Ketika Hari Berganti dan Semua Pergi
Jalanan kemarin tampak sesak padat.
Ribuan orang berjalan seperti kendaraan merayap.
Para pemuda kembali meneriakan kata kemerdekaan.
Ironisnya bangsa kita sudah lama lepas dari penjajahan.
Seperti sebuah dejavu,
Pemuda lama pernah meneriakan yang sama
dua puluh dua tahun yang lalu.
Benarkah kini sumpah hanya tinggal kata.
Mungkin pemilu dan sumpah, seperti waktu dan hari.
Ketika hari berganti,
Waktu yang lalu tak akan kembali.
Satu, dua, tiga, …
Para pemuda menghitung kawannya.
Ketika hari berganti,
ada sebagian yang tak kembali.
Para pemuda kemudian bertanya kepada pemuda lama,
Masihkah kita bertumpah darah yang sama?
Masihkah kita berbangsa yang sama?
Masihkah kita berbahasa yang sama?
Ketika hari berganti dan semua pergi.
Ketika hari berganti dan semua pergi.