Yang Terlupakan TWC D7
Tanos Challenge

Yang Terlupakan, Tanos Walking Challenge Day 7

Yang terlupakan bisa saja kenangan, mantan pacar, yang tersia-siakan, barang-barang di gudang penyimpanan, atau … mereka yang sudah meninggalkan kita.

 

Tanggal 13 September 2020 adalah hari terakhir dari #tanoswalkingchallenge, tadinya ingin membuat hari ini jadi spesial sehingga sengaja  download app untuk wandern atau jalan jalan kaya tracking atau hiking. Nama appnya, Komoot. Saya nggak tahu apakah di Indonesia juga ada panduan rute hiking ini.

 

Supaya suami tidak merasa menjadi yang terlupakan, saya pun mengajaknya ikut. Sayangnya suami yang dari kemarin sudah memberikan signal ok buat jalan bareng, eh sore ini ada yang urgent mesti dikerjakan.

 

Bukan jalan sendiriannya yang saya takutkan, tapi tersesatnya itu hahaha … iya, saya jagoan tersesat (tersesat kok bangga ya ..duh). Di app, disitu tertulis lama perjalanan 3 jam, jadi pp sekitar 6 jam. Saya langsung berpikir beberapa power bank yang harus dibawa, air minum dan lain-lain. Akan lebih mudah jika berdua, mengantisipasi ada barang yang terlupakan oleh kami.

 

Buat yang belum tahu apa itu Tanos. Ini saya kasih cerita singkatnya ya.

Cerita tentang Tanos

Tanos singkatan dari TAntangan NaON Sih adalah program kolaborasi saya dengan kak Eka ‘artjoka yang diadakan berkala setiap bulannya. Tanos diadakan setiap minggu kedua.

 

Tujuannya adalah untuk menantang kita melakukan good habit yang berhubungan dengan self-love. Harapan dari tanos sendiri adalah good habit ini tetap berlanjut dilakukan walau program Tanos periode itu telah berakhir.

 

Tanos challenge bulan September adalah walking challenge atau tantangan jalan kaki. Dengan aturan minimal 20 menit sehari, kita diwajibkan untuk berjalan kaki sebisa mungkin di luar rumah.

 

Peserta Tanos  walking challenge ini datang dari warga net kalangan blogger dan non blogger. 

 

Tantangan setiap bulannya berbeda-beda. Pendaftaran dibuka setiap bulannya setelah kami mengumumkan tantangan bulan depan. Buat kalian yang ingin berpartisipasi, hayu kita ramaikan dan bentuk kebiasaan sehat yang baru.

Yang Terlupakan
Tanos Walking Challenge #Day_7

Schwelmer Friedhof Immanuel Kahn

„Wer im Gedächtnis seiner Lieben lebt, der ist nicht tot, der ist nur fern. Tot ist nur, wer vergessen wird“ Immanuel Kant

“Siapa yang hidup dalam ingatan orang yang dicintainya, dia tidak mati melainkan hanya sedang jauh. Mati hanya untuk dia yang dilupakan” Immanuel Kant

 

Kita main tebak-tebakan dulu ya. Kalau lihat dari video di atas, kira-kira sedang ada dimanakah saya?

 

Ok, simpan dulu jawabannya ya.

 

Saya mau cerita sedikit kenapa saya bisa mampir ke tempat ini.

 

Seperti yang tadi saya ceritakan di atas, hari ini saya gagal wisata atau jalan-jalan di alam terbuka. 

 

Jadinya saya memilih rute jalan jalan raya kembali. Tujuan saya adalah alun-alun kota sebelah, yaitu kota Schwelm yang berjarak tidak begitu jauh. Saya tunjukan letaknya di peta di bawah ini ya.

 

Yang Terlupakan, Tanos Walking Challenge Day 7 | Tanos Challenge | yang terlupakan | RenovRainbow
Schwelmer Friedhof Gärtnerei

Di tengah perjalanan jalan kaki ke alun-alun kota sebelah, saya terdistraksi dengan tempat florist / toko bunga yang besar. Mulanya tertarik dengan florist, akhirnya saya masuk ke dalam kawasan ini.

 

Gartencenter – Friedhofsgärtnerei (dibaca gartensenter – fridhofsgeirtnerai) namanya dalam bahasa Jerman adalah toko bunga sekaligus nursery untuk tanaman bunga juga tanaman yang biasa ditanam di kebun.

 

Akhirnya saya melihat-lihat tempat nursery. Bunga itu diletakkan di area depan tokonya banyak sekali. Toko tentunya tutup di hari Minggu karena aturan di Jerman adalah pada hari Minggu itu semua toko dan tempat bisnis tutup, kecuali pom bensin, kios dan restoran siap saji.

 

Pengunjung yang akan mengunjungi kawasan di belakangnya bisa mengunjungi ini dulu untuk membeli bunga.

Yang Terlupakan TWC D7

Ketika saya memasuki kawasan ini, saya melihat beberapa orang juga memasuki kawasan yang sama.

 

Areanya sendiri lumayan luas. Photo di sebelah adalah seperti koridor utama masuk. Di sebelah kiri dan kanan di ujung jalan akan ada sayap yang mengarah salah satunya ke area video di atas.

 

Jika kita memilih berjalan ke sayap kiri, akan kita temui photo seperti monumen di atas quotes “yang terlupakan”

 

Tapi benarkah itu monumen?

Pernah mendengar quotes

 

“Family means no one gets left behind or forgotten”

 

“Keluarga berarti tidak ada yang ditinggalkan atau terlupakan.”

 

 

Schwelmer Friedhof

Tapi benarkah keluarga demikian?

 

Idealnya begitu ataukah normalnya seperti itu?

 

Tempat yang saya kunjungi ini biasanya didatangi oleh keluarga untuk mengunjungi kerabatnya yang sudah meninggalkannya.

 

Seperti hari ini selain orang yang sudah cukup sepuh (tua), saya juga melihat sepasang anak muda. Saya kurang tahu apakah pasangan anak muda itu seperti saya, yang hanya berjalan disini ataukah juga mengunjungi kerabatnya.

 

Ya benar, saya sekarang berada di area pemakaman atau kuburan. Tempat orang-orang yang meninggal dimakamkan atau dikuburkan.

 

Di perjalanan pulang, saya berpikir tentang quotes Immanuel Kahn di atas, tidak perlu meninggal dalam artian sesungguhnya untuk menjadi yang terlupakan.

 

Yang terlupakan juga tidak perlu berwujud seseorang, tetapi bisa juga dalam bentuk misalnya kebiasaan. Berbicara kebiasaan,  setelah tantangan tujuh hari ini, apakah kita akan meneruskan good habit baru ini ataukah good habit ini menjadi yang terlupakan selanjutnya?

 

Hanya kita yang bisa menjawabnya.

 

Pengalaman Sahabat Tanos

View this post on Instagram

Hari terakhir #tanoschallenge artinya hari terakhir berjalan menyusuri sungai ini sambil memutar otak apa yang harus ditulis.... Walaupun sering kali yang dipikirkan sepanjang jalan berbeda dengan yang ditulis 😂😂. Selain memang di penghujung sore, suasana senja ini juga memang agak gloomy... seperti bersedih bila para pejuang #tanoschallenge akan mengakhiri perjuangannya hari ini. Tapi tak apa @renovrainbow, @efila_ , @huyogosimbolon , @metidgantika77 , @faris_net , @ani_laura_lubna , @anil_nw , @adibwiratmo , @vivimachzery ...."the old soldiers never die, they just move to another battle" 😆😆. Terima kasih pada @renovrainbow dan @efila_ atas kesempatan dan tantangannya. Terima kasih kepada semua teman2 pejuang #tanoschallenge, sampai bertemu di tantangan berikutnya. 😍😍😍 Saya sempat mengambil sedikit dokumentasi dari perjalanan sore ini. Sungguh dari satu sungai ini saja pasti ada ribuan cerita dari orang-orang yang melaluinya, yang sekedar lewat, berolah raga ringan, maupun dari ratusan pedagang yg setiap Minggu pagi mengais rezeki dari pasar kaget yang digelar. Abaikan outfit di video ini, terutama sendal biru branded KW, yang di negara +62 harganya tidak sampai sepersepuluh harga aslinya, jangan tanya kualitasnya, "do not expect too much" 😂, maafkan bila sangat tidak sesuai untuk jadi pakaian olahraga. 🙏🙏😆 Kita nikmati juga suara tukang sekoteng yang menjadi backsound videonya. 😆🙏🙏. #tanoschallenge #tanoswalkingchallenge #TAntanganNaOnSih5

A post shared by Kebuli Bandung (@kebulibandung) on

 

Untuk peserta Tanos yang akun IG nya dengan private mode dan juga yang hanya posting di story, di bawah ini adalah video rekapnya.

 

Di penghujung hari, saya dan kak Eka ‘artjoka’ kembali harus menentukan pilihan dari semua peserta Tanos. Menentukan siapa yang berhak menjadi pemenang. Eits yang belum menang bukan berarti mereka yang terlupakan ya. Pemenang hari ini jatuh kepada kak Adi dan kak Meti.

 

Khusus di dua hari terakhir, kami memilih dua pemenang yang ceritanya paling unik dan menginspirasi.

Di hari terakhir perjalanan #Tanoswalkingchallenge ini, saya berharap kalian suka dengan cerita-cerita pengalaman saya dan teman-teman.

Semoga pengalaman ini bisa memotivasi untuk membangun good habit dan juga tidak membiarkannya menjadi yang terlupakan.

 

Semoga di tantangan berikutnya, kalian bisa ikut berpartisipasi.

 

Jangan lupa berkunjung juga ke blog kak Eka ‘artjoka’ untuk melihat ceritanya di hari terakhir tantangan ini.

 

Stay safe … xoxo

You cannot copy content of this page