Procrastination, prokrastinasi
Career Skills,  Tips

Seni Melawan Prokrastinasi, Strategi Efektif Menjadi Lebih Produktif

Procrastination, prokrastinasi

Ketika mendengar kata “Prokastinasi”, kita mungkin membayangkan tugas-tugas yang belum dikerjakan dan sudah mendekati atau bahkan lewat dari deadline, tagihan yang belum dibayar, meja belajar  yang acak-acakan, atau kebun yang tidak terurus. Kebanyakan bentuknya dari terletak pada kegiatan yang sangat ingin kita lakukan atau yang penting.

Apa itu Prokastinasi?

Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan atau sesuatu yang kita kenal dengan prokrastinasi telah lama menjadi fokus penelitian para ilmuwan dan psikolog.

Ada beberapa pendapat dari psikolog terkenal tentang kebiasaan menunda ini. Bapak Psikologi Fungsionalisme, William James berpendapat bahwa prokrastinasi merupakan bentuk kegagalan seseorang dalam mengendalikan dorongannya. 

Pola “mencari kesenangan instan” dan menghindari ketidaknyamanan seringkali dilakukan seseorang yang sering menunda-nunda tugas. 

Dari buku “Thinking, Fast and Slow” yang ditulis oleh Daniel Kahnemann, kita mengetahui bahwa otak lebih menyukai kegiatan yang menghemat energy dari otak.

Memulai sesuatu pekerjaan terutama yang membutuhkan kerja otak, biasanya otak “mencari alasan” untuk menghemat energi. Dari sini biasanya yang menjadi awal kita mencari “kesenangan instan” seperti misalnya scrolling di sosial media, mengerjakan di akhir waktu atau bisa juga mengalihkan ke tugas yang sifatnya kurang begitu penting tetapi membutuhkan sedikit energi dari otak.

Jenis-jenis Prokrastinasi (Aktif dan Pasif)

Prokrastinasi Aktif / Active Procrastination

Active Procrastination terjadi ketika seseorang dengan sadar memilih untuk menghindari atau menunda mengerjakan tugas, bahkan ketika mereka mengetahui konsekuensi negatifnya.

 

Ciri-ciri Prokrastinasi Aktif

Hati-hati jika kita merasa sering berargumen dengan diri sendiri untuk memulai mengerjakan sesuatu dengan alasan misalnya merasa kurang siap, tidak cukup waktu, sedang tidak mood, dan sejenisnya.

Mengapa harus berhati-hati?

Karena itu merupakan salah satu ciri dari active procrastination.

Ciri berikutnya dari active procrastination adalah mudah terdistraksi. Kita memulai mengerjakan tetapi terhenti berulang kali dan beralih ke aktivitas lain (yang biasanya membutuhkan mental effort atau energi otak yang lebih rendah).

Buat kamu yang suka mengerjakan di akhir waktu atau mendekati deadline, hati-hati karena ini adalah ciri berikutnya.

Kalau kamu merasa bersalah telah menunda-nunda tetapi tetap mengulangi pola yang sama, maka kamu juga mempunyai ciri-ciri  prokrastinasi aktif.

Prokrastinasi Pasif / Passive Procrastination

Passive procrastination berbeda dengan active procrastination, dimana kita dengan sadar dan sengaja menunda pekerjaan. Sesuai dengan namanya pasif, individu yang melakukannya tidak menyadari dan mungkin tampak sibuk dengan aktivitas. lain.

Mereka yang memiliki ciri prokrastinasi pasif, secara tidak aktif telah memilih kegiatan atau tugas yang bukan seharusnya mereka kerjakan sekarang.

Ketika misalnya kita harus mengerjakan Tugas Akhir, kita malah mengerjakan hal lain yang kurang penting dan tidak ada relevansi seperti memeriksa e-mail, mengecek WhatsApp atau sekadar browsing.

Ciri lainnya adalah merasa kewalahan dan tidak tahu memulai dari mana.

Ciri berikutnya mungkin banyak yang merasa mengalaminya yaitu menunda karena takut tidak dapat menyelesaikan tugas dengan sempurna, atau yang lebih kita kenal dengan perfeksionisme. 

Ini serupa dengan pendapat Psikolog Alfred Adler yang melihat prokrastinasi sebagai manifestasi dari perasaan tidak aman karena tidak merasa mampu menyelesaikannya dengan baik dan bahkan takut akan kegagalan. Rasa inferioritas ini menyebabkan mereka menghindari tugas untuk melindungi harga diri mereka.

Ciri yang terakhir dari jenis prokrastinasi ini adalah mereka yang kehilangan motivasi untuk menyelesaikan tugas, sehingga membuat mereka merasa kelelahan, otak merasa bosan dan ada keinginan untuk meninggalkannya.

Dampak Prokastinasi Aktif dan Pasif

Tidak ada dampak yang lebih ringan baik itu prokrastinasi aktif maupun pasif, karena keduanya merujuk pada kegiatan menunda tugas yang mana jika dilakukan terus-menerus akan membentuk kebiasaan.

Berikut ini beberapa dampak negatif dari kebiasaan menunda yang perlu kita waspadai,

1. Menyebabkan stres, kecemasan dan perasaan kewalahan.

2. Menurunnya produktivitas karena kualitas pekerjaan yang dikerjakan mendadak tentunya berbeda dengan yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari.

3. Memicu munculnya konflik interpersonal karena tugas yang belum selesai dikerjakan, atau karena kualitasnya yang kurang baik.

4. Berpotensi menurunkan harga diri karena perasaan tidak mampu ketika kita gagal memenuhi deadline. 

Strategi Menjadi Lebih Produktif

Procrastination tidak bisa dianggap sebagai masalah yang sepele, bahkan para ahli menyarankan untuk mengidentifikasi jenis yang mendasarinya.

Ada banyak saran dari para ahli terkait beberapa strategi yang dapat membantu menjadikan kita lebih produktif.

Beberapa saran di bawah ini adalah beberapa yang biasa saya terapkan diantaranya,

Eisenhower matrix
source: google

  1. Membuat To Do List dengan sistem Eisenhower Matrix untuk mengorganisir dan memprioritaskan tugas berdasarkan kepentingan dan urgensitas.
  2. Membagi tugas yang besar menjadi tugas kecil yang mudah dimanage.
  3. Menetapkan deadline penyelesaian yang realistis dan memberikan buffer time jika perlu, misalnya ketika jadwal kegiatan sedang tidak dapat diprediksi.

3. Menetapkan deadline penyelesaian yang realistis dan memberikan buffer time jika perlu, misalnya ketika jadwal kegiatan sedang tidak dapat diprediksi. 

4. Ketika sedang mengerjakan, minimalisir gangguan atau distraksi.

5. Beri penghargaan kepada diri sendiri ketika berhasil menyelesaikan tugas.

Contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja ketika mendapat tugas menulis essay sebanyak 3000-5000 kata yang harus diselesaikan dalam waktu dua minggu.

Maka yang pertama saya lakukan adalah membuat mind map tentang topik yang akan diangkat dan poin-poin apa yang akan dijelaskan.

Setelah mengetahui apa yang akan saya bahas, kemudian saya membagi jatah kata dengan proporsi 1/3 dari jumlah kata (1000) untuk pembuka termasuk permasalahan, 2/3 dari jumlah kata (2000) untuk isi dan pembahasan, 1/3 (1000) untuk kesimpulan dan penutup.

Kemudian setelah itu saya akan membreak down jatah kata sesuai poin yang akan saya bahas. Hal ini untuk mencegah saya membahas terlalu panjang untuk poin tertentu dan agar pembahasan tetap berada di dalam konteks.

Selama mengerjakan agar lebih efektif, saya menggunakan Teknik Podomoro yaitu mengerjakan tugas dengan sistem interval waktu dimana satu sesinya berlangsung selama 25 menit dan istirahat selama 5 menit untuk mengambil minum dan meregangkan badan.

Akan lebih baik jika sebelum mengerjakan tugas, kita menetapkan dahulu akan melakukan berapa sesi menggunakan Teknik Podomoro. Untuk memudahkan kamu bisa menggunakan timer atau app seperti Toggle. 

 

Strategi lain yang tidak kalah ampuh dan efektif digunakan adalah dengan menetapkan tujuan dan mencari Why atau alasan mengapa tugas ini penting untuk dikerjakan. Strategi ini dibahas di dalam video yang saya selipkan di atas. 

Hal ini juga diperkuat oleh Viktor Frankl yang menekankan pentingnya makna dan tujuan hidup untuk mengatasi prokrastinasi. Beliau berpendapat bahwa ketika kita memiliki tujuan yang jelas dan merasa kalau pekerjaan atau tugas kita memiliki makna, maka kita cenderung termotivasi untuk menyelesaikan tugas.

Eat the Frog Methode
Source: Pinterest

Rekomendasi Buku Tentang Prokrastinasi

Ada banyak buku terkait tema procrastination. Tidak mengherankan karena tema ini lumayan populer dan sangat relate dengan permasalahan jaman now yang dipenuhi banyak distraksi dan tuntutan untuk multitasking.

Diantaranya adalah buku “Eat That Frog!” yang ditulis Brian Tracy, yang memberikan 21 metode untuk menghentikan procrastination dan bagaimana kita menjadi lebih efisien dan produktif dengan menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam waktu yang lebih singkat.

Buku lain yang populer adalah “Atomic Habits” ditulis oleh James Clear, tentang bagaimana micro habits atau kebiasaan kecil yang konsisten yang kita lakukan dapat membawa perubahan besar, termasuk dalam mengatasi procrastination.

Buku yang terakhir yang tidak kalah bagus dari buku sebelumnya yang telah disebutkan adalah “Deep Work” yang ditulis oleh Cal Newport. Buku ini membahas pentingnya bagaimana kita mempertahankan fokus yang dapat mengurangi kebiasaan menunda mengerjakan tugas.

Nah, bagaimana dengan kamu sendiri? Apakah kamu punya tips ampuh yang selama ini kamu terapkan untuk mengatasi kebiasaan menunda? Ditunggu share ceritanya di kolom komentar ya:)

Stay healthy and happy!

XOXO

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *