Tips Sederhana agar Hidup Lebih Bahagia
Pengembangan Diri

10 Tips Sederhana Agar Hidup Lebih Bahagia Versi Stoik

Tips Sederhana agar Hidup Lebih Bahagia

Menuliskan tips sederhana apalagi dalam konteks finding happiness agar hidup lebih bahagia berdasarkan pengalaman pribadi tidak semudah kelihatannya.

Terlalu banyak membawa beban inner child yang terluka terkadang membuat kita menjadi pribadi yang sulit untuk bahagia.

Tentu saja hal yang harus kita lakukan adalah menyembuhkan inner child ini, berinteraksi dengan “younger self” (diri kita yang terluka) di dalam diri agar bisa berintegrasi dengan our adult consciousness (kesadaran dewasa).

Namun, hal yang saya sebutkan di atas tentunya memerlukan proses.

Jika kamu mencari tips sederhana yang bisa dengan mudah kamu integrasikan dalam kehidupan selagi kamu dalam proses penyembuhan, silahkan melanjutkan membaca.

Filsafat Stoik

Filsafat Stoik adalah salah satu pendekatan kuno untuk hidup yang lebih bahagia tetapi masih relevan dengan kehidupan modern terutama menghadapi kehidupan yang serba cepat dan penuh kompetisi seperti sekarang ini.

Stoik menekankan kontrol diri atas emosi, hidup sesuai dengan nilai-nilai moral (moral virtue and values) dan penerimaan atas apa yang dapat serta apa yang tidak dapat kita kontrol.

Berikut beberapa tips sederhana untuk hidup bahagia versi Stoik yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Pahami hal yang bisa kamu kontrol.

Stoik mengajarkan agar kita hanya fokus pada hal-hal yang dapat kita kontrol, seperti reaksi dan tindakan kita termasuk perkataan. 

Sedangkan hal yang tidak dapat kita kontrol adalah tindakan dan reaksi orang lain, peristiwa eksternal termasuk masa lalu.

Hal yang terjadi di masa lalu memang harus terjadi dan itu yang membuat kita kuat seperti sekarang. Kita tidak perlu memaafkan orang bersangkutan jika memang tidak bisa tetapi kita bisa “walk away” dan memberi makna kejadian itu dengan lebih positif. 

2. Menerima kehendak Tuhan

Di semua agama diajarkan bahwa Tuhan tidak memberikan kita beban di luar kesanggupan kita. 

Kita harus dapat mengakui dan menerima bahwa banyak peristiwa dalam hidup kita yang berada di luar kendali kita. 

Patah hati, kegagalan, penyiksaan, dan lain-lain. Setiap peristiwa termasuk yang menyakitkan membantu kita untuk tumbuh walau terkadang bentuknya paksaan.

Sikap ini membantu kita menghindari perasaan frustasi dan kekecewaan yang berlebihan.

Tidak ada lagi “Why me?” “Mengapa harus aku yang mendapatkan kejadian buruk ini” tapi “thank you” karena peristiwa ini membuat kita tumbuh dan menguatkan mental

3. Berlatih kesabaran

Kehidupan tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana. Kebanyakan muncul deviasi yang menyebabkan kita harus mencari jalan lain atau solusi atau bahkan merubah total rencana.

Belajarlah untuk bersabar dan menerima uncertainty atau ketidakpastian sebagai bagian dari perjalanan hidup. Semoga pandemi COVID19 memberikan kita pelajaran berharga. 

4. Be humble

Stoik mengajarkan pentingnya menjadi pribadi yang rendah hati dan menghindari kesombongan. 

Di dalam hidup ini, “it’s not about me” .

Dunia tidak berputar di kita. Menjadi rendah hati berarti menempatkan diri di posisi orang lain karena orang lain juga memiliki pengalaman dan kebijaksanaan mereka sendiri.

5. Hidup sesuai dengan nilai-nilai etis

Stoik menekankan pentingnya hidup sesuai dengan nilai-nilai etis dan moral yang tinggi.

Ketika kita dihadapkan dalam situasi pengambilan keputusan, cobalah untuk selalu bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku baik baik yang kita yakini maupun yang berlaku di masyarakat dan agama.

6. Melatih diri menghadapi ketidaknyamanan

Ketidaknyamanan biasanya muncul dari perubahan yang di luar ekspektasi kita. Ketika kita berada di luar comfort zone, mungkin akan muncul perasaan insecure karena berada di hal yang benar-benar baru dan tidak bisa terprediksi.

Ada baiknya jika kita keluar dari zona nyaman secara teratur, dengan sering-sering menchallenge diri sendiri dan menghadapi tantangan yang membuat kita tumbuh sebagai individu baru yang lebih baik.

7. Mengendalikan emosi

Memahami emosi adalah salah satu cara yang diajarkan Stoik untuk mengendalikan emosi negatif seperti rasa frustasi, kekecewaan, kecemasan sampai kemarahan.

Memahami emosi adalah salah satu bagian dari awareness kita ketika dihadapkan dengan situasi yang kurang menyenangkan. 

Apa yang membuat kita tertrigger untuk marah? 

Bagaimana kondisi kita saat itu, apakah kebutuhan dasar kita sudah terpenuhi? seperti misalnya, apakah kita kurang tidur? sedang lapar? cuaca yang terlalu panas atau terlalu dingin? dan lain-lain.

Lalu pikirkan apa goal yang kita ingin capai dengan marah ini?

Adakah bentuk pendekatan lain yang lebih efektif dibandingkan marah ini?

Dengan kita berada lebih sering di kondisi “sadar”, kita akan dapat merespon setiap peristiwa dengan lebih bijaksana.

8. Melatih rasa syukur

Berlatih bersyukur atas hal-hal yang kita miliki dan alami, bahkan yang terkecil sekalipun. Ini bisa membantu untuk melihat kebaikan dalam hidup kita.

Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah dengan menuliskan gratitude journal, berlatih mengucapkan affirmasi ke dalam diri sendiri. 

Kalau affirmasi sulit, bisa dibantu dengan aplikasi yang mengirimkan kata-kata positif selama beberapa kali dalam sehari, atau bisa juga dengan mendengarkan lagu yang positif.

Seperti saya sekarang ini sedang suka mendengarkan lagu Key Shinee yang berjudul “Good Great”. Lagu ini sangat membantu terutama ketika hari sedang berat.

Magic words yang saya ucapkan adalah:

I’m Good. I’m Great. Because I’m Grateful

9. Fokus pada kualitas, bukan kuantitas.

Tidak semua hal yang lebih banyak itu, lebih bagus. Di dunia yang sekarang ini dinilai secara kuantitatif seperti berapa banyak followers, berapa banyak teman, berapa kali pergi liburan, dan lain-lain, terkadang membuat kita tidak memberikan arti atas bentuk hubungan dan kegiatan itu sendiri.

Pertimbangkan apa yang benar-benar berarti buat kita, termasuk mengijinkan orang lain untuk masuk ke dalam hidup kita sebagai teman. 

10. Berpikir akan kematian

Meskipun mungkin terdengar mornid, pemikiran tentang kematian adalah salah satu konsep sentral dalam Stoik.

Pikiran akan kematian membantu kita untuk hidup sesuai dengan nilai moral dan etis, membantu menilai prioritas dan terutama menghargai waktu yang kita miliki

London Trip in Finding Happiness

Belajar Stoik untuk hidup yang lebih bahagia

Dalam trip saya ke London tahun ini, saya belajar bahwa bahagia tak selalu datang dari hal-hal besar. Terkadang, kebahagiaan dapat ditemukan dalam kenangan sederhana seperti wangi Magnolia M&S yang tetap menghiasi hari-hari saya.

Kamu juga bisa menjadikan hidup lebih bahagia dengan hal sederhana di sekitarmu dan semoga tips yang terinspirasi dari buku The Courage to be Disliked ini bisa membantumu.

XOXO

Referensi

-The Courage to be Disliked / Berani Tidak Disukai

– Toler, R. (2012). Successful Grief, Also Known as Happiness. Get Real: From Storytelling to Authenticity, 24

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *