Bunyi kembang api itu sudah mulai terdengar dari pukul 23:30 dan berakhir pada pukul 01:00 CET. Di dalam rumah saya bisa melihat kembang api yang membumbung tinggi ke udara di tengah gelap dan dinginnya malam di musim dingin ini.
Kami sendiri tidak merayakan pergantian tahun ini. Suami terhanyut dengan game Dungeon Dragonnya sementara saya menonton film Babadook. Hmmm … Ada yang pernah menonton film ini?
Saya yang penakut memang menyukai film horror. Walau bayangan yang menakutkan itu terkadang sulit dilupakan namun saya tidak bosan untuk mencari film lain dengan genre yang sama.
Reaksi saya ketika menonton biasanya sama, jantung berdebar, perasaan tidak nyaman, kecemasan muncul dan terkadang menimbulkan emosi yang berlebihan.
Menurut sebuah study yang meneliti mengapa orang menyukai film horror menyatakan kalau reaksi kita ketika menonton film bergenre ini cenderung konsisten. Itu juga yang saya rasakan, reaksi saya tidak berbeda antara satu dengan lainnya, seperti misalnya di satu film merasa ada kepuasaan dan di film lain merasa ketakutan.
Kembali lagi ke film Babadook, di penghujung film, saya tersadar akan suatu hal kalau Babadook ini adalah representasi dari trauma kita atau peristiwa yang menyebabkan kita menjadi depresi, sedih, ketakutan dan ketidakmampuan kita menghadapi kenyataan.
Jika saya jujur pada diri sendiri, di beberapa tahun terakhir ini saya banyak terjebak dalam ketakutan sendiri dan rasa khawatir yang banyaknya tidak beralasan. Biasanya ketakutan itu saya tuliskan ke dalam bentuk to-do list, agar bisa mengeliminasi apa yang saya takutkan.
Misalnya saya ketakutan akan ujian presentasi, maka yang saya lakukan adalah menuliskan to-do list untuk mempersiapkan bahan presentasi dan latihan.
Sayangnya satu tahun terakhir, saya menjadikan to-do list ini tidak berarti, dan saya tetap lari dalam ketakutan.
Seusai film diputar, saya membuka buku catatan saya. Setidaknya sampai bulan Februari sudah terisi to-do list yang ingin saya kerjakan. Namun ada yang “missing” di sini, saya tidak menuliskan apa pun harapan tahun baru dan to-do list ketakutan saya itu.
34 Comments
Dodo Nugraha
Semoga 2021 menjadi lebih baik. Bisa buat ini, buat itu. Ke sana dan ke situ. Dan target target kita tercapai yaa, mbak..
Aisyah Dian
Saya sudah nonton film Babadok mbak, kebetulan suami sukanya film horor gitu, nyebelin sih tapi seru (nah lho gimana maunya)
Tetep semangat mbak Renov 2021 kita harus jadi the winner dalam hidup kita sendiri, apapun kalau demi kebaikan kita lakukan saja hehehe
Yoha
Bener juga, ya? Aku pun termasuk yang seneng making excuse dengan alasan macam2. Tahun ini aku berharap bisa lebih bertanggungjawab pada diri sendiri. Juga lebih cinta pada diri sendiri🤗
Mayuf
Selalu tetap berharap walau kenyataan berbeda saat menjawab hiya wkwk
Fatimah
Terkadang kita emang selalu sering suka mencari alasan ya. Dan akhirnya resolusi resolusi yang sudah dilakukan malah gak dilakukan. Semoga tahun ini banyak resolusi yang bisa dicapai.
fanny_dcatqueen
THN ini aku masih bikin target resolusi tapiiiii, ga terlalu banyak dan tinggi seperti THN lalu mba. Aku memang optimis 2021 bakal jd tahun pemulihan. Tp rasanya ga langsung selesai juga. Pasti butuh waktu. Makanya utk antisipasi itu, aku hanya bikin target setengah dr biasanya. Kalo seandainya ternyata over achieved, ya bagus. Tapi kalo ga, at least aku ga akan terlalu kecewa :).
renov
Tahun 2020 semua di luar rencana banget ya? Tripmu juga banyak dibatalkan kan.
Semoga 2021 ini berjalan lebih baik ya dan bisa tercapai target yang ingin kita capai.. Aamiin.
Pingback:
Wahid Priyono
iya pastinya kita harus punya resolusi ya, tapi resolusi setelah tahun baru ini jadi tidak muluk-muluk,,,jalani aja dah.
Sulis
Benar sekali ini mbak, saya termasuk salah satu orangnya hehe…setelah baca artikel ini saya jadi tersadar bahwa harus segera mengakhiri hal tidak baik tersebut. Saya harus berhenti mencari alasan demi mencapai kesuksesan. Semoga tahun ini saya bisa lebih baik dari tahun sebelumnya
Wahid Priyono
Kalo aku tipe yang mana eaaa… kak? namun, di tahun 2021 ini ada harapan baru yang saya coret2 untuk dijadikan target positif agar semakin lebih baik tahun ini. Makasih infonya kak 🙂
Anotherorion
Stop making an excuse duh ak banget ni kadang masih suka cari pembenaran dari kemalasanku #eh
Dyah ummu AuRa
Semoga di tahun 2021 kita semakin sukses y mbak. Walaupun aku mungkin termasuk tipe yang suka mencari alasan. Tapi bukan untuk menyalakan orang lain. tapi lebih ke diri sendiri.
ILa aswil
Hahaha kayaknya di atas ada tipe saya deh. Tapi semoga di Tahun baru ini saya bisa lebih baik lagi. Aamiin
Iim Rohimah
Ternyata sikap mencari alasan ni banyak sekali jenisnya atau kriterianya. Saya mungkin punya salah satu atau dua kebiasaan di atas. Hmmm… tahun 2021 harus lebih baik lagi nih. ..
Mutia Ramadhani
Saya pernah bertemu dengan kedelapan tipe orang yang mba tuliskan di atas. Kekeke. Sometime saya pun mungkin pernah menjadi satu dari delapan orang tersebut. Semoga tahun baru ini kita semakin memperbaiki diri menjadi sosok lebih baik lagi ya mba.
Laily Masruro Octavia
Tiap tahun emang kudu bikin progreess tahunan kak itu perlu biar kita bisa berkembang. Aku nggak mau ah jadi orang dengan tipe nggk peduli
Jihan
Wkwkwkw penuh alasan emang yaah. Setuju kak renn haha. Mau kasih tahu aku tipe yg mana, eh nggajadi dibatin aja dan segera diperbaiki 😙😙
Tami
Kemarin saya baru sadar, saya termasuk org yang suka mencari2 alasan. Padahal alasan tersebut sebenarnya saya cari untuk menutupi rasa takut, cemas, tidak percaya diri hingga perasaan kurang nyaman. Merasa beruntung sih pernah melalui masa2 sulit dan melampiaskannya lewat tulisan shg kita bisa bercermin. ❤
Nanik Nara
Disini kembang apinya malah malam tanggal 2 dan 3 mbak. Jedar jedor bikin saya terbangun dari tidur dan kaget.
Penakut tapi suka nonton film horor? Jadi pengen tahu gimana triknya untuk mengatasi rasa takutnya
Lisa
Harapan tahun baru saya, salah satunya mulai hidup sehat. Gegara kerjaan jadi sulit melakukan hal ini.
Indri Ariadna
Excuse membuat kita jalan ditempat alias gak maju-maju. Alasan yang sebenarny amerugikan diri sendiri ya. Semoga di tahun ini semua rencana dan plan berjalan lancar ya mba, amin.
Nurhilmiyah
Mbak Ren.. sayang akutuh kok kurang klik ya ama film bergenre horor. Sukanya yang bikin ketawa melulu… ada analisisnya gak tuh kl orang yang suka rom-com atau komedi romantis. Btw well noted ya 8 tipe orang yang suka cari alasan menurut Zander ini. Apalagi yang genetik tuh duh mestinya sebagai generasi muda udah bs mikir kl gak semua kebiasaan dari ortu bs dilanjutkan ya hehe
renov
Ntar coba saya cariin studynya supaya kuat mbak. Will let you know 🙂
supadilah
Wah, bisa ya orang pencari alasan karena faktor genetik. hehe.. ya, orang seperti ini memang tak mau maju. hanya mau enaknya saja. semoga terhindar dari sifat ini. sukses ya kak…
Bang Doel
Semoga di tahun 2021 ini dijauhkan dari tipe-tipe sifat semacam itu ya, dan yang penting juga dijauhkan dari orang-orang yang punya tipe sfita seperti itu dan sifat buruk lainnya. Biar sepanjang tahun positif terus, dan negatif terus corona-nya.
Pingback:
Pingback:
Arai Amelya
Kak Ren, BABADOOK adalah salah satu film horor favoritku. Selain nama tokohnya sama kayak namaku, film ini memang ngajarin pentingnya berdamai dengan masa lalu. Bukan horor setan, tapi horor psikologis.
Kalau bicara soal alasan, aku kayaknya tipe pasif dan pura-pura nggak peduli deh haha, payah ya? Semoga di tahun 2021 ini, semua hal bisa jadi lebih baik dan nggak alesan-alesan lagi
Pingback:
Eka artjoka
semoga semua harapan dan fokus dan target yang tertunda bisa dilaksanakan dan terealisasi tahun ini ya. semoga lancar. semangat!!!
Muhammad Nur Ardi Handayat
Wah baru tau banyak tipe tipe manusia dalam menghadapi tahun baru. Harapanku ke depannya sih kak bisa terus berkarya 😀
Alma Wahdie
Aku bacanya sambil manggut-manggut sendiri nih.bener banget soal 8 tipe alasan itu. Kalo dipikir-pikir, ada aja memang suatu momen yang membuat kita mencari alasan. Tulisan kakak ini jadi salah satj motivasiku juga akhirnya. Well, mulai sekarang kayanya harus mulai mengenali excuses yang sering muncul dan menguranginya minimal kalo belum bisa meniadakannya. Semangat!
Pingback: