Setahun yang lalu aku tak menyadari,
jika sebuah pertemuan bisa menjadi sangat berarti.
Setahun kemudian aku baru mengerti,
jika yang ini tak akan pernah kembali
Tawa , canda, bermain bersama,
Seolah kini tak ada di dunia nyata.
Kau berkata, “Tak apa, hiduplah bersamaku.”
“Sementara?” tanyaku.
Kau tersenyum, “Selamanya.”
“Aku bisa gila,” racauku
“Atau kau bisa pergi denganku,
… untuk selamanya.” Katamu.
Aku terdiam.
Membayangkan pergi, aku sedih.
Membayangkan tinggal, aku resah.
Setahun yang lalu aku tak menyadari,
jika sebuah perpisahan bisa menjadi sangat berarti.
Setahun kemudian aku baru mengerti,
jika yang ini tak akan pernah kembali
3 Comments
Ghina
aku kira sudah ada videonyaa teh,, terjebaaak deh. haha
puisinya puitis sekali lho ini, meski baru bikin lagi. kayaknya emang bakat teh ren dalam dunia kepenulisan harus dibukukan nih..hihi
renov
hehehe makanya aku tulis di artikelnya, buat puisinya aja dulu.
Nunggu jadi videonya malah ntah kapan kepostingnnya karena videonya on progress
Pingback: