Puisi Corona adalah puisi yang dibuat oleh Paul Celan, seorang penyair Rumania kelahiran Jerman.
Dia merupakan penyair berpengaruh di dalam puisi berbahasa Jerman setelah perang dunia ke-II.
Puisi Corona diambil dari salah satu koleksinya di Mohn und Gedächtnis, dengan mengambil latar setting musim gugur.
Musim gugur sendiri diinterpretasikan sebagai kebalikan dari musim semi, dimana kehidupan kembali muncul.
Meski begitu Paul mengartikan musim gugur sebagai teman, tertulis di bait pertama “wir sind Freunde”, kita adalah teman.
Mari kita cermati puisinya di bawah ini.
Puisi Corona dalam Jerman
Aus der Hand frißt der Herbst mir sein Blatt: wir sind Freunde. Wir schälen die Zeit aus den Nüssen und lehren sie gehn: die Zeit kehrt zurück in die Schale.
Im Spiegel ist Sonntag, im Traum wird geschlafen, der Mund redet wahr.
Mein Aug steigt hinab zum Geschlecht der Geliebten: wir sehen uns an, wir sagen uns Dunkles, wir lieben einander wie Mohn und Gedächtnis, wir schlafen wie Wein in den Muscheln, wie das Meer im Blutstrahl des Mondes.
Wir stehen umschlungen im Fenster, sie sehen uns zu von der Straße: es ist Zeit, daß man weiß! Es ist Zeit, daß der Stein sich zu blühen bequemt, daß der Unrast ein Herz schlägt. Es ist Zeit, daß es Zeit wird.
Es ist Zeit
Puisi Corona dalam Inggris
Autumn is eating its leaf out of my hand: we are friends. We shell time from nuts and teach it to go on: time turns back into the shells.
Sunday is in the mirror, sleeping is in the dream, the mouth speaks the truth.
My eye moves downward to the sex of my beloved: we gaze at each other, we say dark things to each other, we love each other like poppy and memory, we sleep like wine in the seashells, like the sea in the blood beam of the moon.
We stand embracing in the window, they see us from the street: it is time that they knew! It is time that the stone brought itself to bloom, that the heart beat with restlessness. It is time for it to become time.
It is time.
Puisi Corona dalam Indonesia
Musim gugur memakan daunnya dari tanganku: kami berteman. Kami mengupas sang waktu dari kacangnya dan mengajarkannya berjalan: Sang waktu kembali ke kulitnya.
Hari Minggu di dalam cermin, tertidur di dalam mimpi, mulut mengatakan yang sebenarnya.
Mataku tertuju pada kelamin kekasihku: kami saling berpandangan, kami saling mengatakan hal-hal gelap, kami saling mencintai satu sama lain seperti lieben einander seperti bunga Poppy dan ingatan, kami tertidur seperti minuman anggur di dalam cangkang, seperti laut dalam aliran darah sang bulan.
Kami berdiri berpelukan di jendela, mereka melihat kita dari jalan: ini waktunya mereka tahu! Ini waktunya batu mekar dengan nyamannya, sehingga jantung berdebar karena gelisah Sudah waktunya menjadi waktu.
Sudah waktunya.
Kesimpulan
Musim gugur adalah puisi tradisional tentang kematian dan Celan di dalam puisi Corona ini menghubungkan musim gugur dengan masa lalu.
Bagaimana menurut kalian puisi Corona ini? Apakah puisi ini puisi tentang kesedihan atau puisi tentang kebahagiaan? Adakah makna puisi yang dapat kalian baca? Tulis di kolom komentar ya.