Adopsi Hutan Blogger Gathering, Aksi Hebat Kampanye & Narasi
Adopsi Hutan Online Blogger Gathering, Aksi Menyelamatkan Hutan lewat Kampanye dan Narasi – Menyelamatkan hutan kini bisa dilakukan dimanapun dan bahkan dengan nominal Rp 10.000,- .
Hutan Itu Indonesia di dalam rangka Hari Hutan Indonesia 2020 mengajak para Blogger untuk ikut aktif menyuarakan pentingnya hutan ini, agar dapat meningkatkan awareness atau kesadaran masyarakat, terutama masyarakat di wilayah perkotaan yang tinggal jauh dari alam dan hutan.
Program kerja sama dengan Blogger Perempuan Network ini dituangkan di dalam lomba kompetisi blog “Melestarikan Hutan Lewat Adopsi Hutan” yang digelar dari tanggal 1 – 30 Agustus 2020.
Dari lebih 200an karya yang masuk, terpilih 30 Blogger yang berhak mengikuti online blogger gathering bersama narasumber Kak Tian dari HII, Kak Irham dari Forum Konservasi Leuser dan Kak Satya Winnie seorang Influencer Blogger.
Pre-Gathering
Pagi itu di perjalanan menuju kota Frankfurt Am Main, saya menerima WA chat dari Kak Rani, HIIP yang menanyakan apakah saya menerima surel dari beliau.
Ketika saya cek, ternyata saya mendapatkan undangan untuk mengikuti Adopsi Hutan Online Blogger Gathering bersama 29 Blogger lainnya pada tanggal 2 Oktober 2020.
Sempat kaget karena tidak menyangka, saya pun membalas surelnya dengan menyatakan kesediaan saya ikut dan kesediaan untuk memperbolehkan pihak HII memajang artikel saya, jika saya menang, di dalam Pameran Virtual 360 yang akan diadakan pada tanggal 04 Oktober 2020.
Semua peserta Adopsi Hutan Online Blogger Gathering ini juga mendapatkan merchandise dari HII.
Isi merchandise berupa masker, tote bag, hand sanitizer, dan tea bag dengan design yang menarik, ramah lingkungan dan dapat dipergunakan dalam keseharian.
Melestarikan Hutan Lewat Adopsi Hutan Online Blogger Gathering
Susunan Acara Online Gathering
Apa saja keseruan di Adopsi Hutan Online Blogger Gathering ini? Seperti yang bisa dilihat di dalam susunan acara di atas, penuh dengan keseruan dan pengalaman baru.
Selain juga bertabur informasi dari para Narasumber, juga bertabur hadiah dan yang paling menarik kita juga diajak menengok daerah air teram dalam “Cerita dari Hutan” dan yang tak kalah serunya, yaitu liburan virtual ke Desa Ketambe.
Jaman pandemi kaya sekarang siapa sih yang tidak mau diajak jalan-jalan, meski virtual pun tak apa.
Cerita Dari Hutan
Di dalam tayangan video pendek kita melihat lokasi kawasan lindung Air Tenam, bincang dengan KPH Bengkulu Selatan, penduduk sekitar dan pemuka desa. Tayangan video bisa kalian lihat di menit ke-24.
“Launching pohon asuh yang digagas oleh KKI Warsi diperuntukan bagi masyarakat adat dan masyarakat lokal untuk melindungi kawasan hutan dari ancaman deforestasi” – Fredy Yusuf dari KKI Warsi
Tujuannya sendiri adalah untuk melindungi pohon tegak, agar fungsi ekologis dapat terjaga.
Hutan lindung ini sangat erat hubungannya dengan masyarakat desa, dimana mereka sangat bergantung pada pasokan air dari hutan.
Selain itu listrik yang mengaliri desa berasal dari sumber listrik mikro hidro, masyarakat juga bergantung secara ekonomi pada hutan. Mata pencaharian penduduk disini adalah bertani, dan mereka sangat mengandalkan air dari hutan. Mereka mengatakan bahwa kualitas pasokan air dari hutan menentukan hasil panen.
Dengan adanya program ini diharapkan masyarakat dapat aktif menjaga dan melindungi hutan.
Stasiun Penelitian Soraya
Kawasan Hutan Lindung Leuser adalah satu satunya hutan hujan tropis yang mempunyai 4 megafauna, yaitu Gajah, Harimau Sumatera, Badak, dan Orang Utan. Mereka hidup damai berdampingan di habitatnya.
Kak Irham dari Forum Konservasi Leuser menerangkan tentang bagaimana kegiatan di Forum Konservasi Leuser (FKL) seluas 2,6 juta ha. Kegiatan di FKL berpusat di Stasiun penelitian Soraya.
Stasiun penelitian Soraya seluas 500 ha, letaknya mengelilingi gunung Leuser. Yang menarik dari sini adalah kawasan ini terdiri dari hutan gambut, dataran rendah dan dataran tinggi.
Desa Ketambe Ecotourism
Desa Ketambe terletak di Aceh Tenggara, adalah desa ecotourism, dan merupakan pintu masuk jika ingin eksplorasi wisata di area Leuser Ekosistem.
Jika kalian melihat dari tayangan video, akan kalian lihat cerita travel dari Kak Satya di menit ke 01.01.10 dalam tayangan YouTube di atas.
Kak Satya bercerita bagaimana pengalamannya tiga kali mengunjungi Desa Ketambe ini. Bagaimana gambaran orang Aceh yang biasanya digeneralisasikan dengan kurang ramah, di Desa Ketambe akan kalian lihat berbeda. Mereka dengan aksen gayo nya sangat ramah dan selalu tersenyum.
Apa saja yang kalian dapat jika mengunjungi Desa Ketambe?
Tidak hanya melihat bagaimana kehidupan di Desa Ketambe, tetapi juga kita diajak jalan-jalan ke Leuser Ecosystem atau lebih banyak dikenal dengan Ketambe Jungle Trekking.
Kita juga bisa berendam di sumber alam air panas, dan menginap di pinggir sungai. Satu lagi yang membuat perut saya langsung keroncongan, kita juga akan disuguhi makanan Desa Ketambe. Slurpp.
Ketika kita jalan-jalan di Ketambe Jungle Trekking akan ditemani oleh guide lokal. Kak Satya merekomendasikan Bang Iz, yang selalu menemaninya setiap kali kunjungan ke Desa Ketambe.
Bang Iz mengenal banyak sekali jenis flora dan fauna di sana. Dia akan bercerita tentang keanekaragaman hayati di HL Leuser ini Di bawah ini adalah keindahan flora di HL Leuser
Di dalam hutan, kita akan melihat banyak sekali keanekaragaman flora. Dari foto di bawah ini mengingatkan kita pada Hutan Terlarang Hogwarts dalam Harry Potter. Siapa yang setuju?
Foto di atas adalah Strangler Fig, adalah pohon parasit yang hidup ratusan tahun, disebut juga Killer Tree. Ih serem ya.
Strangler Fig dalam foto ini diperkirakan berusia 200-300 meter. Selain besar, pohon ini juga tinggi. Bisa kalian lihat perbandingan antara Strangler Fig dengan Kak Satya.
Selain flora, kita juga akan bertemu dengan fauna juga. Kemungkinan kita juga bisa bertemu dengan Orang Utan . Bagi yang ingin berkunjung kesini membawa keluarga, jangan lupa ya, meski di dalam hutan kita tidak boleh berisik atau bahkan menjerit. Jeritan kita akan menakuti hewan yang ada di sana.
Foto Orang Utan yang diambil Kak Satya bagus banget ya. Ternyata ada triknya juga loh. Ketika kita mengambil foto, jangan menimbulkan suara. Dijamin bisa ngambil foto sekece ini.
Setelah puas berkeliling hutan, saatnya kita mengunjungi Sungai Alas.
Sudah puas main-main di hutan dan di sungai, kita juga akan disuguhi makanan yang dibuat oleh penduduk Desa Ketambe.
Lalu bagaimana jika kita ingin beristirahat?
Kita akan mendirikan tenda di pinggir sungai.
Coba bayangkan jika kalian berada di pinggir sungai, seperti foto di atas.
Ketika kita memejamkan mata, akan terdengar suara aliran air. Sejenak semua stress kita hilang terbawa oleh arus air.
Saya dan keluarga sudah pasti akan mengunjungi ini di jadwal kepulangan ke Indonesia, entah kapan, yang pasti sesudah pandemi Corona berakhir.
Alasannya sederhana, kami menyukai hidup bersatu dengan alam. Kebun belakang rumah bahkan mirip seperti berada di hutan. Di kebun juga ada sungai mini buatan, yang kami nyalakan sesekali jika sedang menikmati waktu di kebun. Jangan khawatir, air sungai mini diambil dari persediaan air hujan.
Siapa yang mau ikut saya ke Desa Ketambe?
Ada beberapa pilihan paket menginap disini, dari mulai Paket 2 hari 1 malam. Harga pun tergantung lama kita stay, dimulai dari Rp 700.000,-, all inklusive.
Jika ingin berkunjung kesini, masuknya lebih cepat dari Medan yaitu sekitar 7 jam perjalanan. Sementara dari Banda Aceh sekitar 13-14 jam, seperti yang disampaikan oleh Kak Satya.
Program Adopsi Hutan
Di dalam acara Adopsi Hutan Online Blogger Gathering ini, Kak Tian selaku manajer program HII menjelaskan bagaimana program Adopsi Hutan ini dibentuk.
Kak Tian mengatakan, awalnya digagas karena melihat media konvensional menyoroti permasalahan hutan lebih mengarah pada stigma negatif, seperti misalnya bencana dan sedikit yang menceritakan tentang usaha apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga hutan itu sendiri
Memang kita tidak bisa memungkiri kalau hutan di Indonesia banyak mengalami kerusakan karena ulah manusianya sendiri, yang kemudian berdampak pada terjadinya bencana karena rusaknya ekosistem.
Harapannya dengan adanya program ini, masyarakat perkotaan yang tidak tinggal di dekat hutan, tidak akan mencintai karena tidak kenal.
“Adopsi disini artinya adalah saling membantu dana donasi yang diperuntukan untuk satu kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat, penjaga hutan yang ada di wilayah tersebut”.
Dari tahun 2016 -2019, HII membentuk pengumpulan dana Adopsi Hutan sebesar Rp 640.900.000,- dalam upaya konservasi dan restorasi di 14 hutan hujan tropis bersama dengan 4 lembaga pengelolaan adopsi pohon, seperti WWF, KKI WARSI,
HII berkolaborasi bersama penjaga hutan dan mensosialisasikan aksi adopsi hutan, yang merupakan perwujudan nyata untuk melindungi hutan.
Adopsi hutan dengan fokus mengadopsi ekosistem yang ada di dalam hutan itu sendiri dan membantu perekonomian masyarakat sekitar, yang secara arif memelihara dan menjaga lingkungan di sekitar hutan.
View this post on InstagramA post shared by Hutan itu Indonesia (@hutanituid) on
Mengapa Blogger Harus Terlibat?
Bahwasanya kita harus bergerak. Dengan narasi yang kita tuangkan dalam bentuk tulisan, kita membantu di dalam aksi membangun awareness dan fokus pada solusi yang bisa kita sumbangkan untuk Hutan di Indonesia.
Ada dua hal yang ditekankan oleh para Narasumber kita hari ini,
Ikut terlibat dalam aksi aksi kecil perlindungan hutan, adopsi hutan.
Terlibat menulis cerita positif, cerita solusi dan aksi untuk inspirasi ikut melindungi.
Program Adopsi Pohon sendiri dimulai dari Rp 10.000,-. Nilai yang kecil bagi sebagian orang tetapi dapat memberikan kontribusi besar kepada Hutan Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut, kalian bisa menghubungi Tim Hutan itu Indonesia
Graha Tirtadi Unit 202
Jl. Pangeran Antasari No. 18 A
Jakarta 12410
Email: admin@hutanitu.id
Telepon: 021-75917854
IG: hutanituid
Kata penutup dari saya,
Let focus ourselves on the effort of doing what we can do to improve our lives and the world around us, including forests.