Berhasil Menurunkan Berat Badan dengan Berjalan Kaki
Menurunkan Berat Badan dengan Berjalan Kaki. Di dalam kehidupan sehari-hari kita sangat erat dengan kegiatan berjalan kaki. Dari satu ruangan ke ruangan lain di dalam rumah, kita berjalan kaki. Dari tempat parkir ke ruangan kerja, kita juga berjalan kaki. Tetapi sudahkah kita berjalan cukup? Perlukah kita mengkhususkan waktu untuk berjalan kaki?
Mari simak perbincangan Teh Imas dan neng Emma di bawah ini.
Di kediaman keluarga pak Tatang
Di satu siang yang panas, neng Emma sedang duduk di sofa di ruang keluarga. Kakinya menyelonjor menyentuh karpet sementara tangannya sibuk memijat-mijat kakinya. Dari raut wajahnya tampak dia sedang kesakitan.
Teh Imas yang baru keluar dari kamarnya di belakang ruang keluarga menghampiri adiknya. Teh Imas duduk di sofa, sambil bertanya,
“Kunaon eta sampean? Pararegel?” (=kenapa kakinya? Pegel)?”
Neng Emma mengangguk sambil wajahnya meringis. Teh Imas pun berdiri kemudian pergi sebentar ke kamar mandi, dan kembali lagi dengan Rheumason (=cream hangat, biasa dipergunakan untuk nyeri otot dan pegal linu).
“Pakai ini”, kata Teh Imas sambil memberikan Rheumason ke neng Emma.
Neng Emma langsung mengoleskannya ke permukaan kulit kakinya, sambil meneruskan memijit, kemudian dia berkata,
“Nuhun teh, Emma sekarang rajin berolahraga, lari setiap hari. Tapi bukannya kurus, malah sakit badan, pegel dan berasa remuk. Perut juga kenapa kayak yang lebih berlemak. Emma pengen langsing atuh, perut engga berlipat-lipat kaya gini” Emma berkata sambil mencubit lemak di perutnya.
Teh Imas tersenyum sambil berkata, “Olahraga itu penting buat kesehatan, dan yang paling penting tau dasarnya dulu kalau ingin mengurangi berat badan.”
Menurunkan Berat Badan dengan Berjalan Kaki
Emma memandang teh Imas dengan penasaran lalu bertanya,”Apa atuh dasar menurunkan berat badan? Rahasia ieu teh? Bukannya berat badan hanya menghitung energi yang masuk dan energi yang keluar?
Teh Imas tersenyum sambil menggelosor duduk di atas karpet, membantu memijat kaki neng Emma, kemudian dia berkata “ Waktu kita berolahraga, tujuannya adalah memakai energy yang tersimpan di dalam tubuh. Energi tersimpan di dalam tubuh dalam bentuk lemak. Semakin banyak energy yang kita keluarkan, semakin banyak pula lemak yang terurai menjadi energy. Betul?”
Neng Emma mengangguk, “Ya kalau seperti itu harusnya neng yang lari tiap hari teh jadi kurus atuh.”
Teh Imas menjawab, “Tergantung neng. Tergantung berapa Heart Rate (HR) / detak jantung neng saat berolahraga. Neng pakai smartwatch hadiah dari kuis itu kan? Coba neng liat sekarang, berapa HR waktu lari kemaren-kemaren?
Neng Emma mengambil handphone dan mencek di app yang terhubung dengan smartwatchnya. Kemudian dia berkata, “145 bpm teh”.
Teh Imas melanjutkan, “Energi yang diuraikan tubuh dari lemak itu kalau tubuh kita mendapatkan cukup asupan oksigen. Cakupan oksigen yang optimal dapat kita peroleh dari kegiatan dengan HR ngga lebih dari 120 bpm. Barulah disini tubuh membongkar yang namanya lemak.”
“Kalau HR 145 bpm jadi gimana atuh? Ngga cukup oksigen buat tubuh? Ngga berenergi atuh.” Neng Emma cemberut.
“Ya, ngga efektif neng kalau buat menurunkan berat badan mah. Neng ngos-ngos an ngga pas lari?”
“Iya, ngos-ngos an atuh. Mana ada lari gak ngos-ngos an. Teh Imas mah aya aya wae (=ada ada aja)”
“Nah, ngos-ngosan itu tanda kalau tubuh ngga cukup oksigen. Si tubuh yang tadinya kondisi normal, jadi berubah ke keadaan darurat. Karena dia perlu energi sementara oksigen engga cukup buat mengurai energi. Nah akhirnya tubuh pakai cara alternatif untuk membuat energi, supaya neng bisa lari.” Teh Imas menjawab sambil terus memijit kaki neng Emma.
“Cara alternatif kumaha eta? Jadi ada berapa cara biar tubuh dapat energi?,” neng Emma tampak mengerenyitkan kening.
“Tubuh mendapatkan energi teh dengan dua cara. Cara pertama itu dengan oksigen atau namanya aerob metabolism atau metabolisme aerob.”
“Oksigen disini dibutuhin buat mengoksidasi bahan bakar. Bahan bakar nya itu adalah 85% lemak sama 15% glukosa. Oksigen diperoleh dari aktivitas kita dengan HR kurang dari 120 bpm. Kalau aktivitas kita lebih dari 120, dia akan ngambil lebih banyak dari glukosa anu 15% eta.” Jawab Teh Imas sambil menghela nafas dulu sebelum melanjutkan.
“Cara yang kedua itu anaerob metabolism, ngga ada peran si oksigen anu tadi. Waktu HR antara 140 – 160bpm, si tubuh malah jadi ngirimin signal ke otak kalau dalam keadaan bahaya/darurat.
Saat tubuh dalam keadaan darurat seperti ini, tubuh memproduksi glukosa biar ada energi. Glukosa selain dari liver, juga dari hormon kortisol. Buat nyeimbangin kerja glukosa yang normal, si kortisol ini perlu 19 kali kerja ekstra. Akibatnya badan jadi tinggi kadar insulinnya, jantung biasanya berdebar, badan jadi nagih karbohidrat, lapar luar biasa.”
“Pantesan atuh neng teh abis olahraga meni lapar pisan. Tapi yang penting mah bisa bakar kalori teh” sahut neng Emma.
“Waktu tubuh beradaptasi dengan kondisi insulin tinggi ini, si tubuh jadi resistant. Untuk bakar kalori, jadinya kita harus olahraga lebih lama atau intensitas olahraganya yang naik. Glukosa yang dihasilkan oleh kortisol ini disimpannya di perut. Itu kenapa perut kita gemuk padahal olahraga,” ujar teh Imas. “kalau neng lari per minggu berapa km biasanya?”
“Antara 35-40 km” jawab neng Emma.
“Lari yang bagus itu sebaiknya ngga lebih dari 32 km per minggu*. Supaya badan juga ngga ngerasa cape pisan, destroyed mun kata anak Jaksel mah”
“Jadi yang bagus kumaha atuh? Neng pengen pisan turun berat badan”, neng Emma bertanya sambil setengah merengek.
“Cobain jalan kaki dengan level moderasi, atau sedikit lebih cepat. Menurunkan berat badan dengan berjalan kaki terbukti sangat efektif.
Jalan kaki itu biasanya HR ngga lebih dari 120bpm. Dengan jalan kaki, banyak oksigen yang masuk yang berguna buat tubuh mengurai si lemak. Juga nurunin kadar insulin neng yang tinggi karena latihan lari. Kalau udah stabil, selang-seling sama lari atau olahraga kardio lagi, tapi monitor si HR jangan mencapai 140.” Jawab teh Imas.
“Udah terbukti belum itu? ada penelitiannya?”kata neng Emma.
“Eh aya atuh. Penelitian* menunjukan jalan kaki di udara terbuka minimal 15 menit bisa nurunin kadar kortisol kita secara drastis. Kalau kita nurunin kadar kortisol di dalam tubuh, artinya kita mengurangi cadangan lemak di perut. Biasakan juga dalam seminggu kira-kira (5) lima kali jalan kaki supaya jadi kebiasaan.”
“Jadi kesimpulannya Neng, Menurunkan berat badan dengan berjalan kaki itu sangat efektif, mudah dan bebas biaya” lanjut Teh Emma.
“Oh iya, Neng baru inget. Teh Renov sama Teh Eka artjoka bikin program bulanan namanya Tanos, singkatan dari TAntangan NaOn Sih. Bulan September nanti teh programnya walking challenge. Jadi selama tujuh hari, peserta jalan kaki minimal 20 menit. Ah neng jadi mau ikutan juga,” ujar neng Emma dengan mata berbinar.
“Jangan lupa, kalau mau menurunkan berat badan. Banyak minum air putih, asupan makanan juga penting dijaga.” Sahut te Imas.
Nah, teman teman siapa lagi yang mau ikutan Tanos Challenge. Caranya gampang banget, tinggal cek aja IG nya di @tanos.challenge. Neng Emma tunggu yaa.
Olahraga apa yang favorite buat kalian semua?
Pernahkan punya pengalaman turun berat badan dengan berjalan kaki? Tuliskan di kolom komentar ya J
Stay safe … xoxo
Update:
Di akhir tahun 2020, banyak Pejuang Tanos Walking Challenge yang sudah berhasil menurunkan berat badan secara alami loh. Jadi tunggu apalagi, segera ikutan yuks.
Referensi
Jurnal Ilmiah, Green spaces and stress: Evidence from cortisol measures in deprived urban communities.
Jurnal Ilmiah, Leisure time running reduces all cause and cardiovascular mortality risk.
Jurnal Ilmiah, Incidence and determinants of lower extremity running injuries in long distance runners: a systematic review
Youtube Dr. Sten Ekbert, Lose Fat Fast – Which is Better?
78 Comments
Pingback:
rani oktapiani
Fenomena yang dialami neng Emma ini kayaknya sering jadi terjadi kepadaku. Lari niatnya buat nurunin berat badan eh abis lari malah kelaparan, akhirnya mampir (makan) ditukang bubur yang disampingnya ada tukang es kacang merah. Terus lagi karena esnya enak kepalang tanggung bungkus juga buat dinikmati dirumah sambil nonton tv. Yang ada kalori yang kebakar gak seberapa eh yang masuk gak bisa keitung lagi
renov
Hallo kak Rani,
makasih sudah mampir.
hehehe … sama saya juga gitu kak waktu belum tau ilmunya.
Sepertinya si HR nya ada di antara 140 – 160bpm kak. Makanya si tubuh jadi craving makanan terutama yang manis-manis buat nembakin insulin biar jadi tenaga.
Ghina
Eta teh Imas pas jawab sambil ningali buku teu? Curiga tos menang OSN nya.. Hehe
Teh Ren, ini tantangan teh mengingatkanku pada andra alodita. Pas puasa berhenti eh sampe skrg masih wae berhenti.
Sok semangatna karena liat step countnya. Tp malas karena kudu ngagondel hp kamana mana. *alesan
Insya Allah lah dicoba lagi. Yg penting jalan kakinya yaa kan bukan hitungan langkahnya
renov
hahaha kan teh Imas itu wonder women, neng Ghina. (Walau versi lagu Mulan Jameela hehe).
Wah itu Aloditanya yang menchallenge diri sendiri, gitu?
Betul jangan liat hitungan langkahnya, yang penting mah jalan kaki sajo.
Eh, selamat yaa udah jalan-jalan naik ke bukit Kiram.
xoxo
Nur Asiyah
Pengen rekomendasiin cara ini ke teman yang mau membentuk tubuh ideal. Dia lebih fokus pada makanan yang masuk sampai sering kelaparan. Kasihan lihatnya. Mending olahraga sekalian bikin tubuh bugar di masa pandemi ini.
renov
Mangga mbak direkomendasikan aja, karena kalau mengurangi makan tapi kurang supply oksigen juga menyebabkan tubuh tidak dapat membongkar lemak. Jadinya kurang efektif. Kalaupun dia turun berat badan, ada kemungkinan bb dengan yoyo efek.
Lebih bagus lagi dikonsultasikan dengan dokter, body image ini harus diperbaiki kasian kalau badan sampai kelaparan.
wahyuindah
eh ada challengenya. seru nih. saya sukanya olahraga jalam kaki. hehe.. simple dan bisa dilakukan tiap saat. bisa bentuk badan ideal ya,. syukur alhamdulillah selama ini udah lakuin.
Hastira
makasih sharingnya
renov
semoga bermanfaat 🙂
Astriatrianjani
Ada ilmunya ya ternyata. Nggak sembarangan. Niat nurutin berat badan malah dapat capek doang. Saya dulu mau nurunin berat badan malah lompat-lompat sekalian biar nambah tinggi tapi yang ada malah badan pegel semua dan berhari-hari nggal ilang pegelnya😂
renov
loncat-loncatnya pas masa pertumbuhan mbak?
Teman ada yang berhasil pakai cara itu, tapi karena cowok jadi lebih extreme, ngegelantung gitu 😅. Cuma kebayang sih pegel semua karena ketarik
www.derisafriani.com
Mantap banget nih informasinya Kak. Olahraga berat bisa jadi berbahaya juga berarti ya. Banyak kasus orang meninggal, kena serangan jantung, misalnya saat olahraga. Mungkin penjelasannya seperti di artikel ini. Jadi memicu jantung dan kerja organ lain lebih ekstra. Cakep cara menjelaskannya. Kaya baca cerpen.
Pringadi
Wah serius aku baru tqhu harus di bawah 120
Ngukurnya harus pake smartwatch ya ga ada yg lain?
renov
@Pringadi, fitness tracker yang ada fitur heart rate monitor juga bisa digunakan.
Arri Widi
Ini samaan aku habis lari lapar, makan banyak minum es, jadi kalori yang kebakar numpuk lagi karena doyan makan nya ngalahin doyan olah raga huhuhu
Frisca
Wuiih keren betul percakapannya bikin tambah pengetahuan… Aku baru tau kalau yang bagus buat bakar lemak itu HR-nya ga lebih dari 120 bpm
Pantesan 2 minggu lalu pas mulai lari lagi, udahannya 3 hari aku sakit badan (terutama kaki)…Kayanya terlalu dipaksakan saat lariiii
Makasih sekali lagi buat infonya ya ^^
Aku kadang suka lupa napas dengan rileks pas olahraga haha, mungkin itu juga yang bikin kadar oksigennya kurang huhuhu
jadi ga bakar lemak deh 🙁
Kyndaerim
Duh, serasa belajar bahasa Sunda deh, dan logat bacanya pun jadi nyunda pisan, hihi..
Aing ikutan di next challenge aja ya teh 😀
Semoga sukses dan banyak partisipannyaaaa, semangat walking-walking 😀
Twitter: @iffiarahman
kalau aku olahraga favorit berendem di air alias renang walaupun ga jago-jago banget, tapi dulu waktu kuliah hampir tiap jumat pasti renang. Olahraga jalan pas hamil ajaaa
Shafira - ceritamamah.com
Wah ini yah tantangan naon sih nya ka eka. Mudah-mudahan istiqomah ya mbak…sehat lahir batin
renov
@neng Iffia, seru sepertinya hari jum’at berenang. Kebayang abis kuliah, mengusir penat selama seminggu, keluar kolam langsung segar.
hayu atuh kita ikutan tanos, sekarang Kafa diajak jalan-jalan.
@kak Shafira, makasih kak :).. Aamiin
Jihan
Aku suka banget sama pembawaan tulisan kak Renov. Kayak udah akrab gitu kitanya. Meskipun cuma baca tulisannya di blog dan ngga pernah ketemu. Keep inspiring kak. Aku juga pengin ikutan challenge ini tapi mager menahanku. astaghfirullah >.<
Jihan
oh ya btw soal jalan kaki ini aku udah coba beberapa hari ini dan hasilnya memang tubuh jadi lebih segar dan bugar. Alhamdulillah
renov
Makasih loh kak Jihan atas apresiasinya. You made my day. #s3_senyumsenyumsendiri
Kerennn kak .. Ayoo kak Jihan ikutan tanos yuks …seru loh banyakan
Eka fl
aku banget sih itu neng emma, hahahaha. kebiasaan jelek juga nih ya, udah olga semisal zumba udahnya makan nasi sebakul, ya iylah langsing gak jadi ndut iya. tapi masih ada manfaatnya sih dikit, badan jadi agak fit lah teu cape teuing. cuman iya, porsi makan harus dikurangi.
bagusnya sih ya dilengkapi diet, minimal internediete fasting. hahaha, ntar lah ya satu satu
renov
hihihi sebakul mah neng Emma pisan …
kita walking walking aja dulu, engke udah lebih fit, enak geura dibawa Zumba.
IF nanti lagi kalau lebih fit, bisi kaget badannya. step by step heula weh.
pergi ke Pluncut makan nasi timbel
jangan dikebut, bisi nanti sebel.
Noven Novrasilvia
Jalan emang paling simple ya mbak, tpi harus kudu niat. Bener jg sih, kdg kita suka olahraga berlebihan spya cepet kebakar lemaknya. Padahal salah kl g pke pedoman. Btw keren sih ide tanosnya
Kokoh Hendra
Saya lebih suka bulu tangkis, panahan, berkuda, dan jalan kaki. Terkadang saat ini orang-orang malas untuk berjalan kaki walaupun itu dekat jaraknya. Kebiasaan praktis membuat menjadi malas dan ketergantungan dengan apa-apa yang membuat mudah segalanya.
renov
ihh Kokoh keren banget olahraganya dong. Iya koh, kebiasaan pengen praktis dan pengen cepet padahal sehat ya…
Triyatni
Kalian dua TANOS keren banget sih membuat saya jadi terpincut buat jalan kaki. Cara Mbak jelasin manfaat jalan kaki tuh mantep pisan wkwkw (benar tidak nih penggunaan pisannya? Hehe)
Selama ini doyan olahraga di rumah (workout/zumba) karena gak rempong nyiapin baju dan segala hal. Tapi melihat kebutuhan oksigen kayaknya perlu jalan kaki ya 🙈
Pengen, sore kadang2 aja jalan. Tapi kalau lagi rempong yg malas keluar 😅
renov
Kak Triii,
Pergi ke Kediri, nemenin Bapak naik sepedah
pujian kak Tri, bikin saya luluh lantah
Betul, pisan bisa ditempatkan di belakang kata sifat hehe.
Ternyata kak Eka ada temen yang doyan Zumba juga, lumayan tuh Zumba bikin keringetan seger.
Latihan zumba sepanjang di bawah 140bpm sih masih optimal oksigen yang dihirupnya, bisa bakar lemak juga.
cuma kalau udah gerakan yang super cepat sih sepertinya HR lebih tinggi ya.
Hayu atuh kak, ikutan Tanos hehehe
nyi Penengah Dewanti
Aku juga kalau pagi kadang-kadang jalan-jalan kak, belanja yang lumayan jauh juga si lokasi belanjanya
tapi senang aja gitu, nggak berasa capeknya apalagi udara pagi masih seger-segernya. Berat badanku si 43, wkwkw jalan kaki pagi pengen sehat tapi ga pengen berat badan turun ehehhe
renov
kebiasaan yang bagus kak, sepanjang asupan makanannya ngga dibatasi, insya Allah tidak jadi tambah langsing.hehe
Dwi Sumartini
Jalan kaki olahraga murah yang kaya manfaat, tapi sekarang kadang berat banget dilakuin klo gak pas weekend pas selo, hehe. seru juga nih program TANOS nyaa… kereen
renov
Makasih loh kak dibilang keren. Tambah keren lagi kalau kakak ikutan, yuks …
steffifauziah
olahraga satu ini emang paling mudah ya. terus murah hehe. saya sama suami kalo lagi gak males, sering nih jalan pagi. sekarang udah jarang, kebanyakan malesnya haha. wah baca ini jadi semangat lagi nih, secara suami saya udah obesitas kudu diturunin berat badannya, kalo saya overweight haha. semoga bisa kuruuus. semangat.
renov
Betul kak, mudah, gratis dan kaya manfaat. Hayu atuh kak, kita tanos walking challenge biar semangat kalau banyakan.
Nuel Lubis
Informasi yang sangat berfaedah. Cocok dipraktekkan di saat pandemik gini.
renov
thanks kak Nuel :)…
Hani
Aku udah daftar lhooo ikutan Walking Challengenya. Mudah-mudahan konsisten deh. Engga tahu nanti turun atau engga BB deh. Utamanya biar sehat, supaya badan bergerak. Duduk aja niih, bahaya…
renov
Makasih kakkk udah ikutan, kita seneng banget … Aamiin yang penting sehatnya dulu kak, kurus mah bonus hehe …
Khata S. Fluorida
Sebagai orang yang ngga bisa ngendarain kendaraan apapun, saya bergantung sepenuhnya pada kaki saya haha. Jadi saya ini tipe yang jalan kemana-mana. selama Corona ini kaki saya jarang jalan, malah otak saya yang jadi stress haha. Kalau Corona udah berakhir, entar mau ajak kaki saya jalan-jalan lagi.
renov
waduh tipe yang biasa jalan kemana mana terus sekarang dibatasi. Mbak jalan kaki di rumah ngga? di Youtube ada latihan jalan kaki di tempat gitu mbak, mungkin bisa dicoba. Saya sering nyoba juga.
Ovi
Lihat judulnya langsung semangat 45 aku kak😆 wajar aku termasuk orang yang sudah masuk dalam kondisi HCC (harap cemas-cemas) karena perut ngalahin orang hamil 4 bulanan huff. Coba deh ya besok habis subuh😉
renov
ayo kak kalau mau ikutan Tanos walking challenge, hanya 7 hari aja sama teman-teman yang lain hehe.
Endah
Lucu nih Mba penyampaian materinya. Aku sampe senyum-senyum terus. Jadi pengen jalan jalan lucu nih biar cepet kurus hahaha
renov
heheh … makasihh apresiasinya mbak. hayuuu ikutan challengenya yuks mbak
Fanny_dcatqueen
Sebelum pandemi, aku rutin mba jalan santai di taman Deket rumah. Biasanya 1-1.5 jam aja. Tapi nonstop tanpa berhenti muterin taman. Kalo lari jujurnya aku ga terlalu suka juga, LBH enak dengan jalan..
Tapi memang stlh pandemi, aku stop kluar ke tempat umum gini. Daerah Deket rumahku blm nemu yg sepi sih. Jadi mau ga mau olahraganya workout dari video2 YouTube. Kangen sih jalan kaki lagi :).
renov
kerennnn banget sih dirimu.
Itu di atas 1 jam mah lama waktunya, optimal buat ngumpulin 10 ribu langkah tergantung pace.
Taman yang biasa dikunjungi berarti lumayan digemari juga ya sampai dirimu memutuskan buat olga di rumah aja.
Tapi apapun itu Good job tetap mempertahankan olahraga di kehidupan sehari-hari walaupun di masa pandemi.
Tetap Semangat!
Grandys Sofia
aku pernah nih ikutan jalan sehat dan memang lebih menyenangkan untuk bisa berjalan kaki itu kalo weekend, waktu terasa lebih longgar aja gitu. Pengen banget konsisten tapi masih sulit rasanya
renov
wahh jalan sehat pasti menyenangkan ya, biasanya jumlah peserta yang banyak membuat kita menjadi lebih termotivasi.
Semangat mbak, ayo dimulai lagi sedikit-sedikit dulu.
Irsyad
Padahal jalan itu aktivitas dasar manusia ya kak, tp kita sendiri kadang lupa memaksimalkan jalan krn mau ke warung di ujung gang dikit udh manja harus naik motor. Saya jg lg berusaha menurunkan berat badan nih kebetulan
renov
betul kak, itu aktivitas yang paling dasar, cuman kitanya suka mager ya hehe.
Mungkin bisa dicoba lebih banyak berjalan kaki sembari menjaga asupan kalori yang masuk.
Selamat mencoba kak.:)
Pingback:
duniamasak
wah, jadi smartwatch itu berguna juga pas kita lagi jogging ya.. jadi pengen beli 😛
renov
iya kak. Smartwatch selain bisa menghitung langkah, juga bisa menghitung heart rate si pengguna.
Selamat hunting kak :). Makasih sudah mampir.
Pingback:
Maria Tanjung Sari
Wah ternyata TANOS ada singkatannya ya mba. Saya baru lihat sekilas. Hehehe. Kalau saya biasanya sepeda statis sih mba di rumah. Kadang kalau jalan suka malas
renov
hehehe iya kak, ada singkatannya. Sepeda statis juga bagus, dan enaknya bisa dilakukan sembari nonton tv, atau baca buku misalmya hehe.
Pingback:
Pingback:
Linda Puspita
Aku juga suka olahraga jalan kaki, selain tidak ngeluarin biaya juga lebih bisa sambil lihat kanan kiri. Hihihi.
renov
hihihi cuci mata ya kak.
Pingback:
Rozi
bukan jadi rahasia lagi apabila jalan kaki sejauh 5km-10km membuat kita bisa membakar lemak yang ada dalam tubuh
Wiwid nurwidayati
Wah iya. Tetanggaku ikut pola diet DEBM dan olahraga ya itu cuma jalan kaki tiap hari kurang lebih 20 – 30 menit. Terus senam kardio 3 kali dalam seminggu. Udah 3 bulan sekarang ikut program itu sekarang langsing sing. 20 kg lebih turun. Hmmm pengin ikut program tanosnya mbak. Tapi masih bingung bagaimana ya.
renov
Tetangganya mbak berarti super konsisten dalam menjalankann program ya.
Turun berat badan 20 kg lebih dalam waktu 3 bulan adalah pencapaian yang luar biasa.
Terutama mengatur pola makan yang buat saya paling menantang.
Dipikir lagi aja mbak untuk Tanos, kalau sudah siap bisa ikut kapan aja 🙂
Makasih sudah mampir kak
Santi Dewi
waah… asyik dong yah… ada tanos bersepeda gak? hehe… saya lagi suka bersepeda 🙂
renov
hehehe belum nih kak.
Tapi idenya ditampung dulu.
makasih sudah mampir ya.
Pingback:
Pingback:
Pingback:
Pingback:
i n n a
Aku juga jalan kaki dari rumah ke halte busway, kalau udah kesiangan kadang agak lari jadi ngos2an juga kak,
bisa ya menurunkan berat badan, besok aku cek deh berapa berat sebelum, dan sesudah melakukan jalan kaki
secara kontinyu
bayufitri
Olahraga yang paling murmer ya jalan kaki sih ya ..karena ga pake alat hanya mengandalkan kekuatan tubuh terus sehat pula karena pasti kena udara dan paparan sinar matahari hehehe
Icha Marina Elliza
Lah baru tau ternyata lari gak lebih efektif ngurangin lemak dibanding dengan jalan kaki nih.
Tapi kenapa ya banyak orang yang bertahan dengan lari untuk nurunin berat badan. Bahkan kemarin di timeline saya sampe ada yang ngerekomendasiin lari biar cepat kurus.
Saya hampir aja ikutin.
Eeeh saya bukan mau nurunin berat badan sih. Cuma ngilangin lemak di perut aja. Cocoknya berarti jalan kaki ya kak.
renov
Jika memang inginnya lari, kalau untuk menurunkan bb menurut satu sumber yang paling efektif itu sprint selama 1 menit kemudian lari kecil atau jalan kaki terus selingi lagi sprint. Teknik ini juga dipakai para coach lari agar kita bisa meningkatkan speed lari.
Lari pun harus diselingi juga dengan latihan untuk menguatkan otot kaki misalnya.
Kalau untuk menghilangkan lemak di perut, memang harus menjaga makanan dan latihan olahraga dengan konsentrasi sekitar area perut.
Pingback: