Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021
” When the last tree has been cut down, the last river poisoned, the last fish caught, only then will we realize that one cannot eat money“
Pepatah di atas sangat terasa relevan di jaman sekarang. Manusia menebang pohon, menyebabkan hewan tersingkir dari habitatnya.
Hutan hujan tropis hanya mengisi 7% dari luas permukaan bumi, tapi merupakan tempat tinggal lebih dari separuh jenis mahluk hidup di seluruh dunia. Tapi, hutan terus dirusak dan setiap harinya lebih dari 40-140 jenis mahluk hidup mengalami kepunahan. Bahkan ilmuwan memperkirakan jika setiap tahun terus terjadi kebakaran di hutan Amazon, 15 tahun lagi akan berubah menjadi savana.
Kalau penebangan dan kebakaran hutan terus menerus kita biarkan, dalam 30 tahun kedepan, 25% dari seluruh mahluk hidup akan menghadapi ancaman kepunahan yang serius.
Belum lagi dampak yang disebabkan pandemi dari virus yang berasal dari binatang, juga bisa mengurangi populasi manusia secara signifikan.
Masa depan kedokteran juga terancam karena hampir 80% obat-obatan yang dipakai bahannya berasal dari tumbuhan.
Kita tidak bisa tinggal diam melihat lingkungan hancur. Kita harus melakukan sesuatu demi bumi, dan demi kelangsungan mahluk hidup yang ada di dalamnya.
Kita bisa menanam bunga atau pohon, tidak sembarangan membunuh laba-laba atau lebah, tidak mendukung usaha perusahaan yang melakukan pelanggaran lingkungan hidup (jadilah konsumen yang bijak, jangan beli produknya).
Selain itu tidak mengkonsumsi daging hewan liar, tidak membeli gading gajah dan produk dari kulit hewan, tidak memelihara hewan eksotis, dan jangan menerbangkan balon sembarangan.
Trend pernikahan sekarang biasanya dengan melepaskan balon gas. Yang kita tidak sadari adalah ketika balon naok ke langit dan kehabisan gas, akan jatuh ke laut atau gunung. Itu berpotensi dimakan oleh binatang laut atau yang di gunung dan bisa membunuh mereka.
Buat para pendaki gunung, jangan membuang sampah sembarangan di hutan, bantu para hewan dengan memunguti sampah yang dibuang orang lain.
Nah kira-kira cara apalagi yang bisa membantu menyelamatkan lingkungan hidup? Tulis di kolom komentar ya…
Stay safe …xoxo
Keterangan:
Auriga adalah lembaga swadaya yang bergerak dalam upaya melestarikan sumber daya alam Indonesia dan lingkungan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Yayasan ASRI atau Alam Sehat Lestari adalah organisasi nirlaba dengan fokus kerja melakukan reforestasi dan upaya-upaya konservasi lain serta menyediakan layanan kesehatan dan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat di sekitar Taman Nasional agar tetap menjaga kelestarian hutan hujan tropis
18 Comments
Wahid Priyono
Yups, saya setuju kerusakan ekosistem alami ini memang akibat ulah tangan manusia itu sendiri seperti kebakaran dan deforestasi, perburuan liar. Satwa2 liar diusir dari habitat asli mereka, dan pada akhirnya terjadinya zoonosis ini yang bermutasi ke manusia, seperti COVID-19.
Ya kita hanya bisa berdoa dan semoga oksigen di bumi masih cukup tersuplai baik. Karena oksigen juga adalah nikmat yang sangat luar biasa…
Iim Rohimah
Sebuah gerakan yang keren Mbak. Mengingat kesadaran melestarikan hutan masih minim. Padahal dampaknya sangat besar bagi lingkungan dan masa depan bumi.
Arai Amelya
Btw, aku baru tahu kalau pangolin itu trenggiling ya kak? Di daerahku disebutnya gitu mkwkwkw. Dan sepakat sih, deforestrasi yang mayoritas disebabkan oleh Karhutla menjadi penyebab hewan-hewan liar pergi dari habitat asli dan berjumpa manusia. Ngerinya kalau mereka bawa patogen mematikan, nggak hewan sih virus outbreak bakal terjadi huhu. Jadi makin semangat buat edukasi temen2 untuk peduli sama lingkungan supaya di masa depan gada pandemi karena virus zoonosis
Erly Damayanti
Serem banget ya dampaknya kebakaran hutan kemana-mana, batu tahu kalo covid awal mula dari trenggiling.
Pemulihan juga memerlukan proses yang panjang namun beberapa orang menganggap remeh sebab biaya pembukaan lahan dengan proses ini memang butuh biaya rendah namun tidak memperhatikan efeknya.
Bayu Fitri
Seperinya masala karhutla ini masalah berulang ya tiap tahun. Alasannya pasti saling menyalahkan . semoga dengan adanya pandemi kegiatan bakar hutan jadi reda deh
Wiwin | pratiwanggini.net
Kita, masyarat pada umumnya, saya rasa sudah melakukan hal-hal sederhana yang bisa mengurangi dampak lingkungan. Tapi bagaimana dengan manusia-manusia serakah di luar sana? Bagaimana pula penegakan hukum dilakukan. Jujur, saya sendiri miris saat membaca berita-berita seputar itu.
Talitha
MasyaAllah, ternyata kalau kita menjaga keberadaan hutan dan lahan, kita bisa mencegah terjadinya pandemi, karena habitat makhluk hidup yang tetap terjaga dengan baik akan membuat lingkungan hidup di sekitarnya sehat. Terima kasih kakak tulisannya keren
Supadilah
Besar juga kerugian yang dialami Indonesia akibat kebakaran lahan. Angka 72, 95 milyar tidak kecil. Semoga makin banyak yang sadar kerugian ini.
Susindra
Banyak sekali informasi yang saya dapatkan dari artikel ini. Sangat lengkap. Satu sisi sangat menarik, di sisi lain menimbulkan kewaspadaan. Jangan-jangan di tubuh kita sudah ada protein-protein asing yang siap break out kapan saja…
Dan ini agak menjelaskan mengapa varian Covid berkembang terus.
Nanik Nara
PR besar memang antisipasi dan penanganan kebakaran hutan ini ya mbak. Terutama dari sisi penegakan hukum. Walau sudah terbukti melakukan pelanggaran dengan sengaja membakar hutan tapi “oknum” nya tetap bisa lolos dari jerat hukum
Mutia Ramadhani
Karhutla di Indonesia itu udah kayak peristiwa nasional yang selalu punya kalender khusus setiap tahunnya dan mayoritas itu DISENGAJA oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Betul data yg disajikan di atas. Kalo diklaim faktor alam, harusnya pengaruhnya kecil saja, gak semasif yang sekarang. Kawasan hutan yg seharusnya tidak terjadi kebakaran hutan, lah kok tetap terbakar. Itu kan artinya disengaja ya. Kita yg masih waras, yg masih punya hati dan kesadaran tinggi akan pentingnya menjaga hutan, yuk gerak bersama melakukan apa yang bisa kita lakukan, sembari mengajak lebih banyak orang untuk melakukan gerakan bersama.
Waode_1453
Sedih banget kalau lihat hutan-hutan yang ditebang. Apalgi kalau itu di pegunungan yang pada akhirnya sangat berpotensi longsor.
Keserakahan manusia pada akhirnya membunuh manusia itu sendiri. Semoga gathering-gathering semacam ini semakin digalakkan. Butuh kesadaran semua pihak untuk berubah. Pemerintah harus tegas dalam memberlakukan aturan bagi para perambah hutan.
Ngopi Santai
bagaimanapun yang namanya hutan dan kelestarian lingkungan di sekitar kita harus benar-benar dijaga. Kebakaran hutan sangat merugikan, selain dari sisi ekonomi juga dari sisi kesehatan
Akarui Cha
Alasan kebakaran hutan seringnya menyalahkan el nino, padahal ulah manusia. Nggak musim kemarau pun, hutan akan terbakar.
Serem ya manusia.
Belum lagi soal zoonosis yang diduga memunculkan pandemi di sama ini. Duh duh, entah kapan manusia akan sadar.
Semoga apa apa yang digerakkan oleh Eco Blogger Squad membuat banyak masyarakat sadar akan pentingnya menghentikan deforestasi.
Jihan Fauziah
Moratorium hutan gambut aku oernah bahas di kompasiana 2012 lalu. Memang kebakaran hutan ini gag boleh kita sepelekan dmapaknya luar biasa nggak cuma masyarakat lokal aja tapi juga negara bahkan negara lain juga.
Pingback:
Pingback:
Pingback: