5 Tips Berhemat di Masa Pandemi. Tidak pernah terbayangkan oleh kita di tahun 2020 akan mengalami kejadian yang sekarang sudah masuk sejarah dunia, yaitu pandemi Corona/Covid-19. Virus yang muncul pertama kali di Negara China pada akhir tahun 2019, kemudian menyebar ke seluruh dunia dalam hitungan bulan.
Virus yang menyebar sangat cepat, dalam hitungan waktu yang sebentar sudah banyak memakan korban jiwa. Bisnis yang bergerak di bidang tourismus termasuk di dalamnya hotel dan gastronomi adalah yang paling besar kena imbasnya. Hal ini menyebabkan pemutusan karyawan, dan karyawan dirumahkan begitu banyak jumlahnya.
Jangankan berpikiran untuk investasi, yang ada di benak pikiran adalah bagaimana memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Saya pun sama terkena imbasnya, karena tidak mungkin WFH, perusahaan pun memutus kontrak. Masa kerja sebelum pemberhentian yang kurang dari satu tahun, menyebabkan saya juga tidak mendapatkan bantuan.
Lalu bagaimana dengan situasi keuangan keluarga?
Tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Renovasi rumah yang terhenti, belum lagi satu usaha suami yang mengalami kerugian cukup besar, dan belum selesai semua itu, mobil operasional juga rusak dengan biaya kerusakan yang sangat besar sehingga harus kami jual rugi.
26 Comments
kyndaerim
Semua poin sudah aku coba, kecuali 3, karena memang kurang hobi kesana, dan nggak telaten juga, hihi..
Semoga wabah segera berakhir ya teh, aamiin..
renov
Aamiin semoga Corona segera berakhir ya, tapi kebiasaan saving kita tetap bisa dipertahankan dan bahkan ditingkatkan.
Dedek Gunawan
Setuju bgt Kak, memang harus pinter-pinter kita menyiasati budget ya semasa pandemi ini. Setuju juga pandemi ini bikin kita mikir ulang soal kesiapan kita menghadapi hal tak terduga. Semoga pandemi segera berakhir ya kak, aamiinnn
Pingback:
Alif Kiky Listiyati
Pandemi ini memang benar-benar harus selektif mengeluarkan dana. Apalagi banyak promo online. Kalau gak ditahan, bisa jebol dompet
renov
Iyaaa, mesti pasang kacamata kuda kalau promo.
Saya sih prioritaskan kebutuhan utama yang mudah-mudahan lagi promo juga hihihi.
Ghina
Aku pun nih, cuma suami yg suka. Ni pindahan pun ga ada lahan buat tanam2.
Aku nih yg dihindari bgt tuh ponjam uang. Sebisa mgkn nggak pinjam dlu kalo kbthn pokok masih tercukupi. Semoga rejeki kita selalu dicukupkan yaa teh
Dedek Gunawan
Setuju bgt Kak, memang harus pinter-pinter kita menyiasati budget ya semasa pandemi ini. Setuju juga pandemi ini bikin kita mikir ulang soal kesiapan kita menghadapi hal tak terduga. Semoga pandemi segera berakhir ya kak, aamiinnn
Pingback:
Wiwid nurwidayati
Poin ke 4 paling salah satu jalan paling baik. Karena kita berharapnya pada Allah. Kalau pinjam ke pinjol atau ornag lain malah bikin sakit hati.
Ovi roro
Wah mantul sekali kak. Ovi sedang mempraktikan terus terutama gesit cari kerja biar bisa cepat² investasi. Hehe
Twitter: @iffiarahman
Ikut berduka cita teh atas pemutusan kontraknya, semoga Allah beri rejeki yg tak terduga. memang pandemi ini ujian garis besar setiap individu adalah sabar dan syukur. Sbg korban pandemi, sy jg hanya bisa berharap Semoga pandemi ini segera usai
Pingback:
Pingback:
Fanny_dcatqueen
Kasian memang melihat orang2 yg banyak terdampak dengan pandemi ini mba :(. Ada temen2 ku yg di PHK juga, ada yg hrs menjual mobil itupun dgn hrg murah, malah ada sodara yg anaknya sakit sampe hrs operasi besar sementara keuangan sedang kritis. Kmrn ada temen yg sampe minta bantuan utk beliin makanan kucingnya. Krn suaminya yg supir gojek , incomenya LG ga menentu. Sedih dengernya. Selama aku msh bisa bantu, pasti aku bantu.
Sahabatku ada yg hrs balik ke Medan akhirnya, Krn di JKT dia kena PHK dan udh mencari2 ttp belum ketemu kerjaan baru.
Pandemi ini alhamdulillahnya ga terlalu berefek ke keluargaku, tapi bukan berarti aku bebas foya2. Sejak awal nikah aku udh disiplin kalo soal keuangan. Emergency cash ada, tapi Krn income suami msh full dibayar kantor, uang emergency itu msh blm perlu aku gunain. Yg aku lakuin dalam hal berhemat, mengubah cara belanja bulanan, dari yg DTG lgs ke swalayan, kali ini jd online. Dan itu berasaaaa hematnya.
Aku memang bikin list dr sebelum berangkat ke swalayan. Tp sampe di sana adaaaaaa aja barang dibeli yg diluar dr catatan. Tapi sjk belanja online lewat happyfresh, itu aku beneran stick Ama yg tertulis, dan totalnya jauh LBH murah hahaha :D.
Trus aku mengganti skincare, dr yg produk premium Jepang, jadi medium class :D. Apa kulitku masalah? Awalnya iya, tp lama2 jd membaik lagi, walopun blm sebagus pas msh pake yg premium wkwkwkkwk. ABis gimana dong, aku udh mutusin resign, ga mungkin maksain pake skincare mahal. Mending aku tabung utk traveling pas pandemi bubar.
Utk belanja online yg ga ptg, skr ini aku kurangin dan berhasil. Bbrp aplikasi malah aku delete biar ga tergoda. Setiap suami trf uang gajinya, itu lgs aku utamain pos2 investasi dan saving. Supaya pegangan ttp ada. Baru setelah itu yg sifatnya konsumtif.
Semoga kita semua bisa bertahan yaaa, berat memang, tapi aku yakin ini pasti berlalu juga 🙂
renov
Pandemi ini memang memberikan batasan kehidupan yang tidak terbayangkan sebelumnya, terutama yang usahanya bukan online.
PHK dimana-mana juga bukan hanya terjadi di satu negara aja, tapi global mendunia.
Pengelolaan uang, termasuk diantaranya shopping management, merubah pola belanja dan selalu mempersiapkan Emergency cash emang penting banget tuh. Namun kaya yang dirimu sampaikan. Nggak berarti jadi digunakan apalagi buat situasi yang sifatnya tidak emergency.
Aamiin semoga kita semua bertahan ya, dan malah mungkin bisa dapat insight dan usaha baru mungkin dari pandemi ini.
Yoharisna
Pandemi menimbulkan akibat yang significant pada kehidupan kita. Terutama di bidang ekonomi. Kita dituntut untuk lebih selektif dalam berbelanja.
Kalau aku sih, emang pada dasarnya hemat😁 Rasanya gak bisa lebih hemat lagi deh🤣
Kupikir skarang ini, pembiasaan untuk mengkonsumsi produk menurut skala prioritas jadi lebih baik. Kita juga jd lebih sensitif dengan kesulitan orang lain.
Anyway, moga pandemi segera Allah panggil ke sisi-Nya ya. Aamiin
renov
Heheh cannot be more frugal dibandingkan sekarang lagi ya Kak.
Kebiasaan bagus sih kak. Yang sulit adalah yang terbiasa dengan pola hidup konsumerisme.
Betul kak, dengan pola hidup sesuai skala prioritas dan kebutuhan juga bisa membuat hidup lebih sustainable dan mengurangi sampah juga.
Pingback:
Pingback:
Aisyah Dian
Kak Aku paling sebel kalau belanja dalam keadaan perut kenyang karena nggak bisa jajan wkwkwk.
Eh tapi ini beneran memang ya kalau perut kenyang mau belanja ini itu otak kita Kaya memberi sinyal nggak usah bela-beli gitu beda pas perut lapar bawaan pengen dibeli semua
Pingback:
Pingback:
Pingback:
Pingback:
Pingback: