waktu yang tak pernah cukup
Jurnal

Waktu yang Tak Pernah Cukup, Self Discovery Day 5

Waktu yang Tak Pernah Cukup. – Kita punya waktu yang sama dengan orang lain, tapi hasil kenapa bisa berbeda ya? Saya sering berpikir seperti ini, terlebih jika sudah desperado melihat to-do list yang saya belum kasih tanda centang, yang artinya sudah mengerjakan.

 

“Ya sudah tidak perlu bikin to-do list

 

“Buat apa bikin to-do list, kalau nggak diikuti”

 

 

Ya, nggak ada yang salah sih dari pernyataan di atas. Orang bebas saja berkomentar, tapi pada akhirnya kita memilih yang paling cocok dengan rutinitas kita.

 

Waktu yang Tak Pernah Cukup

waktu yang tak pernah cukup

Hari ke-5 #selfdiscoveryjournal adalah mau ngapain kalau kita dikasih tambahan waktu selama 3 jam.

 

Pertanyaan kali ini ada sangkut pautnya dengan challenge hari ke-2, tentang meningkatkan kualitas diri. Buat saya, 24 jam adalah waktu yang tak pernah cukup. Jika dikasih tambahan waktu selama 3 jam, mau saya dedikasikan (aishh dedikasi) buat menyelesaikan to-do list.

 

Alasannya biar waktu saya untuk baca buku sama nonton bisa kholas juga. 

 

To-do list saya isinya termasuk bikin artikel buat ODOP (One Day One Post), urusan domestik, kerjaan, nyari kerja, belajar, setoran kholas. Berhubung pemula yang bikin satu artikel saja lambreta bambang alias lama banget, yang lain-lainnya kegeser tuh. 

 

Baca buku udah jarang, cuma kalau saya pengen nyari referensi atau insight doang. Yang kaya gini bikin list buku yang ngga selesai makin banyak, belajar buat ujian kagak, rumah berantakan, kebon gak keurus.

 

Apa saya berhenti menulis aja ya?

Tapi sayang program ODOP tinggal 40 hari lagi.

Atau saya buat postingan tentang struggle journal saya dengan to-do list?

 

Tolong kasih masukan donk… 

Stay safe … xoxo

 

 

 

Updates 27.06.21

Akhir tahun ini saya mulai ikut Tanos Reading Challenge dan mulai membiasakan diri setidaknya baca buku (kalau bisa tiap hari). Caranya biar bisa konsisten yaitu membuat hal yang sulit ini jadi ritual.

 

Saya menyelipkan baca buku di dalam ritual pagi hari, jam istirahat dan sebelum tidur.

 

Ritual di pagi hari, setelah shalat Shubuh biasanya dilanjut dengan baca buku. Sementara di malam hari, sebelum tidur.

 

Saya belum pernah sekonsisten dalam membaca sejak saya mulai dewasa seperti sekarang. Kesulitan dalam berkonsentrasi, karena pikiran yang loncat kesana kemari menjadikan sulit untuk menyelesaikan bacaan.

 

Otak saya yang berbeda (saya mempunyai ADHD) menjadikan saya hyperfocus pada kegiatan tertentu yang saya sukai – yang menimbulkan curiousity biasanya.

 

Seteleh mencoba konsisten beberapa waktu, saya menjadi kadeudeuian atau keterusan karena nagih. Sedih juga karena enggak banyak baca buku selama ini, padahal ada ribuan buku bagus yang bisa kasih pengalaman dan ilmu baru.

 

Enggak ada yang terlambat kan, jadi semoga saja saya bisa meraih 1000 buku bacaan. Berminat buat ikut tantangan ini?

 

 

Baca juga, Hal-Hal yang Membuat Lupa Waktu, self discovery journal hari ke-4.

Baca selanjutnya, Hari yang Sempurna, self discovery journal hari ke-6.

38 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *