4 Cara Mencari Jati Diri, Hal yang Mengubah Hidup
Cara mencari jati diri. Adakah yang sedang mencarinya? ataukah sudah menemukannya?. Beberapa tahun terakhir ini buat saya adalah tahun perubahan besar. Kepindahan ke Jerman, beradaptasi dengan bahasa dan budaya baru bukanlah hal yang mudah bagi saya.
Terutama mungkin kemampuan bahasa. Saya bukan tipe orang talkaktive, jadi memang ada perbedaan sangat besar antara kemampuan pasif (membaca dan mendengar) dengan aktif (berbicara dan menulis).
Bahasa Jerman mempunyai gramatik yang banyak, setiap benda mempunyai artikel maskulin atau netral atau feminim, belum lagi kata yang dikonjugasi jika bertemu preposisi atau gramatik tertentu. Dia juga mempunyai kosa kata yang lebih banyak dibandingkan Bahasa Inggris. Mirip seperti Bahasa Sunda, setiap ‘action‘ memiliki kata sendiri.
Untuk ujian bahasa Jerman, alhamdulillah saya lulus. Namun ujian bahasa Jerman di kehidupan sehari-hari yang saya belepotan. Ini yang membuat saya balik lagi ngomong bahasa Inggris.
Tidak bisa berbahasa lokal dengan baik itu membuat saya merasa kehilangan diri saya sendiri. Saya tidak bisa mengungkapkan apa yang saya mau atau mengutarakannya dengan benar.
Jati diri itulah yang saya merasa “hilang” sekarang ini. Bukan ini saja yang terkikis, namun kepercayaan diri saya pun lama-lama memudar.
Saya bukan lagi saya yang jago A, B, C. Saya bukan lagi saya yang kerjanya A. Saya bukan lagi yang berteman dekat dengan A dan sebagainya. Identitas saya pun berubah. Haruskah saya mencari jati diri lagi?
Hari ini saya ingin mengajak kalian berbincang-bincang, lebih tepatnya pada pertanyaan mau sampai kapan kita dan apa saja cara mencari jati diri?
Teori Konsep Diri Dalam Psikologi
Sebelum kita sampai pada pokok bahasan cara mencari jati diri, mari kita mengenali lebih dalam dulu apa yang dinamakan jati diri.
Jati diri memiliki beberapa unsur diantaranya, kepribadian, keunikan dan identitas diri.
William James, seorang psikologis terkenal dari Amerika, mengemukakan di dalam teori Konsep diri dalam psikologi bahwa identitas diri ternyata lebih dari sekedar tubuh dan kekuatan fisik.
Identitas kita termasuk juga (Hierarki identitas),
– Pakaian dan rumah tempat kita tinggal.
– Pasangan (suami/istri) dan anak-anak.
– Nenek moyang kita dan teman-teman sepergaulan / networking kita.
– Reputasi dan tempat kerja.
– Tanah dan kuda. (Hasil yang diperoleh dari bekerja).
– Kapal yacht dan isi rekening tabungannya. (Hasil yang diperoleh dari bekerja).
James kemudian mendefinisikan Self ke dalam beberapa kategori, yaitu The Material Self, The Social Self, The Spiritual Self dan self-ego.
The Material Self/Diri Kebendaan
The Material Self adalah yang berpusat di dalam tubuh, kemudian setelah itu sesuai dengan hierarki yang ditulis di dalam list di atas.
Selanjutnya adalah pakaian dan rumah tempat tinggal, kemudian keluarga, ikatan keluarga den pertemanan, tempat kerja, dan yang terakhir adalah kekayaan yang diperolah dari hasil pekerjaan kita.
James mengatakan kalau apa yang di luar diri kita itu terikat dengan identitas diri kita. Bahkan sampai terkait dengan perasaan kita. Mungkin mirip yang saya rasakan dan ceritakan di atas tadi.
Ketika apa yang dulu dimiliki harus kembali membangun dari awal, ada rasa tidak nyaman, perlu semangat juang yang tinggi dan perlu kontemplasi apa “Why” kita.
The Social Self/Diri Sosial
Bagaimana dengan The Social Self?
Sosial artinya hubungan dengan orang lain. James mengatakan bahwa kita mempunyai kebutuhan dasar untuk diperhatikan oleh orang lain.
Selain itu di dalam The Social Self menyinggung juga adanya perubahan identitas seseorang tergantung dengan siapa dia berinteraksi. Rasa hormat dan ketenaran juga mempengaruhi identitas kita. Misal, cara kita bersikap kepada teman kerja tentu akan berbeda dengan sikap kita kepada CEO.
The Spiritual Self/Diri Spiritual
The Spiritual Self/ diri spiritual menyangkut kepribadian dan aspirasi seseorang.
Mencari Jati Diri
Pernahkah terpikir apakah diri kita sama seperti yang dulu?
Seperti lagu Dian Pisesha yang judulnya, “Aku Masih Seperti Yang Dulu”. Sepertinya banyak yang tidak mengenalnya ya. Lagu ini adalah lagu hits yang bukan saja sering diputar di rumah oleh orangtua kita, tapi juga bisa kita temukan di tempat karaoke.
Pertanyaan saya sekarang, apakah benar kalau kita masih sama seperti yang dulu?
Amy Adkins di kanal Youtube TED-ed menjelaskan tentang perahu theseus dan mencari jati diri. Seperti apakah analoginya? Simak di bawah ini.
Perahu Theseus
Seorang filsup Yunani kuno bernama Plutarkhos, menggunakan cerita tentang perahu yang diambil dari legenda Yunani.
Legenda itu menceritakan tentang Theseus, seorang raja Athena yang membunuh Minotaur seorang diri di Kreta. Minotaur adalah monster berkepala banteng, berbadan manusia. Lalu dia pulang dengan perahunya.
Untuk menghormati aksi heroik dari Theseus, warga Athena merawat kapalnya disandarkan di dok pelabuhan selama 1000 tahun. Jika ada kerusakan, mereka menggantinya dengan bahan yang sama persis. Sampai pada akhirnya semua bagian kapal sudah bukan dengan material yang lama.
Apakah perahu dengan bagian yang sudah diganti itu tetap bernama perahu …? Bagaimana jika seseorang yang mengganti bagian kapal itu menyimpan bagian yang lama dan menyusunnya kembali?
Manakah perahu Theseus yang sebenarnya?
Apakah perahu yang lama tapi sudah diganti bagiannya dengan yang baru? Atau perahu yang baru tapi disusun dari material perahu yang lama?
Apakah keduanya adalah perahu yang sama? Kemudian yang terpenting apa hubungannya dengan jati diri kita?
Jati Diri Kita dan Perahu Theseus
Di dalam kehidupan, kita pun terus mengalami perubahan. Perubahan usia mempengaruhi perubahan pola pikir dan juga tindakan kita. Cara mencari jati diri adalah usaha menemukan passion dan bagaimana diri kita dapat berkembang dan tumbuh sesuai dengan passion.
Perubahan perubahan yang terjadi ketika seiring berjalannya proses pencarian tersebut, menggantikan yang lama di dalam diri kita. Hal ini seperti bagian yang digantikan pada kapal Theseus.
Mencari jati diri menjadi bagian dari proses yang tidak berkesudahan, karena akan ada banyak hal yang dapat mempengaruhi karakter dan proses berpikir kita.
Cara Mencari Jati Diri
Di bawah ini ada beberapa usaha yang dapat memberikan sumbang atas terbentuknya jati dirimu.
1. Keterampilan Baru
Keterampilan merupakan gabungan antara kreativitas, kecerdasan keterlibatan emosi dan motorik. Hasil dari memperoleh keterampilan baru dapat melengkapi perkembangan jati diri kita.
2. Menambah Pengalaman
Cara mencari jati diri yang kedua adalah dengan menambah pengalaman. Pengalaman diperoleh melalui perjalanan mental yang melibatkan otak, psikologis dan keterampilan. Nah, wawasan yang diperoleh dalam perjalanan tersebut dinamakan pengalaman.
Pengalaman dapat kita dapatkan baik itu dari sesuatu yang kita rencanakan maupun sesuatu yang tidak kita rencanakan. Peristiwa termasuk masalah yang kita alami sehari-hari juga dapat menjadi pengalaman yang berharga yang dapat menumbuhkan kepekaan intelektual maupun intuisi.
Coba deh tanya kepada diri sendiri, apakah cara saya sekarang dalam menanggapi suatu permasalahan sama dengan saya sepuluh tahun yang lalu?
Jawabannya pasti berbeda.
Bisa berbeda ke arah yang lebih baik, atau sebaliknya.
Kemampuan yang kita dapatkan dari pengalaman bisa bertambah dan berkurang tergantung seberapa sering kita melatihnya. Kemampuan ini juga tidak semata berkaitan dengan strata pendidikan yang telah diraih seseorang.
3. Menumbuhkan Kebiasaan Baik
Akan ada pergulatan batin dan mental di dalam jiwa seseorang manakala ia mencoba untuk menggali lebih dalam lagi tentang jati dirinya. Saat itulah, ia terkadang akan merasakan kebimbangan dan seperti berada di persimpangan jalan.
Di saat seperti ini, cobalah fokus dan pilih kebiasaan baik yang bisa kita terapkan. Kebiasaan baik seperti misalnya membuat perencanaan, disiplin, konsisten dalam melakukan sesuatu untuk meraih cita cita, dsb.
Kelak dari kebiasaan baik ini dapat memoles jati diri kita dengan karakter positif.
4. Kontemplasi, Bertanya Pada Diri Sendiri
Berkontempasli merupakan cara menemukan jati diri yang terakhir. Mulai lah dengan bertanya, “Inikah jati diriku?”. Seringlah meluangkan waktu meneropong jati diri kita, apakah sudah sesuai dengan masa depan dan segala harapan hidup.
Kesimpulan
Mencari jati diri adalah hal yang sifatnya unik dan personal. Kita tidak menemukannya dari hidup orang lain. Jadi harus kita sendirilah yang menemukannya. Namun keempat cara mencari jati diri di atas dapat dipergunakan untuk membantumu.
Menjawab pertanyaan yang tadi saya kemukakan sebelumnya, mengenai sampai kapan kita mencari jati diri?
Jawabannya selama kita hidup. Prosesnya berlangsung sepanjang kita hidup, karena selalu ada perubahan yang mengiringi setiap tahapan hidup kita.
Salah satu yang bisa kalian lakukan adalah dengan mencoba tantangan self discovery selama 31 hari, untuk mengungkap dirimu yang mungkin sekarang ini belum kamu sadari.
Atau kalian juga bisa membaca resume buku ikigai dimana disana diterangkan bagaimana empat elemen di dalamnya beririsan.
Buat saya sendiri, tantangan sekarang ini adalah mengalahkan ketakutan saya yang tidak beralasan untuk berbahasa Jerman.
Bagaimana jati diri kalian sendiri? Kira-kira kata apa yang tepat menggambarkan kalian?
Stay safe … xoxo
Referensi
Paper master, self-identity research papers.
P. Hardono Hadi, Jati diri manusia berdasar filsafat organisme whitehead, 2002.
Retno Kusumo, Self-Discovery Who am I