midnight library
Reviews

Quotes Novel Midnight Library yang Membuatmu Bersyukur (2020)

midnight library

Midnight Library karya Matt Haig adalah salah satu novel pilihan dalam Reading List saya di bulan Juli lalu waktu ikutan lomba Sahabat Tanpa Batas dari Gramedia Digital.

Meskipun Midnight Library tahun lalu banyak diperbincangkan, saya tidak mempunyai ekspektasi apa-apa akan novel ini. Tidak juga saya tergerak untuk sebelumnya membaca resensi yang lain. Yang biasanya saya lakukan ini setelah saya menuliskan review sebuah buku.

 

Sehingga ketika di akhir membaca, saya menemukan novel ini menarik dan berbicara tentang isu-isu kesehatan mental–saya tidak menunda lama untuk membuat summary dan review novel serta kumpulan quotesnya.

Selamat menyimak.

Quotes Novel Midnight Library, Matt Haig (2020)

1.

Aku takkan pernah bisa menjadi semua orang yang kuinginkan dan menjalani semua kehidupan yang kuinginkan. Aku takkan pernah bisa melatih diriku dengan semua keahlian yang kuinginkan. Apa yang kuinginkan? Aku ingin hidup dan merasakan semua gradasi, warna, dan variasi pengalaman mental dan fisik yang dimungkinkan dalam hidupku (Sylvia Plath)

 

2.

Seni berenang — sama seperti seni lainnya — adalah tentang kemurnian. Semakin kau terfokus pada aktivitas itu, semakin kau tidak berfokus pada hal lainnya. Bisa dibilang kau berhenti menjadi dirimu sendiri, dan menjadi hal yang tengah kau lakukan.”

3. 

“Benteng adalah biji catur yang kau pikir tidak perlu kau waspadai. Jalannya lurus. Kau menjaga matamu ke menteri, kuda, dan gajah, karena mereka lah yang culas. Tapi sering kali malah benteng yang membuatmu mati langkah. Jalan lurus tidak pernah betul-betul seperti kelihatannya.” (Mrs. Elm)

4.

“Orang-orang yang memiliki stamina tidak tercipta berbeda dari orang lain. Satu-satunya perbedaan adalah mereka memiliki tujuan yang jelas dalam pikiran mereka, dan tekad untuk mencapainya.”

5.

“Stamina sangatlah esensial untuk tetap terfokus di dalam hidup yang dipenuhi pengalih perhatian.”

6.

“Stamina adalah kemampuan untuk bertahan pada suatu tugas ketika tubuh dan pikiranmu sudah mencapai batasnya, kemampuan untuk menjaga kepalamu tetap menunduk, berenang di lintasanmu, tanpa menengok kiri-kanan, mengkhawatirkan siapa yang mungkin menyusulmu…”

7.

“Kalau kau menargetkan menjadi sesuatu yang bukan dirimu, kau akan selalu gagal. Selalu buat target untuk menjadi dirimu sendiri. Targetkan diri untuk tampil, bertindak, dan berpikir seperti dirimu sendiri. Targetkan diri menjadi versi paling sejati dari dirimu. Rangkul ke-kau-an itu. Sokong dia. Cintai dia. Bekerja keraslah dalam hal itu. Jangan sekali-kali menghiraukan orang-orang yang mengejek atau mengolok-ngoloknya. Sebagian besar gosip merupakan keirian yang disamarkan. Tetap jaga kepalamu menunduk. Pertahankan staminamu. Teruslah berenang …”

8.

“Hidup itu aneh. Bagaimana kita menjalani semuanya sekaligus. Dalam satu garis lurus. Tapi sebetulnya itu bukan gambaran utuhnya. Karena hidup bukan sekedar terbuat dari hal-hal yang kita lakukan, melainkan juga hal-hal yang tidak kita lakukan. Dan setiap momen dalam hidup kita itu .. agak mengubah.” (TED Talk Nora Seed dalam hidupnya sebagai Juara Olimpiade dan Motivator)

9.

“Satu-satunya cara untuk belajar adalah dengan hidup” (TED Talk Nora Seed)

10.

Masalahnya adalah apa yang kita anggap sebagai rute paling sukses untuk kita ambil ternyata salah. Karena sering kali anggapan kita mengenai kesuksesan merupakan konsep omong kosong eksternal tentang prestasi, medali Olimpiade, suami ideal, gaji tinggi. Kita semua memiliki semua ukuran ini, yang kita coba dan kita capai. Padahal kesuksesan sebenarnya adalah sesuatu yang tidak bisa kita ukur, dan hidup bukanlah perlombaan yang bisa kita menangi.”

11.

Semakin banyak orang terhubung di media sosial, masyarakat akan semakin kesepian. Itulah sebabnya zaman sekarang semua orang saling membenci. Karena mereka kewalahan dengan teman yang bukan teman.

12.

Pernah mendengar tentang angka Dunbar? Seorang pria di Universitas Oxford bernama Roger Dunbar menemukan bahwa manusia terprogram untuk mengenal hanya 150 orang, karena itulah rata-rata jumlah komunitas pemburu pengumpul makanan. Itulah sebabnya ketika kita berselancar di media sosial seperti Instagram contohnya, otak akan merasa lelah dan takkan tahan.

13.

Mungkin bahkan kehidupan-kehidupan yang paling kelihatan intens sempurna atau yang paling layak dijalani pun pada akhirnya akan terasa sama. Berekar-ekar kekecewaan, kemonotonan, sakit hati dan persaingan tapi dengan kilasan keajaiban dan keindahan. 

14.

Mungkin bukan kurangnya pencapaian yang membuat seseorang tidak bahagia, mungkin ekspektasi untuk meraih pencapaian itulah yang pertama-tama membuat tidak bahagia.

15.

Dalam catur, sama seperti dalam kehidupan, kemungkinan merupakan dasar dari segalanya. Setiap harapan, setiap mimpi, setiap penyesalan, setiap momen kehidupan.

16.

Jangan pernah meremehkan arti penting dari hal-hal kecil (Mrs. Elm)

17.

Waktu kau mencemaskan hal-hal yang tidak kauketahui, seperti masa depan, sangatlah bagus untuk mengingatkan dirimu sendiri tentang hal-hal yang kau tahu.

18.

Yang penting bukanlah apa yang kaupandang, melainkan apa yang kau lihat (Thoreau)

19.

Kau bisa bersikap sejujur mungkin dalam hidup, tapi orang-orang hanya melihat kebenaran kalau kebenaran itu cukup dekat dengan realitas mereka.

20.

 

Di antara hidup dan mati terdapat sebuah perpustakaan,” katanya. “Dan di dalam perpustakaan itu, rak-raknya berjejer tak berujung. Tiap-tiap buku menyediakan satu kesempatan untuk mencoba kehidupan lain yang bisa kujalani. Untuk melihat apa yang terjadi kalau kau mengambil keputusan-keputusan berbeda … Apakah kau akan melakukan apa pun secara berbeda, kalau kau mendapat kesempatan untuk membatalkan penyesalan-penyesalan itu”

 

 

Mengapa Saya Menyukai Midnight Library, Matt Haig?

Midnight Library adalah salah satu novel tentang kesehatan mental yang layak untuk dimasukan ke dalam List To Be Read (TBR). 

Kenapa begitu? 

Padahal banyak banget novel di luaran sana yang mengangkat tema yang serupa.

Menurut pandangan pribadi saya, novel Matt Haig satu ini berbicara dengan realita yang dekat dengan keseharian. 

Tentang kita yang larut bergumul dengan kesedihan dan masalah, sehingga lupa untuk bersyukur kalau kita masih hidup. Bahkan mungkin ada yang terpikir untuk mengakhiri hidup karena merasa terlalu berat diri ini menanggung semua beban. Walaupun sebenarnya kita menyadari, yang ingin kita akhiri adalah penderitaannya bukan hidupnya.

Tentang kita yang senang berandai-andai. Ah, andai aku memilih profesi A mungkin akan seperti ini. Andai aku memutuskan untuk berani mengambil pilihan C, mungkin aku sudah sesukses temanku. Andai aku menikah dengan D, mungkin akan lebih bahagia. Dan banyak andai-andai yang lain yang menahan diri kita untuk menciptakan kesuksesan diri versi kita sekarang.

Tentang kita yang mungkin takut untuk menjadi bahagia. Dengan mengukur diri lebih rendah dari kemampuan sebenarnya. Atau mungkin juga takut untuk memilih pilihan yang lebih baik karena ketidakpercayaan diri. 

Tentang kita yang berkubang di masa lalu. Kita yang selalu melihat kesuksesan atau cerita manis jaman dulu, ketimbang menjadikan sekarang sebagai modal kesuksesan yang baru. 

Tentang kita yang lupa mencintai diri sendiri. Lupa kalau kita bisa mewujudkan apa saja yang kita inginkan, asalkan kita bersungguh-sungguh dan mau tekun serta bekerja keras. Lupa kalau diri kita berhak dimaafkan atas kesalahan yang diperbuat di masa lalu. 

Seperti genrenya yaitu fiksi fantasi, Novel Midnight Library karya Matt Haig memuat kisah yang tidak masuk di akal dan tidak mungkin terjadi seperti misalnya menjalani berbagai macam kehidupan dari The Road Not Taken versi kita, pilihan yang kita simpan untuk esok hari atau mungkin tidak kita pilih.

Di dalam novel ini versi kita punya jodoh, tanggal serta cara kematian yang berbeda-beda. jadi jangan menyangkutpautkannya dengan agama, karena sekali lagi ini hanya fiksi fantasi. 

Jika kamu menemukan cara mewujudkan impianmu di akhir novel, SELAMAT!. Jangan tunggu apa lagi. Hadapi rasa takut itu dan Jalani Hidup dengan Menjadi Hidup.

Saya sendiri mau memulainya dengan mulai mempraktikkan workbook Think and Grow Rich. Selain itu, jika selama tahun ini saya belajar meningkatkan kemampuan membaca, tahun depan saya ingin belajar bermain piano. Mungkin salah satunya untuk menghapus bayang-bayang piano di rumah orang tua yang terbengkalai tidak dipergunakan.

 

Mau tahu lebih banyak tentang novel ini?

Sebagai seseorang yang dulu menyukai buku Pilih Sendiri Petualanganmu, satu hal yang menarik lainnya dari novel setebal 368 halaman adalah kamu dibawa ke dalam karakter yang punya kemungkinan menjadi apa pun yang diinginkannya.

Untuk summary dan review lengkap novel Midnight Library bisa kamu baca di sini.

Stay safe … xoxo

 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *