Kelumpuhan Tidur yang Suka Dikaitkan dengan Setan, TSC Day 5
Kelumpuhan Tidur yang Suka Dikaitkan dengan Setan, Tanos Sleeping Challenge Day 5. Siapa yang suka mengalami ketindihan atau eureup eureup dalam bahasa Sunda? … Wah saya ikutan angkat tangan nih.
Saya juga termasuk yang percaya ini ada hubungannya sama yang serem-serem. Selain pengalaman sendiri, juga ada pengalaman orang terdekat.
Kita ngomongin soal ketindihan kali ini karena ada hubungannya dengan Tanos Challenge, yang kali ini kita fokus pada Sleep Challenge.
Alasannya karena kami merasa sering mengabaikan kebutuhan tidur ini, apapun alasan yang melatarbelakanginya. Karena, jika itu penting akan menjadi prioritas dan dilakukan.
Berbicara tentang Tanos, buat yang belum tahu, kita cerita sedikit dulu ya sebelum ngobrolin yang serem-serem.
Cerita TANOS
Tanos singkatan dari TAntangan NaON Sih adalah program kolaborasi saya dengan kak Eka ‘artjoka yang diadakan berkala setiap bulannya. “Naon” diambil dari bahasa Sunda, yang artinya “apa”. Tanos diadakan di minggu kedua / ketiga setiap bulannya dengan durasi selama 7 hari.
Tujuannya adalah challenge diri sendiri untuk melakukan good habit yang berhubungan dengan self-love. Harapan dari tanos sendiri adalah good habit ini tetap continue dilakukan walau program Tanos periode itu telah berakhir.
Selain program tantangan 7 hari, kami juga punya program sebelumnya yang sudah berjalan yaitu
– Tanos Walking Challenge (TWC),
– Tanos Reading Challenge (TRC), dan
– Tanos Photo Challenge (TPC)
Peserta Tanos challenge ini datang dari kalangan blogger dan non blogger. Selain tantangan 7 hari, pendaftaran dibuka setiap saat.
Buat kalian yang ingin berpartisipasi, hayu kita ramaikan dan bentuk kebiasaan sehat yang baru. Caranya mudah, bisa follow IG @tanos.challenge agar tidak ketinggalan update challenge bulanan.
Siapa tahu ada challenge yang kalian tertarik untuk ikut atau mau ikut program yang sedang berjalan. Yuk Mari Ramaikan!
Tanos Sleep Challenge (TSC)
Tanos Sleep Challenge berlangsung dari tanggal 15 sampai dengan 21 Februari 2021.
Di dalam tantangan ini, Tanos memberikan tantangan yang berbeda setiap harinya. Tantangan di hari itu akan berlanjut ke tantangan di hari berikutnya. Begitu seterusnya.
Checklist yang dibuat adalah untuk membentuk kebiasaan baik sebelum tidur sehingga kualitas tidur kita pun bertambah.
Pengalaman Ketindihan
Hari ini kita ngobrolin kelumpuhan tidur yuks.
Siapa yang tahu acara Nightmare Side (NS) dari radio Ardan, Bandung? Ini memang siaran favorite dari jaman heubeul sampai sekarang. Saya memang penakut tapi karena masyarakat tempat saya tinggal lebih percaya dengan hal yang rasional, jadi saya juga jarang ngerasa ngeri atau serem, termasuk semalam.
Jadi semalam saya mendengarkan (NS) “Penampakan hantu seram di gudang minimarket”. Di ujung cerita diceritakan kalau temannya kena ketindihan selama tidur.
Saya kemudian teringat rumah orangtua, dimana pernah ada jamannya orang jahat sering “mengirim” sehingga rumah menjadi beda auranya. Kiriman itu kadang kami temukan nggak sengaja misalnya telor pecah dengan silet di pekarangan rumah. Atau kain kafan dengan bercak darah di para/loteng.
Di masa-masa itu hampir setiap hari ketindihan. Mau itu tidur di jam berapa pun pasti sama. Jadinya kadang saya nggak tidur di rumah.
Ternyata ini terjadi juga dengan salah seorang teman kuliah. Dia juga sama, hampir setiap hari ketindihan di kamar kostnya. Dia bilang yang menindihnya selalu mahluk yang sama, Miss Dini atau Miss K yang menghuni kost an itu. Lama kelamaan akhirnya dia pasrah aja dan menerima itu sudah jadi bagian tidurnya.
Beda lagi dengan saudara saya yang sompral waktu kami mengunjungi salah satu kenalannya yang punya sekolah sepak bola di komplek. Saat kami sedang mengobrol dan berjalan di taman belakang, saat itu waktu hampir maghrib.
Temannya mengajak untuk pergi dari taman itu, karena katanya agak mengerikan terutama di pojokan taman itu. Saudara saya sompral berkata sambil tertawa-tawa, “Yang ada dia yang takut sama saya.”
Memang saat itu mereka tengah bercanda dan suasana taman juga tidak terlihat mengerikan, malahan asri. Tidak lama dari situ, kami pulang ke rumah.
Selesai shalat isya, saudara saya tertidur. Tidak lama dia terlihat seperti kejang. Awalnya saya biarkan saja, saya pikir dia bercanda karena emang orangnya hobi ngabodor. Enggak khawatir juga karena dia nggak punya riwayat penyakit kejang.
Tapi lama kelamaan saya melihatnya seperti kehabisan nafas. Saya mengguncangkan badannya pelan cukup lama tapi dia tidak bangun juga. Akhirnya saya goyangkan keras sambil memanggil namanya. Dia akhirnya terbangun.
Dia pun bercerita kalau dia berada di taman itu dan tiba-tiba muncul wujud kakek-kakek yang marah karena dia sudah sompral. Kakek itu menahan dia untuk tinggal bersamanya. Wajah kakek ini berubah dari yang biasa menjadi sangat mengerikan.
Abis dia cerita terus ngomel, “Kenapa nggak dibangunin?” … wkkwkw ya maap, meneketehe situ dikejar setan.
Apakah kalian punya cerita yang sama?
Kelumpuhan Tidur
Ketindihan ternyata ada hubungan dengan kelumpuhan tidur. Apa itu kelumpuhan tidur?
Ketika kita bermimpi atau tertidur lelap, kita berada di tahapan tidur REM (Rapid Eye Movement) dimana mata kita saja yang bergerak. Walaupun seandainya tubuh kita di dalam mimpi tengah berlari, namun kenyataannya kita masih diam di tempat tidur.
Itu karena pada saat kita tidur, tubuh kita seperti lumpuh. Itu adalah bentuk adaptasi otak untuk melindungi tubuh kita.
Saat kita tidur, fungsi saraf neurotransmitter yang bertugas membuat tubuh kita tidak bergerak diaktifkan. Sehingga ketika di otak terjadi aktifitas, dia meminta otot untuk berhenti.
Dalam keadaan tahapan tidur REM, seluruh otot yang ada di bawah leher kecuali otot tidak sadar akan mengalami kelumpuhan tidur.
Otot tidak sadar adalah otot yang bergerak sendiri tanpa kesadaran kita. Walaupun terjadi kelumpuhan tidur, kita akan tetap bernapas dan jantung pun tetap berdetak.
Dalam keadaan fase tidur 1-4 atau tidur non REM, kita bisa tidur sambil duduk. Tapi jika kita telah memasuki fase tidur REM, tubuh kita langsung rileks dan membuat kita jatuh.
Jika pada fase tidur REM tidak tejadi kelumpuhan tidur, hal berbahaya bisa saja terjadi pada kita. Hal ini disebut “kelainan perilaku tidur REM.”
Orang yang menderita gangguan perilaku tidur REM dapat mengganggu orang lain. Ini disebabkan karena saraf neurotransmitter yang bertugas untuk menghentikan gerakan otot kita tidak diproduksi.
Lalu bagaimana dengan ketindihan?
Di Korea Selatan ini disebut dengan ‘mengalami terjepit gunting’. Fenomena ini terjadi saat seseorang tiba-tiba terbangun dalam fase tidur REM dan tidak bisa menghentikan kelumpuhan tidur.
Berdasarkan buku referensi – saduran dari buku Korea – yang saya baca, di Korsel pun dulu orang berpikirnya karena ada hantu/ setan yang menindih tubuh kita. Ada juga yang berkata sedang diculik alien. Ada juga orang yang bilang kalau nyawanya terpisah dan mereka melihat tubuh mereka yang sedang tertidur.
Tanos Sleep Challenge Day 5
Penutup
Kelumpuhan tidur ternyata adalah salah satu cara tubuh melindungi kita dari bergerak seperti di dalam mimpi. Kalau kita ketindihan, berarti kita terbangun tiba-tiba saat fase tidur REM dan tidak dapat menghentikan kelumpuhan tidur.
Dalam Tanos Sleep Challenge hari kelima, saya merasa tidur lebih berkualitas dan lebih lama dibanding hari sebelumnya. Saya hanya tidur selama 6 jam 45 menit.
Kualitas tidur kalau dilihat dari report sleep watch, saya mengalami tidur gelisah selama 50 menit. Average sleeping rate ada di 59 bpm dan tidur REM selama 3 jam 50 menit.
Semoga hari kelima makin membaik.
Jangan lupa pantengin IG tanos.challenge ya, siapa tahu challenge selanjutnya menarik hati kalian.
Stay safe … xoxo
Baca juga: Manfaat bersyukur sebelum tidur, TSC Day 4
Baca juga: Tanos Sleep Challenge Day 6
Referensi
Why? Science – The Science of Sleep