulu memang sangat mudah ditemukan, tetapi sekarang sudah berganti perkebunan dan atau pemukiman. Padahal hutan adalah sumber oksigen ya.
Aisyah Dian
Ikuuut kak kalau ke desa ketambe. Suasananya segar banget ya, masih hijau gitu kak, pasti bisa merefresh otak ya. Langsung semangat membayangkan bisa liburan kesana.
Iim Rohimah
Hutan itu tidak hanya Bermanfaat tapi juga punya keindahan. Kemarin aku pulang ke kampung halaman dan melewati beberapa lokasi hutan yang masih sangat asri dan alami di beberapa rute daerah Banyumas.
Hutan benar-benar memberikan udara sejuk bahkan saat kita lewati di perjalanan. Tanah nya lembap dan mengalirkan air jernih di bawah pepohonan yang membentuk sungai kecil. Mengalir ke area pedesaan.
Keindahan alam yang sangat mengharukan. Harus kita jaga dan lestarikan hutan.
renov
Betul mbak, ada daya tarik magis dengan hutan ini.
Saya bisa ngebayangin betapa pemandangan sejuk ketika mbak pulang kampung kemarin. Kalau di Bandung, mirip jalan dari Bandung ke daeerah Subang, yang juga melewati hutan.
Damar Aisyah
Wah, acara Gathering dengan BPN memang selalu menarik ya. Bulan Agustus yg lalu saya ikut acara Wonderful Papua. Merchandise-nya sungguh menggoda karena ada kopi asli Papua. Gathering adopsi hutan gak kalah menarik pastinya karena disuguhi keindahan bagian-bagian terdalam di hutan Indonesia. Cara-cara seperti ini bisa menarik minat anak muda untuk lebih peduli pada hutan dan mau mmengabarkannya pada khalayak.
renov
Iya mbak, Gathering dengan BPN emang top markotop.
Sama seperti gathering Papua, yang memperkenalkan Papua lebih dekat. Gathering kali ini memperkenalkan hutan lebih dekat lagi.
Desi Noviany
Baru tahu ada donasi hutan. Pemerintah aja memang nggak cukup buat ngejagain hutan lindung. Apalagi negara kita sebagai salah satu paru-paru dunia. Semoga HII terus ada untuk hutan juga membantu masyarakat sekitarnya.
Hmm, asli hutannya emang mirip kayak yang di Harry potter heuheu
renov
Iya mbak, adopsi hutan dulunya biasa dikenal dengan nama adopsi pohon. Namun menyadari kalau hutan tidak hanya sekadar pohon, namun termasuk juga flora, fauna dan masayarakat lokal yang tinggal di sekitarnya, sehingga tahun ini diganti menjadi adopsi hutan.
Arai Amelya
Ngelihat ceritanya mbak Renov, sungguh pengen ke Leuser…Strangler Fig-nya keren banget ya mbak, serem tapi keren. Beneran asli kayak ke Hutan Terlarang (siapa tahu ketemu Centaur hahaha. Ngelihat foto-foto sungai, orang utan, kayaknya Leuser ini jadi bucket list baru saya nih.
Kalau soal adopsi hutan, saya malah tahunya dari komunitas K-Pop mbak. Jadi fans K-Pop itu memberikan donasi untuk hutan, tapi atas nama idol mereka. Seneng banget program semacam ini sekarang sudah ada di Indonesia, kita kudu melindungi hutan-hutan di negeri ini yang nasibnya nggak terlalu baik.
renov
Hi Arai, iyaa emang keren banget nih Leuser.
Ternyata kit sama, sempet kepikiran Centaur juga. Kalau saya ketambahan sama Hagrid haha.
Wah, komunitas K-Pop di Indonesia kah? keren juga bentuk fangirl nya dalam donasi hutan yaa.
Nice to know.
Widydarma
Isu lingkungan ini sebenarnya penting banget, namun entah mengapa selalu jadi isu yang tidak banyak dibicarakan publik. Semoga campaign adopsi hutan ini bisa menarik banyak perhatian dan partisipasi masyarakat yaa
Mugniar
Wah bisa dengan sepuluh ribu rupiah saja untuk ikut prigram adopsi hutan dan bisa swcara online pula? Mantap banget. BANyak yang bisa berpartisipasi dengan cara ini.
Sitatur Rohmah
Menjaga hutan bisa dilakukan dengan cara apapun asal kita nya mau. Apalagi dizaman seperti sekarang masih sedikit orang yang perduli terhadap hutan, mungkin itu dikarenakan hidup di perkotaan sehingga tidak terjun langsung untuk melihat bagaimana kondisi hutan kita sekarang, salah satunya Hutan Leuser. Seperti yang dilakukan komunitas blogger ini ya kak, yang menurutku bisa di contoh siapa aja.
renov
Betul Mbak Sita, karena jarak yang jauh memisahkan antara kota dengan hutan. Perasaan memilikinya jadi berkurang, padahal kita semua tergantung dengan hutan. Mereka juga bisa bantu menuangkan narasi seperti yang dilakukan oleh para Blogger, dengan sosial media mereka.
Hendra Suhendra
Semakin banyak yang berkontribusi untuk melestarikan lingkungan, maka semakin besar kemungkinan untuk kita sadar dan bersama-sama menjaga dan merawat lingkungan.
Dibutuhkan kolaborasi juga oleh berbagai pihak
Pingback:
Jihan
Mudah-mudahan mba ren menang nih. Detail banget, aku kemarin saking terpukaunya dengan penjelasan mba Winnie lupaa ngefotoin, huhu
Seneng banget kemarin bisa jadi bagian dari gathering online ini.
renov
Aku juga ngehnya itu pas udah di slide Jamur hahaha. Makanya yang slide Desa Ketambe di awal, diambil dari Youtube.
Doa yang sama untuk mbak Jihan juga ya. Semoga tulisannya menang, karena penyampaiannya enak dan ada puisinya segala #MataBerbinarBinar
Dian Restu Agustina
Tinggal di Sumatera Utara 5 tahun belum sempat ke Aceh Tenggara atau TN Gunung Leuser ini. Hanya pernah ke Banda Aceh sekali, karena waktu itu situasi belum seaman sekarang
Dan jadi penasaran melihat foto dan video yang ditampilkan . Juga kampanye yang sangat bagus, adopsi hutam yang kita bisa ikut suarakan. Setuju, jika semua bahau-membahu akan lestari hutan kita termasuk kawasan Leuser yang serasa hutannya Hogwarts ini
renov
Mbak Dian … udah chucho banget tuh tinggal di Sumatera Utara. Tinggal di Medan kah?
hanya 7 jam perjalanan aja dari Medan. Sementara kalau dari Aceh, malah sampai 13 jam.
Semoga bisa kesampaian kesana yaa
Ibadah Mimpi
Wahh seru banget webinarnya mbak. Keren!
Pembahasan dan pemaparan materinya membuat saya tersadar akan pentingnya hutan.
Salam hangat,
Ibadah Mimpi
renov
Makasih sudah berkunjung.
Semoga semakin banyak yang cinta hutan ya 🙂
Melina Sekarsari
Huaaa, asyik banget diajak jalan-jalan ke hutan meskipun virtual aja. Aku kangen sekali loh sama hutan. Udah lama banget nggak trekking. Menakjubkan melihat hutan di HL Leuser masih selebat itu. Semoga tetap lestari dan seterusnya menjadi tempat tinggal orangutan. Jangan sampai habitat mereka rusak.
Owh, adopsi hutan itu ternyata program untuk melestarikan hutan, ya. Bisa banget nih mengajak teman-teman di luar sana. Apalagi minimum donasinya terjangkau sekali.
renov
Iya mbak, minimum donasinya terjangkau tapi dampaknya sangat positif bagi hutan Indonesia.
Eka Rahmawati
Jadi mau ke Desa Katambe deh. Lagi kepikiran gitu, setelah Pandemi ini usai mau lebih coba ikut kegiatan yang berkaitan sama alam deh.
Program adopsi hutannya juga menarik dan minimum donasi nya sangat terjangkau
renov
Selamat planning kak
Semoga bisa terealisasi yaa 🙂
Rudi G. Aswan
Gampang banget ya Mbak buat ikut pelestarian hutan, donasi 10k lewat Adopsi Hutan pun udah positif buat dukung gerakan keren ini. Cerita Sayya Winnie asyik banget, bikin pengin ke hutan Aceh 🙂
renov
Betul kak, mudah sekali dan terjangkau.
Dimana pun juga, kita sudah bisa support program mereka.
Ella Fitria
hi mbak Renov, seneng banget bisa ikutan online gathering HII x BPN kemarin. Apalagi diajak jalan2 ke Desa Ketambe dan Hutan Leuser, duhhh nggak terasa 2 jam. Padahal biasanya webinar2 yang ku ikuti membosankan banget, tapi kemarin seru banget uy. Apalagi sharing tentang Hutan Leuser 🙂
Btw, Orangutannya gemesin bangeeet
renov
Hi Mbak Ella, makasih sudah mampir yaa.
2 jam yang menyenangkan sekali yaa mbak.Kita seakan-akan ada disana juga.
Ani Berta
Seneng banget saya kalau lihat banyak institusi mengadakan acara soal kepedulian terhadap lingkungan. Karena siapa lagi yang mau peduli kalau bukan kita sendiri? Jangan hanya mengandalkan satu pihak.
Semoga acara2 seperti ini jalan terus dan berkesinambungan. Aamiin.
Alif Kiky
Wah, hutannya masih asri ya? Harus dijaga bener nih, biar generasi selanjutnya bisa menikmati. Program adopsi hutan ini bisa bantu ya, biar hutan tetap lestari
Syaiful BS
Wah acara bagus ini kak!
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan kita yah kak, salah satunya acara ini. Semoga semakin banyak orang yang aware terhadap masalah lingkungan yah. aamiin
Iffiarahman
Jadi kepo sama acaranya dalam edukasi mengadopsi hutan 🙂 diriku yang hidup dikota belum begitu mengerti lebih detail nih tentang adopsi hutan
Devi
Saya belum pernah ke Desa Ketambe. Tapi saya pernah mengunjungi Desa Tangkahan yang juga bagian dari TN Gunung Leuser. Hutannya masih asri, pemandangan alam hutan masih alami. Apalagi ada konservasi gajahnya. Semoga ekosistem alami hutan di Taman Nasional Gunung Leuser dapat tetap terjaga. jadi pengen ke Desa Ketambe juga nih, hehe..
Ariefpokto
Bagus sekali idenya adopsi pohon di hutan. Kita bisa berkontribusi dengan mudah dan relatif murah untuk keberlangsungan hutan. Duh kalau diceritain Satya Winnie berasa diajak ikutan ke Leuser ya
Ghina
aku bacanya sampai terpukau sendiri teh. Inisiatif ini keren banget beneran. Memang nggak bisa mengandalkan pemerintah aja, kita juga perlu bergerak untuk merawat atau seenggaknya berpartisipasi lewat tulisan yang dilakukan seperti teh ren dan temen2 yang ikutan blogger gathering kemarin. Semoga hutan kita tetap terjaga yaa, hingga bisa dinikmati oleh anak cucu kita nanti hasilnya. Aamiin
maria
wah senangnya terpilih dalam 30 Blogger yang berhak mengikuti online blogger gathering
khususnya karena temanya adalah adopsi hutan
selama ini kita butuh oksigen dari hutan
tapi hutannya kiita cuekin
Samleinad
Seru banget baca cerita dan lihat foto-fotonya. Menarik ya kalo bisa trekking di hutan kayak gini. Bisa lihat pohon, sungai, satwa, dan semuanya bikin perasaan jadi tenang dan damai. Dan memang, kita sebagai blogger juga perlu ikut melestarikan hutan melalui tulisan kita
Nurhilmiyah
Saya ngeh ada Desa Ketambe dan Stasiun Penelitian Soraya di Subulussalam, Aceh, di acara online blogger gathering ini lho Mbak Ren. Padahal adik saya pernah tugas tuh di Subulussalam. Kapan2 pingin juga ah camping di Ketambe, dg pemandunya warga asli sana.
Wida
Gatheringnya bermanfaat sekali… Aku suka ceritanya tentang Leuser, jadi ngiler pengen ke sana. Apalagi liat floranya yang beragam.
Bety Kristianto
Peran blogger dewasa ini makin signifikan ya Kak. Dengan menulis dan menyehatkan semangat menjaga hutan seperti ini kita juga berkontribusi melestarikan alam. Aku sama temen-temen juga mengadopsi beberapa pohon di Sumatra. Selain untuk tribute to our late friend, juga utk mendukung pelestarian hutan. Semoga bermanfaat meski sedikit
Putri
wah menarik bgt mba, langsung ingin kontribusi utk adopsi pohon. Utk menginap di HL Leuser menarik bgt mba, itu nanti menginapnya di rumah penduduk atau camping ya mba?
renov
Nanti menginapnya camping di pinggir sungai mbak.
Ayo dicoba, jadi pengalaman yang berbeda pastinya 🙂
Nanik Nara
merchandise nya kece banget.
Kini makin mudah ya untuk berpartisipasi dalam pelestarian hutan, bahkan bisa dengan 10 ribu rupiah saja. Salut untuk penggagas ide adopsi hutan ini
ANGGA FATHURACHMAN
membaca artikel ini pikiran dan imajinasi saya seperti menjelajah hutan yang sebenarnya hahaha. thankyou mba udh ajak jalan-jalan online
Astrid Prasetya
Di pusat kota Bogor sini ada hutan kecil, namanya Kebun Raya Bogor. Masuk situ aja, ngeliat pohon-pohonnya yang besar aku sudah merasa amazed. Apalagi kalau ke hutan ‘beneran’ yang pohon-pohonnya sebesar yang ditunjukkan videonya Mbak Satya. Pasti keren banget. Webinar kemarin benar-benar membuka wawasan deh.
Liswanti
Harus ikutan nih untuk pelestarian hutan. Suka banget deh dengan programnya ini. Makasih ya mba ulasannya, mantep nih.
Shafira - ceritamamah.com
wah seneng bgt bisa kontribusi nyelamatin hutan mulai dengan uang 10.000 ya ka renov…luar biasa
Visya
Wah jadi sudah terpilih ya. Aku ikut juga lombanya tapi ngga lolos 30 besar, hehe. Tertarik dengan tema adopsi hutan karena memang kalo bukan kita siapa lagi :’)
Seru sekali gathering-nya berasa virtual tour juga, hehe.
renov
Semoga di lomba berikutnya bisa terpilih dan menang ya :).
Betul gatheringnya menyenangkan sekali, karena kita bisa diajak mengagumi kawasan hutan lindung terbesar di Indonesia yaitu Leuser.
Dedew
Keren banget ya perjuangan para aktivis melestarikan hutan, sebagai blogger kita bisa membantu tersebarnya berita positif tentang hutan ini lewat tulisan di blog ya..
Ines
Andai saja semua yang kita saksikan di layar ini bisa pakai kacamata 3D hehe ga muluk-muluk harus ke sana dah, cukup versi 3D nya aja.
renov
excellent…. good idea ini mbak.
Betul banget, kayaknya ide ini bagus buat developer game hutan, biar disambungkan dengan perangkat virtual reality.
Pringadi
Keren memang program adopsi hutan ini. Dulu di sumbawa aku sebulan sekali keluar masuk hutan nyari air terjun perawan lho
Pingback:
Pingback:
Pingback: