3 Tips Menemukan Big Why Menulis Blog Versi Saya (Pemula)
Kalau ditanya apa sih alasan menulis blog, semua orang pasti punya ceritanya sendiri-sendiri. Sebelum ini saya pernah menuliskannya di dalam artikel Cerita Mengapa Saya Menulis, satu bulan sesudah mempunyai blog.
Setelah berjalan selama hampir sembilan bulan, adakah perubahan alasan menulis dan apa yang saya dapatkan dari pengalaman menjadi blogger pemula?
Apakah big why yang dulu masih sama? Apakah wajar jika itu mengalami perubahan?
Kita ngobrol-ngobrol dulu sejenak disini yuk.
Big Why ... Siapakah Kamu?
Simon Sinek menjelaskan why/big why dalam bukunya Start with Why (resume lengkap bisi kamu baca di sini). Ketika seseorang atau perusahaan memulai dengan why, dia akan memulai dengan nilai-nilai yang dia yakini. Sementara jika memulai dengan what, dia akan memulai dengan menjelaskan apa yang dia tawarkan.
Why/big why adalah fondasi dan nyawa seseorang atau organisasi melakukan sesuatu. Mengapa dia melakukan apa yang dia sekarang lakukan. Dia adalah tujuan, kepercayaan atau isu yang kita perjuangkan, yang nantinya akan terkait dengan personal branding.
Duh emang penting ya fondasi itu?
Ibaratnya membangun rumah, jika fondasi dan strukturnya tidak kuat, rumah akan roboh. Jika kita tidak mengetahui apa yang mendasari kita mengerjakan ini, ketika tersandung dan mengalami kesulitan, akan sulit bangkit lagi.
Begitu pula menulis blog, yang ternyata nggak hanya sekedar curhat di online platform saja. Banyak banget ilmu dan manfaat di belakangnya, yang bisa jadi membuat perubahan bentuk rumah yang akan kita bangun.
Lalu bagaimana kita menemukan why/big why?
Tips menemukan big why
Saya termasuk orang yang telat banget memulai menulis blog. Blogger lainnya yang saya kunjungi, rata rata mereka sudah ngeblog 3-8 tahun an. Lalu pasti ada yang mendasari kenapa saya memulai menulis dong.
Saya menemukan big why dengan 1) berkaca pada kebutuhan saya saat itu.
Memulai sesuatu yang baru, yang saya tidak terbiasa bukanlah hal yang mudah. Membutuhkan waktu yang banyak, dan bukankah waktu itu yang paling mahal karena tidak bisa kita beli dan putar kembali?
Jika ini tidak penting dan tidak memberikan manfaat buat saya, lebih baik saya alokasikan buat prioritas lainnya.
Kebutuhan saya saat itu adalah meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Menulis adalah salah satu cara untuk meningkatkannya.
Mengutip dari Jeff Bezos – CEO Amazon,
“Ketika kamu menulis, kamu dipaksa untuk berpikir dan menjadi lebih pandai berbicara.”
Maka saya simpulkan, menulis adalah alat yang bisa membawa saya ke tujuan yang diinginkan dengan nilai yang diyakini.
Alatnya sudah saya temukan, lalu 2) apa tujuan saya? Mengapa saya ingin meningkatkan kemampuan komunikasi?
Tujuan utama adalah bisa bekerja di bidang yang saya kuasai dan sukai (memenuhi salah satu elemen dalam ikigai). Cara yang bisa mewujudkan harapan saya adalah lulus ujian.
Tujuan ini nantinya akan diuraikan dengan metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant and Time Bound). Untuk metode SMART ini, secara spesifik saya menuliskannya di dalam artikel “Cara Mewujudkan Impian, Santai tapi Tercapai”.
Sekarang kita sudah tahu kebutuhan dan tujuan, lalu apalagi?
Waktunya untuk menulis.
Menulis apa pertanyaannya? dan dimana? Mengapa harus menulis blog?
Menulis dari 3) nilai yang kita yakini.
Secara tidak langsung kebutuhan, tujuan dan nilai yang diyakini mendukung kita menemukan alasan ngeblog.
Alasan Menulis Blog
Saya mendengar bahwa bahan bakar untuk menulis, mulailah dari yang dekat dan kita tahu. Tentunya ini beralasan, karena perasaan nyaman itu penting ketika kita berada di stage awal. Akan lebih mudah mengungkapkan yang kita tahu dibandingkan sesuatu yang asing.
Buat saya, yang paling dekat adalah pengembangan diri (self-improvement). Saya setuju dengan konsep Grit dari Angela Duckworth (resume lengkap bisa baca di sini) yang mengatakan bahwa, kerja keras (time and effort) itu sama dengan bakat. Saya percaya kalau setiap manusia mempunyai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang terlepas dari apakah seseorang itu mempunyai bakat atau tidak.
Mungkin itulah yang mendasari kenapa saya mencintai pekerjaan di bidang Human Resources (Sumber Daya Manusia). Saya mendapatkan kepuasan ketika seseorang di dalam organisasi bisa berhasil karena ada peran serta saya di dalamnya.
Keunikan masing-masing pribadi orang dan organisasi yang menjadikan tantangan untuk saya belajar, beradaptasi dan berkembang. Jika saya berkembang, maka akan tercermin dari keputusan-keputusan yang saya ambil untuk SDM yang saya kelola.
Nilai yang saya yakini adalah pengembangan diri, berbagi dan menolong orang lain. Ini berhubungan dengan rasa empati yang tinggi.
Dari pertimbangan di atas, akhirnya saya memutuskan untuk menulis blog. Saya membutuhkan audience agar tulisan bisa menjangkau orang lain. Platform yang menunjang adalah blog dan alat lain agar orang lain bisa mendapatkan manfaat dari tulisan kita adalah SEO (Search Engine Optimization).
Kita ngobrol SEO lain waktu ya. Kali ini saya ingin membantu kalian menemukan dulu big why untuk memulai sebagai blogger pemula. Oleh karena itu saya akan memberikan ilustrasi contoh yang lain di bawah ini.
Ilustrasi Contoh
Contoh 1.
Amira adalah seorang ibu yang baru saja memiliki anak. Dia menemukan banyak sekali hal yang menarik di dalam perkembangan anaknya, sehingga dia merasa harus mendokumentasikan (Kebutuhan) untuk mencatat tumbuh kembang si kecil (Tujuan) .
Dia juga banyak menemukan hal baru ketika mengedukasi diri tentang ilmu parenting (bahan bakar). Almira dikenal sebagai orang yang supel dan baginya persahabatan itu penting (nilai yang dianut).
Dengan alasan di atas, dia menjadi blogger pemula dan mulai bergabung dengan komunitas blogger agar bisa dapat saling berbagi dan mendapatkan ilmu parenting.
Contoh 2.
Berbeda dengan Almira, Wisnu yang seorang mahasiswa sedang mencari tambahan penghasilan (Kebutuhan) untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari (Tujuan).
Dia yang kompetitif dan cinta lingkungan (nilai yang dianut) menemukan bahwa dengan menulis blog bisa mempunyai kesempatan mengikuti lomba menulis. Kebetulan Wisnu yang juga pendaki gunung dan pecinta alam ingin menuliskan pengalamannya selama mendaki dan kegiatan aktivis lingkungan yang diikutinya (bahan bakar).
Akhirnya Wisnu memutuskan menjadi blogger pemula dengan menulis isu-isu tentang lingkungan sebagai konten blognya, dan mulai mengikuti berbagai perlombaan menulis.
Seiring berjalannya waktu dia mengambil peluang menjadi content writer untuk agency dan influencer. Dia menetapkan setidaknya di dalam sebulan dia harus mendapatkan tambahan sebesar Rp500.000,- apakah dari lomba, content writer dan influencer.
Sampai disini dapat dipahami cara menemukan alasan menulis blog sebagai fondasi dan niche sebagai bahan bakar?
Kesimpulan
Di dalam menentukan big why menulis blog ada tiga tahapan yang harus kalian temukan.
1. Apa yang menjadi kebutuhan?
2. Apa tujuan kita? (Gunakan metode SMART).
3. Apa nilai yang kita pegang?
Big why ini bisa kalian terapkan di segala situasi yang mengharuskan untuk menetapkan fokus yang hendak kalian capai.
Apakah why bisa berubah?
Menurut saya bisa saja.
Kemungkinan karena di awal kita belum menyadari apa yang kita butuhkan saat itu atau bisa jadi adanya perubahan prioritas karena perubahan situasi.
Buat saya pribadi, tujuan utama belum berubah. Namun, sebagai blogger pemula yang menemukan dunia baru yang berwarna warni, saya sempat lupa akan tujuan semula. Setiap kali mendapatkan ilmu baru, deadline terus bergerak mundur.
Menjadi blogger, membuka kesempatan untuk masuk ke dalam komunitas bloggernya dan bertemu dengan orang-orang baru yang luar biasa prestasi dan pengalamannya. Walaupun virtual namun supportnya terasa nyata.
Sudahkah kalian menemukan big why kalian? Bagaimana menemukannya? Silahkan tuliskan di kolom komentar. Juga jika kalian mempunyai pertanyaan, bisa dengan menuliskan di kolom bawah atau bisa juga menyapa di IG @renovrainbow.
Jika kalian menemukan artikel ini bermanfaat, please share dengan lainnya.
Stay safe … xoxo