menulis novel bestseller
Puisi dan Cerpen,  Tips

3 Tips Menulis Novel Bestseller ala Najhaty Sharma

menulis novel bestseller

Menulis novel bestseller adalah impian bagi setiap penulis. Siapa sih yang tidak ingin karyanya diminati orang banyak. 

Ketika novel menjadi bestseller, kita pun mendapat berbagai macam peluang yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Buat kamu yang ingin tahu perbedaan cerpen dengan novel, bisa membaca artikel saya sebelumnya.

Saya sendiri belum pernah menulis novel. Saya baru menulis beberapa cerpen yang saya tulis di blog, diantaranya Dear Ben, 22, Pulang (Part1) serta Kamu, Aku dan Dia

Cerpen yang menurut saya paling berhasil adalah 22, karena pernah masuk yang paling hots di kaskus dan masuk LINEStory. Meni bangga kitu oge nyak .. gitu aja bangga .. wkwkwk. Buat saya, lumayan gitu buat anak baru mah.

Pengalaman lomba menulis paling lumayan sih waktu kuliah di Bandung, saya sempat menang lomba naskah film di Radio Ardan. Naskah film yang saya buat bergenre fantasi, terinspirasi dari game yang dulu saya mainkan namanya Diablo II. Saya memilih soundtrack filmnya “Anywhere Is” dari Enya.

Hadiahnya selain uang cash juga dapat pelatihan bareng sutradara. Namun pelatihannya nggak saya ambil, karena dulu orientasinya ke menang dan dapat uang. Sempit banget emang pemikiran waktu saya teenager

Alasannya karena emang nggak tertarik menekuni bidang penulisan, sekarang malah bingitss karena butuh memperbaiki kemampuan berkomunikasi.

Walau begitu … prestasi masa lalu tidak menentukan saya sekarang. Masa kini bukanlah masa lalu, apalagi waktu yang terpaut dengan kejadian itu terlampau jauh. 

Makanya waktu Indonesian Content Creator bekerja sama dengan Mubadalah mengadakan kelas daring menulis novel, yang dipandu oleh Najhaty Sharma, saya langsung berteriak “MAUUU”

Sebelum masuk ke topik pembahasannya, yuk kenalan dulu dengan Mbak Najhaty yang biasa dipanggil dengan Mbak Haty.

 

Profil Najhaty Sharma

Mbak Najhaty Sharma, dikenal dengan Mbak Haty terkenal dengan novelnya berjudul “Dua Barista”. Novel ini merupakan self-published novel bestseller. Novel ini bahkan di bulan Januari 2020 terjual lebih dari 5300 eksemplar. Keren kan.

Saya sendiri belum punya bayangan bagaimana menjual buku sampai sebanyak itu, bahkan seperseratusnya pun belum kebayang. Makanya saya ada di kelas zoom ini ya hehe.

 

Novel “Dua Barista” awalnya diterbitkan per bab di Facebook miliknya sampai bab ke-13, baru kemudian Mbak Haty mencetaknya menjadi sebuah buku. 

Menurut Mbak Haty, di jaman serba modern seperti sekarang, orang mendapatkan kesempatan yang sama untuk menerbitkan tulisan. Ada banyak platform yang dapat digunakan, tinggal kita saja yang pintar mencari yang paling cocok dengan kita dan mulai menggunakannya.

Namun untuk menjadikan sebuah novel atau karya tulisan menjadi bestseller ada upaya ekstra yang mengiringi proses penulisannya. 

 

Tips Menulis Novel Bestseller

Langkah menulis novel bestseller, adalah seorang penulis harus memperhatikan  pre-writing, writing dan post writing. Menjadikannya bestseller perlu usaha ekstra dan tidak bisa instan tentunya. Mau tau apa saja tipsnya? Yuk baca terus ya …

 

I. Pre-Writing

1. Berlatih menulis.

Untuk membuat novel yang bisa lebih dari 200 halaman, diperlukan latihan yang bertahap. Mulailah dengan sering menuliskan cerita pendek. 

Dengan seringnya berlatih menulis, kita akan menemukan tips-tips menulis yang paling efektif bagi kita, karena setiap penulis punya cara sendiri yang tepat buat dirinya sendiri.

Mbak Haty bahkan menambahkan kalau sebelum dia menulis novel “Dua Barista”, sudah banyak menulis cerita yang gagal. Baik itu gagal tidak terselesaikan maupun gagal dalam bentuk kualitas cerita.

Mbak Haty berlatih menulis cerita semenjak usia 15 tahun. Pada saat itu tidak ada platform menulis seperti sekarang, jadi dia tuangkan di dalam buku tulis.

 

2. Tentukan segmen market cerita.

Sebelum kita melakukan riset penulisan, ada baiknya jika kita terlebih dahulu menentukan segmen market yang akan kita bidik supaya cerita yang kita buat sesuai.

Untuk “Dua Barista”, segmen market yang dibidik oleh Mbak Haty adalah emak-emak, sehingga karakter pun dia buat yang sesuai dengan kesukaan mereka dan bisa membuat mereka baper.

 

3. Melakukan riset penulisan.

Setelah kita mengetahui apa segmen market yang akan kita bidik, baru kemudian kita melakukan riset untuk ide cerita, karakter, plot, konflik dan penyelesaian.

Riset ini akan kita tetap lakukan juga selama menulis, namun sebaiknya sebelum kita menulis novel, sudah mempunyai bayangan ide cerita dan tema yang akan diangkat.

 

II. Writing - Membangun Kontruksi Cerita

1. Karakter

Karakter adalah bagian penting dari sebuah cerita. Untuk mendapatkan feel dari cerita itu, ada baiknya kita membayangkan diri kita jadi tokoh tersebut. Semakin kita merasakan tokoh itu nyata, semakin kuat penokohannya.

Salah satu cara untuk mendapatkan karakter yang kuat adalah dengan melihat karakter orang-orang di sekeliling kita. Lihat bagaimana karakter mereka, cara berbicara, bersikap, bereaksi terhadap suatu masalah dan mencari solusi.

Bahkan di Indonesia ada seorang penulis novel yang terkenal memakai karakter orang-orang di sekelilingnya. Sehingga ketika ceritanya terbit, semua orang berharap-harap cemas takut mereka yang ada di dalam novel tersebut.

 

novel bestseller

2. Plot.

Banyak cerita yang tidak selesai karena permasalahan di kontruksi cerita yang tidak matang. Bagian lain yang penting dalam menyusun kontruksi cerita adalah dengan mensinkronkan semua plot yang ditulis.

Ada perbedaan antara plot dan alur sebuah cerita. Plot itu ada kesinambungan antara bab satu dengan bab berikutnya. Karakternya mewarnai di setiap bab.

Sementara alur yang baik adalah cerita yang mengalir enak dan tidak janggal, tetapi tidak mesti ada kesinambungan satu sama lain.

Hal penting dari sebuah plot adalah menjaga mood dari pembaca dan mempelajari hal-hal yang membuat pembaca bertahan dan tidak bosan. 

Jika kita menggunakan platform penulisan, bisa dengan mengambil masukan dari orang lain di kolom komentar. 

Jika kita mempersiapkan sendiri, caranya dengan membaca ulang kembali tulisan kita. Jangan langsung setelah menulis, beri waktu untuk break baru kemudian membacanya.

Ketika kita mendapati kalau kita bosan dengan apa yang kita baca, kemungkinan pembaca pun merasakan hal yang sama.

Yang terakhir dari plot adalah peletakan plot twist yang di akhir dan jangan di depan sebagai unsur mengejutkan buat pembaca.

Usahakan di setiap bab membuat yang seperti itu sehingga pembaca mau melanjutkan ke bab selanjutnya.

 

 

3. Memperbanyak dialog bukan percakapan.

Salah satu cara lain untuk menghindari kebosanan dari pembaca adalah dengan memperbanyak dialog bukan percakapan.

Dialog itu setiap obrolannya seperti plot yang berkesinambungan dengan cerita. Dalam membuat sebuah dialog, usahakan jangan sampai boros kata. Unsur lainnya adalah membuat dialog itu ada manfaatnya dan harus menjadi bagian dari kontruksi cerita.

 

cara-menghadapi-politik-kantor

4. Shows don't tell

Tunjukan jangan katakan disini artinya jika seandainya kita ingin menggambarkan seseorang yang romantis, yang kita harus lakukan adalah menggali karakter dengan cara dia bersikap dan berkomunikasi contohnya.

Jika kita hanya menuliskan kalau tokoh kita misal, Anto adalah orang yang romantis, itu adalah tell.

Kalau ini saya melihatnya seperti juga dalam kehidupan sehari-hari kita, action speaks louder than words. Nggak omdo (omong doang) gitu.

 

5. Membuat opening cerita yang bagus

Opening cerita itu krusial dalam menulis novel, karena menentukan apakah pembaca tertarik untuk membaca dan bahkan membeli atau tidak.

 

6. Menyelipkan motivasi.

Jangan lupa juga untuk menyelipkan motivasi ke dalam cerita. Motivasi ini bisa diambil dari pengalaman pribadi kita, hikmah dan nasihat kehidupan yang pernah kita miliki.

Mungkin ada baiknya jika kita mempunyai buku khusus berisikan catatan kejadian yang bisa membangkitkan feel kita. Suatu saat ketika kita butuh, bisa membuka kembali catatan itu.

 

III. Post-Writing - Marketing

1. Marketing organik dan non organik.

Marketing organik berasal dari networking yang kita miliki sementara non organik adalah marketing dengan bantuan iklan. Kita bisa memasarkan dengan bantuan IG Ads atau FB Ads atau bahkan Google Ads tergantung kepada segmentasi market kita.

 

2. Gunakan covert selling.

Covert selling artinya tidak membebani pembaca dengan penjualan. Jadi kita tawarkan dulu rasa dan plot yang menarik. Bisa dengan membagikan dulu beberapa bab gratis untuk memancing mereka membeli.

 

Sesi Tanya Jawab

Buku catatan memakai google keep, karena mudah dalam mengorganisasi catatan serta mencari kata kunci.

Ya, saya melakukan riset. Total lama pengerjaannya sampai siap terbit sekitar satu tahun. Saya sendiri menuliskan kontruksi cerita hanya satu bulan, tapi kemudian cerita ini banyak mengalami perubahan.

Berhenti, mencari inspirasi yang lain. baca kembali dan masukan inspirasi. Begitu terus sampai ending, meskipun ending kita tidak memuaskan semua pembaca.

Untuk Dua Barista ini, alhamdulillah 70 persen pembaca cocok dengan endingnya.

Kendala penulis adalah semangat di awal, kemudian tiba tiba pengen bikin cerita baru lagi. nggak selesai. Di dua barista, saya berkomitmen untuk terus lanjut dan memaksakan diri untuk menyelesaikan. 

Tema yang diusung di dalam novel disini sangat sensitif, tetapi saya berusaha tidak menghakimi yang di poligami. Hanya memperlihatkan bagaimana perasaan dipoligami. Jika kita serius, InsyaAllah akan tetap selesai. Ketika lagi buntu writer’s block jangan dipaksakan.

Jangan lupa juga meminta doa kepada orangtua.

Karakter yang saya tulis di Dua Barista adalah karakter pasaran yang disukai emak emak dan bikin emak-emak baper, karena market yang saya bidik adalah emak emak. 

Sementara karakter yang kuat melibatkan setiap perjalanan hidupnya dulu yang akhirnya membentuk karakter tokoh kita, misal apa saja trauma dan juga kebahagiaan di masa kecil. 

Konflik yang ditulis di cerita  didapat dari sering memperhatikan dan belajar dari kehidupan kita sendiri. dari orang-orang sekitar kita, apa yang menjadikan seseorang menjadi mereka sekarang. Sehingga konflik yang dibangun terasa nyata, dan tidak seperti sinetron.

Sebelum dua barista, berbagai judul ditulis di dalam buku tulis.

Saya bermula dari seorang ibu yang nggak fokus di literasi, menyukai menulis tetapi tidak mengenal kelas menulis. Namun kemudian saya mengenal halaqah 1001 aksara. Dari situ baru muncul keinginan untuk menerbitkan buku.  

Dua Barista telah mengenalkan saya kepada penulis lain sampai diundang ke acara bedah buku di berbagai pesantren. Selain itu mengajarkan untuk lebih fokus, talkaktive, lebih efisien, belajar banyak dari orang baru.

Hal yang sangat penting dalam membuat novel adalah orisinalitas dan menghindari plagiarisme. Jika kita ingin belajar tanpa menerbitkan, boleh saja meniru. Namun jika kita ingin membuatnya komersil, buat dari ide orisinal kita.

Latar luar negeri itu tidak menjamin. Lebih tergantung agaimana mengemas cerita, menguasai latar luar negeri, sehingga seperti beneran ada dan feelnya dapat.

Kesimpulan

Membangun kontruksi ketika menulis novel itu sangat penting. Jangan lupa juga faktor faktor yang terkandung di dalam cerita juga.

Bagian marketing juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dari penjualan novel yang kita tulis.

Bagaimana apakah kalian sudah tercerahkan dengan materi ini? Semoga ilmunya bisa dipraktekan dan menghasilkan.

Untuk tayangan asli kelas menulis zoom ini bisa dilihat di youtube Mubadalah di bawah ini.

 

Stay safe … xoxo 

 

3 Comments

  • Thessa

    Waah materi trainingnya padeet yaa Mba 😍Bermanfaat sekali infonya. Thank you for sharing..
    Btw, aku masih agak bingung yg dialog bukan percakapan itu. Maksudnya kaya gimana ya Mba? Contoh atau penggunaanya gimana mskdnya.
    Makasi sebelumnya Mba Renov 😊

    • renov

      Holla, sorry balasnya nunggu hehehe. Aku sekalian mengkonfirmasi kembali ke Mbak Haty juga.
      Jadi kalau percakapan itu obrolan ringan yang hanya menitikberatkan pada suka suka kita aja mau meramu percakapannya sepanjang apa. Tanpa harus percakapan itu berkaitan erat dengan plot, karakter tokoh atau inti cerita.
      Semisal,
      Di jalan Adi berkata kepada Syamsul “Gimana kalu kita mampir buat makan mie ayam? Aku lapar nih”. Syamsul menjawab, “Ayo, mau makan dimana? Banyak pilihan di sekitar sini.”.

      Percakapan bisa dibuat melebar, tergantung kepada penulis tanpa ada hubungannya dengan plot cerita.

      Sementara dialog seperti ini,
      “Wah rumahmu enak sekali! Kamu bisa menyelinap kapan pun yang kamu mau tanpa suamimu tahu, ya,” kata Alegra sambil tertawa.
      “Menyelinap ke mana? Ke hutan?” sahut Nawai.
      “Ya, kalau ada diskotek di hutan boleh juga,” tambah Alegra.
      “Aku tidak suka keramian,makanya aku bis bertahan dengan cara hidup suamiku sampai sekarang. Sebenarnya aku nggak cocok dengan kehidupan Jakarta. Kalau suamiku lebih fleksibel bisa di tempat manapun,” sahut Nawai

      Dialog di atas diambil dari Novel Rumah Lebah.
      Di dalamnya menggambarkan latar belakang rumah Nawai yang jauh dari keramaian dan dekat dengan hutan. Dari pembicaraan dengan Alegra, kita dapat menangkap kalau Nawai itu orangnya tidak suka dengan keramaian. hal ini menguatkan plot cerita sebelumnya.

      Semoga penjelasanku dapat dimengerti ya, 🙂
      Kalau masih kurang jelas, aku coba cari lagi contoh yang lain.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *