Working Out Loud (WOL), Kolaborasi Kerja yang Efektif & Produktif. Siapa yang mengenal quote “Knowledge is Power”? Sepertinya istilah ini sudah tidak asing lagi di telinga. Dulu jika karyawan memiliki pengetahuan lebih luas dari yang lain, dia dapat menjadi spesialis dalam bidangnya dan bisa mendapatkan keuntungan berupa peningkatan karir di perusahaan.
Saya pun pernah mengalaminya, ketika salah seorang rekan kerja sulit sekali jika ditanya tentang satu hal terkait pekerjaan walaupun apa yang dikerjakan sebenarnya adalah kerja team. Mungkin dalam benaknya, ada rasa ketakutan jika yang lain mengetahui metodenya sehingga dia menyimpan ilmunya untuk dia sendiri.
Sekarang banyak perusahaan memilih metode yang lain dan mengikuti prinsip yang dinamakan Working out Loud (WOL). Inti dari prinsip kerja ini sendiri adalah terbuka, dan saling terkoneksi. Setiap orang yang terlibat di dalamnya akan berkontribusi dengan membagi pengetahuan yang dimilikinya kepada yang lainnya.
Sehingga prinsip yang terjadi adalah orang yang membagi pengetahuannya adalah dia yang membuat progress. Namun bagaimana sih cara kerja prinsip ini sendiri?
Working Out Loud (WOL) = Kolaborasi Kerja
Jika mendengar kata working out loud, yang terpikir di benak kita adalah orang yang saling berteriak satu sama lain ketika mereka berdiskusi dalam menuangkan ide. Jangan terjebak di dalam istilah out loud ini.
Fokus sebenarnya dari metode ini adalah pada ilmu yang dimiliki oleh seseorang. Metode yang digunakan sendiri adalah keterbukaan dan kolaborasi kerja.
Working out Loud = Observable Work + Narrating Your Work
Metode ini menjadi sangat terkenal ketika John Stepper menuliskannya di dalam buku yang berjudul, “Working Out Loud: For a Better Career and Life.”
Inti dari WOL adalah membagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain. Tujuannya sendiri adalah kolaborasi, membangun dinamika team yang lebih baik, menemukan kesamaan ide serta mencari solusi.