Review Buku Berani Tidak Disukai yang Membawa Perubahan Hidup(2019)
Buku Berani Tidak Disukai yang Membawa Perubahan Hidup. Setahun yang lalu, pertama kali saya membaca buku ini. Sangat membekas, sehingga saya senang mengulangi membaca sesudah itu.
Buku Berani Tidak Disukai adalah salah satu buku terbaik yang pernah saya baca, karena membawa perubahan hidup yang signifikan untuk saya.
Buku Berani Tidak Disukai adalah merupakan gabungan antara psikologi (teori psikoloh Adler) dan filosofi yang mengatakan kalau kebahagiaan ada sepenuhnya di tangan kita dan tidak ada hubungannya dengan trauma masa lalu.
Materi yang cukup berat ini disajikan dengan bentuk seperti alur percakapan yang ringan antara seorang filsuf dan pemuda yang datang menemuinya dengan banyak pertanyaan tentang persoalan hidup.
Kebanyakan dari pertanyaan pemuda ini juga sama dengan apa yang kita tanyakan, sehingga membuat buku Berani Tidak Disukai tampak relevan dengan permasalahan yang kita alami.
Berani Tidak Disukai
Judul Buku: The Courage to be Disliked / Berani Tidak Disukai
Pengarang: Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 323 halaman.
Pokok Bahasan: Bagaimana kita bisa hidup tanpa merasa cemas dengan pendapat orang lain karena kita dapat mencintai dan menerima diri kita.
Alasan membaca buku ini: Saya mencari motivasi untuk memperbaiki hubungan dengan diri sendiri.
Blurb
Klik di bawah ini untuk melihat blurb.
Berani Tidak Disukai, yang sudah terjual lebih dari 3,5 juta eksemplar mengungkapkan rahasia mengeluarkan kekuatan terpendam yang memungkinkan Anda meraih kebahagiaan yang hakiki dan menjadi sosok yang Anda idam-idamkan.
Apakah kebahagiaan adalah sesuatu yang Anda pilih?
Berani Tidak Disukai menyajikan jawabannya secara sederhana dan langsung. Berdasarkan teori Alfred Adler, salah satu dari tiga psikolog terkemuka abada kesembilan belas selain Freud dan Jung, buku ini mengikuti percakapan yang menggugah antara filsuf dan seorang pemuda. Dalam lima percakapan yang terjalin, sang filsuf membantu muridnya memahami bagaimana masing-masing dari kita mampu menentukan arah hidup kita, bebas dari belenggu trauma masa lalu dan beban ekspektasi orang lain.
Buku yang kaya kebijaksanaan ini akan memandu Anda memahami konsep memaafkan diri sendiri , mencintai diri, dan menyingkirkan hal-hal yang tidak penting dari pikiran. Cara pikir yang membebaskan ini memungkinkan Anda membangun keberanian untuk mengubah dan mengabaikan batasan yang mungkin Anda berlakukan bagi diri Anda.
Daftar Isi
Klik di bawah ini untuk melihat daftar isi dari buku Berani Tidak Disukai, karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga.
Saya memang selalu memasukan daftar isi setiap membuat resume untuk meningkatkan kemampuan membaca termasuk mengingat isi buku.
Pendahuluan
MALAM PERTAMA
Menyangkal keberadaan trauma
“Raksasa Ketiga” yang Tak Dikenal
Mengapa Manusia Bisa Berubah
Trauma Itu Tidak Ada
Manusia Menciptakan Amarah
Cara untuk Hidup Tanpa Dikendalikan Masa Lalu
Socrates dan Adler
Apakah Kau Puas dengan Apa Adanya Dirimu
Ketidakbahagiaan Adalah Sesuatu yang Kau Pilih untuk Dirimu Sendiri
Manusia Selalu Memilih untuk Tidak Berubah
Hidupmu Diputuskan di Sini, Saat Ini
MALAM KEDUA
Semua persoalan adalah tentang hubungan interpersonal
Kenapa Engkau Membenci Dirimu Sendiri
Semua Persoalan Adalah tentang Hubungan Interpersonal
Perasaan Inferior Adalah Asumsi yang Subjektif
Kompleks Inferioritas Hanyalah Alasan
Pembual Memiliki Perasaan Inferior
Hidup Bukanlah Persaingan
Hanya Kaulah yang Mencemaskan Penampilanmu
Dari Perebutan Kekuasaan Hingga Balas Dendam
Mengakui Kesalahan Bukan Berarti Kalah
Membereskan Tugas-Tugas yang Mengadang Hidup Kita
Benang Merah dan Rantai yang Kaku
Jangan Tertipu oleh “Dusta Kehidupan”
Dari Psikologi Kepemilikan Hingga Psikologi Praktik
MALAM KETIGA
Menyisihkan tugas-tugas orang lain
Menyangkal Hasrat untuk Diakui
Jangan Hidup demi Memenuhi Ekspektasi Orang Lain
Cara Membagi Tugas
Menyisihkan Tugas Orang Lain
Cara Mengesampingkan Masalah dalam Hubungan Interpersonal
Memotong Simpul Gordia
Hasrat untuk Diakui Membuatmu Terbelenggu
Seperti Apakah Kebebasan Sejati Itu?
Kau Memegang Kartu Penting dalam Hubungan Interpersonal
MALAM KEEMPAT
Dimanakah pusat dunia ini
Psikolog Individual dan Holisme
Tujuan dan Hubungan Interpersonal
Mengapa Hanya Aku yang Tertarik pada Diriku Sendiri?
Kau Bukanlah Pusat Dunia Ini
Mendengar Suara dari Komunitas yang Lebih Besar
Jangan Menegur atau Memuji
Pendekatan yang Memberi Semangat
Bagaimana Cara Merasakan Bahwa Engkau Berarti
Hadir di Sini Saat Ini
Manusia Tidak Bisa Memanfaatkan Dirinya dengan Benar
MALAM KELIMA
Hidup dengan sungguh-sungguh di sini pada saat ini
Kesadaran Diri yang Berlebihan Akan Melumpuhkan Diri Sendiri
Bukan Penegasan Diri, tapi Penerimaan Diri
Perbedaan Antara Yakin dan Percaya
Esensi dari Bekerja Adalah Berkontribusi bagi Kepentingan Umum
Anak Muda yang Berjalan di Depan Orangtua
Gila Kerja Adalah Dusta Kehidupan
Engkau Bisa Berbahagia Sekarang
Dua Jalan yang Dilewati oleh Mereka yang Ingin Menjadi “Spesial”
Keberanian untuk Menjadi Normal
Hidup Adalah Rangkaian Momen
Hiduplah Seperti Sedang Menari
Bersinarlah di Sini pada Saat Ini
Dusta Kehidupan Terbesar
Memberi Makna pada Hidup yang Terlihat Sia-Sia
Review Buku Berani Tidak Disukai
Seorang pemuda yang tengah mengalami permasalahan hidup datang mengunjungi seorang filsuf. Filsuf itu memintanya untuk bermalam. Si pemuda pada akhirnya menghabiskan lima malam.
Ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dari buku ini
Kondisi kita sekarang tidak ditentukan oleh masa lalu
Teori Alfred Adler ini bertolak belakang dengan teori Sigmund Freud yang menegaskan adanya trauma dan teori sebab akibat (aetiologi).
Menurut Freud,
Kita yang sekarang merupakan akibat insiden masa lalu.
Teori yang Freud sampaikan akan mengacu pada determinisme
A determine B in the future.
Sementara menurut Adler,
kita tidak memikirkan “sebab” yang sudah terjadi tapi “tujuan” saat ini sehingga menciptakan kondisi tertentu.
Adler menitikberatkan pada apa tujuan yang ingin kita capai.
Sebagai contoh,
saya takut melamar kerja karena banyak penolakan surat lamaran sebelumnya. (=saya takut gagal karena peristiwa masa lalu menunjukan seperti itu).
Padahal tujuan saya (yang sebenarnya tersimpan di dalam bawah sadar) adalah tidak mau bekerja atau berpindah pekerjaan sehingga saya malas mempersiapkan diri ketika dipanggil interview kerja.
Apapun yang terjadi di masa lalu, tergantung bagaimana kita di masa kini mengartikan pengalaman itu sesuai tujuan kita.
Saya berikan contoh lagi,
jika seandainya saya pernah trauma karena ditinggalkan oleh anggota keluarga. Saya yang sekarang mungkin tidak bisa terlalu percaya dengan orang lain. Atau bisa jadi sekarang saya malah terlalu over-protected sehingga anggota keluarga menjadi meninggalkan karena merasa tidak nyaman.
Tujuan saya (yang sebenarnya) adalah tidak memberikan mereka ruang kebebasan atau memang ada permasalahan yang harusnya diselesaikan.
Sudah dapat dipahami sampai disini?
Tubuh kita termasuk pikiran adalah murni milik kita. Apa yang kita putuskan termasuk reaksi yang kita berikan atas sebuah peristiwa adalah murni milik kita.
Jika kita bereaksi marah misalnya. Tujuan kita adalah supaya orang yang kita marahi mendengar apa yang kita katakan. Marah itu adalah sebagai tool/alat yang dikeluarkan saat diperlukan.
Jadi dapat disimpulkan marah adalah tool/alat untuk mencapai tujuan kita.
Love yourself.
Berhenti memikirkan apa pendapat orang.
Pernahkah merasa kita tidak nyaman untuk datang ke satu acara karena kita merasa minder dan tidak percaya diri?
Berbagai alasan kita lontarkan, misalnya saja “Duh, malu nih aku kan lagi nggak in shape alias nggak langsing” atau “Teman yang lain sudah pada sukses dan punya pekerjaan bagus sementara aku belum punya apa-apa”.
Tahukah kamu kalau perasaan minder itu adalah asumsi yang subjektif?
Tahukah juga kalau orang lain tidak akan berfokus pada apa yang kita khawatirkan. Mereka sama dengan kita, hanya fokus pada dirinya sendiri.
Lalu mengapa kita sebegitu kerasnya berusaha membuat orang lain menyukai kita? Mengapa pendapat mereka tentang kita begitu pentingnya sehingga mempengaruhi kehidupan kita?
Menyisihkan Tugas-Tugas Orang Lain.
Siapa yang suka mangkel kalau kita ngomong panjang lebar tapi diindahkan oleh orang lain? Lebih kesalnya lagi kalau yang mengindahkan itu adalah pasangan, atau anak atau saudara kandung.
Ternyata untuk melepaskan semua kekesalan itu adalah mengingat bahwa semua orang punya porsi tugasnya masing-masing.
Fokus saja pada tugas kita, dan jangan mencampur adukan tugas itu.
Tugas kita misal mengingatkan dan memberikan masukan sesuai pengalaman kita. Ya sudah, lakukan saja porsi kita sebaik-baiknya. Apapun yang mereka lakukan, adalah keputusan mereka.
Ingat permasalahannya adalah bukan apa yang terjadi, tapi bagaimana kita menyikapinya.
Favorite Quote
Kesimpulan
Buku Berani Tidak Disukai sudah membuka mata saya terutama di dalam masalah pembagian tugas. Sebelumnya seringkali perasaan saya terpengaruh pada apa yang terjadi di dalam hubungan interpersonal. Sekarang ini sudah sangat jauh berkurang. Jikalaupun kadang masih ada, saya masih dalam proses belajar.
Saya juga belajar untuk mengeliminasi making an excuse sebagai harapan tahun 2021 ini. Saya berusaha tidak mau memakai alasan terutama berdalih akibat masa lalu untuk hal yang saya “malas” kerjakan saat ini. Jika memang penting dan masih tidak saya kerjakan, saya terpaksa menendang diri saya sendiri supaya “bangun dan berlari.”
Bagaimana menurut kalian review buku Berani Tidak Disukai ini? Apakah kalian menemukan manfaat yang bisa kalian ambil?
Silahkan menshare artikel ini jika kalian menemukan artikel ini berguna dan bisa membantu hidup orang lain.
Stay safe … xoxo
Referensi
Buku Berani Tidak Disukai, Bagaimana Membebaskan Diri Kita, Merubah Hidup dan Mencapai Kebahagiaan Sesungguhnya – Ichiro Kishimi & Fumitake Koga (2019)
4 Comments
Pingback:
Pingback:
lisa lestari
Buku bagus nih, penasaran pengen baca juga
renov
Semoga suka juga ya kak:)