Kebebasan Finansial. Ini Investasi yang Bisa Kamu Lakukan
Siapa yang merasa kalau tahun ini berlalu begitu cepat? Tanpa disadari sudah akan memasuki sepertiga akhir tahun. Kebebasan finansial, jika memang menjadi salah satu resolusi kalian tahun ini apakah sudah menunjukan progressnya?
…
Buat saya, tidak atau tepatnya .. belum.
Yang berbeda di tahun ini buat saya adalah saya menjadi salah satu Korean Wave fans. Mungkin kamu bertanya, “Apa hubungannya dengan kebebasan finansial? What does this have to do with financial freedom?
Well, let me emphasize the earlier statement and also show you that people change and evolve, and their financial circumstances along with their perspectives on it can shift over time.
Kamu mungkin tahu dan hafal betul jika menyukai Drakor, K-Pop Idol, makanan Korea, atau kosmetiknya. Bisa jadi kamu tidak menyukai semua dari yang saya sebutkan itu, tapi mungkin pernah menyukai, memakai atau bahkan tetapi menjadi fans setia hegemoni yang berhasil dilakukan negara Korea.
Ini kamu rasakan ketika kamu Army atau bahkan salah satu sekte YMM a.k.a Yoongi (BTS) Marry Me yang excited waktu Suga mengumumkan jadwal konsernya tepat di hari Valentine 2023.
Untuk konser D-Day di bulan Mei kemarin di Indonesia, kamu bahkan mati matian ikutan war atau beli di 3rd party.
Walau harus menguras isi tabungan, tapi kamu merasa puas apalagi kalau bisa beli kategori VIP. Bahkan kalau bisa nonton Encore di Korea juga tanggal 24 – 25 Juni 2023.
Tapi mungkin kamu gak bisa melakukannya …
Sama seperti saya.
Kebebasan Finansial = Kebebasan Waktu
Selain karena tidak ada jadwal manggung di Eropa, saya hanya bisa menonton Suga D-Day Japan Live Concert di bioskop kota sebelah. Untuk menonton langsung, buat saya biayanya terlalu mahal walaupun misal pilihannya adalah konser di Indonesia alias pulang kampung.
Di saat seperti ini lah saya berpikir akan kebebasan finansial.
If money wasn’t a big issue, konser di negara mana aja dijabanin tanpa khawatir soal biaya termasuk harga tiket.
Hal lainnya adalah waktu.
Let’s say kamu memang punya uang dan bisa pergi kemana saja, tapi ketika kamu terikat kerja untuk orang lain, kamu harus mengikuti aturan yang berlaku. Bisa saja kamu mengajukan cuti tapi itu pun kalau kolega kamu tidak ada yang mengambil di saat yang sama atau kalau tidak ada projek penting yang harus dikerjakan.
Bisa dibilang kebebasan finansial adalah ketika kita memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan finansial tanpa terlalu banyak ketergantungan pada pekerjaan rutin. Ini dapat membuka pintu menuju kebebasan waktu.
Bayangkan saja, dengan kebebasan finansial, kita memiliki fleksibilitas untuk mengalokasikan waktu sesuai dengan keinginan. Misalnya, nonton konser K-Pop Idol di negara mana pun yang kamu inginkan.
Apalagi kalau kamu multi stan (uhuk … saya termasuk salah satunya), banyak banget konser yang ingin kamu datangi. Belum lagi membeli merchandise-nya, mendatangi official store di Korea, mengunjungi tempat favorit bias dan masih banyak lagi yang ingin kamu lakukan.
Jadi bisa dibilang, dengan kebebasan finansial kamu juga bisa menjalani gaya hidup yang lebih seimbang, dan mengejar aktivitas yang lebih bermakna tanpa terikat oleh kewajiban keuangan yang ketat.
Mirip dengan film Zom 100: Bucket List of the Dead yang weekend lalu saya tonton, moral story nya adalah waktu yang kita habiskan di tempat kerja atau untuk pekerjaan bahkan kadang porsinya 80% dari 24 jam.
Kita menjadi zombie yang gak tidur, berebutan mengejar target, tidak menikmati hidup (tentu saja karena zombie udah mati atau kiasannya dead within mungkin ya).
Namanya jadi zombie, pastinya kita tidak memiliki perasaan dan tidak peduli dengan sesama.
Lalu apakah dengan jadi zombie dan bekerja di perusahaan dapat meraih kebebasan finansial?
Munculnya Start-Up dan Maraknya Side Hustle
Kalau kamu menduduki posisi yang cukup tinggi atau bahkan di level executive, bisa saja kamu meraih jumlah yang kamu inginkan, yang jika kamu tabung dan investasikan dalam bentuk lain bisa membantu kamu dalam meraih kebebasan finasial.
Singkatnya, hanya bekerja di perusahaan akan membutuhkan waktu lama untuk mencapai ini. Apalagi tentunya kita juga memilki gaya hidup dan tanggung jawab yang harus kita biayai juga.
Selain itu risiko ketidakpastiannya juga tinggi. Kamu bisa kapan saja diberhentikan dan butuh waktu untuk mencari lagi di tempat baru.
Atas dorongan inilah, banyak milenial dan bahkan generasi Z yang mendirikan Start-up dan juga menjalankan side-hustle atau bisnis sampingan selain pekerjaan utama.
Untuk yang punya side-hustle, mereka akan melepaskan pekerjaan utama ketika bisnisnya punya prospek yang bagus dan bisa menghidupi mereka jauh dari pekerjaan utama.
Jadi apa yang harus dilakukan untuk memulai jadi Entrepreneur atau pengusaha?
Yang penting adalah merubah mindset.
Investasi yang Harus Kamu Ketahui
Uang memang penting tetapi yang paling penting adalah mindset yang kamu punya di otak kamu tentang investment atau investasi.
Investment nggak melulu soal uang dan aset fisik. Mengutip dari obrolan antara Ali Abdaal dan Mark Tilbury di podcast Ali yang tayang di channel YouTubenya, berikut adalah jenis investasi yang harus kamu ketahui:
Yang pertama adalah skills kemudian berikutnya adalah education. Poin pertama dan kedua ini bisa kamu dapatkan baik itu dari pendidikan formal maupun non formal.
Poin berikutnya adalah experience. Disini lebih kepada experience dalam melakukan berbagai macam pekerjaan saat kamu muda sehingga dari sini kau bisa tahu apa yang kamu sukai dan tidak sukai.
Poin yang terakhir adalah investasi dalam bentuk saham, usaha ataupun real estate.
Setelah kamu mengetahui jenis jenis investasi, sekarang waktunya ke urusan mindset. Jadi ada beberapa hal yang harus kamu pahami sebelum kamu berinvestasi.
Change Your Mindset
Mindset terkait kebebasan finansial atau financial freedom apa sih yang harus kita tahu,
Yang pertama adalah understand the value of your time atau memahami nilai waktu yang kita punya. Jadi gunakan serta alokasikan waktu yang kita punya untuk tujuan atau goal yang ingin kamu capai.
Selain itu jika kamu pernah belajar manajemen keuangan, kamu pasti familiar dengan yang namanya nilai waktu. Dalam konteks investasi, artinya kita mengenali seberapa berharganya waktu dalam mengambil keputusan keuangan.
Setiap keputusan investasi memiliki konsekuensi waktu dan hasil finansial yang berpotensi berdampak jangka panjang. Oleh karena itu kalau kita mengerti, kita bisa lebih bijak dalam memilih investasi yang sesuai dengan tujuan dan toleransi risiko kamu. Hal lainnya adalah kita bisa mengoptimalkan pengembalian investasi seiring berjalannya waktu.
Poin berikutnya adalah understand the value of your work atau memahami nilai dari pekerjaan kita. Yang harus kita kenali disini adalah berapa besar upaya dan waktu yang kita sudah investasikan dalam pekerjaan atau usaha kita (misal menempuh pendidikan) dan apakah hasilnya menghasilkan nilai yang sebanding atau bahkan lebih besar, baik itu dalam bentuk penghasilan maupun aset.
Poin ketiga adalah Don’t sell yourself short, artinya jangan meremehkan atau menjual diri kita dengan value yang lebih rendah dari sebenarnya. Pada poin ini, menekankan akan pentingnya bagi kita untuk tidak mengabaikan nilai dan potensi yang kita miliki baik itu dalam investasi atau bisnis kita.
Jika kita memiliki keterampilan, pengetahuan, atau aset yang punya potensi untuk menghasilkan output yang lebih baik, jangan terburu-buru menerima penawaran atau kesepakatan yang kurang menguntungkan.
Penting untuk bersikap cermat dalam mempertimbangkan penawaran atau kesepakatan yang datang.
Poin yang keempat adalah don’t be afraid or losing everything when you’re young atau jangan takut kehilangan segalanya saat kamu masih muda atau lebih tepatnya jangan takut mengambil risiko.
Saat kita muda, kita memiliki waktu yang lebih panjang untuk pulih dari kemungkinan kerugian dan belajar dari pengalaman tersebut. Mengambil risiko yang terukur dan belajar dari setiap kegagalan dapat membantu kita membangun wawasan, keterampilan, dan portfolio investasi yang kuat di masa depan.
Poin yang terakhir adalah if you hate the work, the money won’t make up for it atau jika kamu tidak menyukai pekerjaan yang kamu lakukan, keuntungan finansial yang kamu dapatkan mungkin tidak cukup untuk mengatasi ketidakpuasan dan stres yang kamu alami.
Self-Evaluation
Ketika sudah mengetahui jenis investasi dan bagaimana cara membangun mindset yang benar tentang investasi, sekarang pertanyaannya beralih pada, “Apakah kamu sudah pernah mengaplikasikannya?”
Jika kamu menanyakan saya, jawabannya adalah saat ini saya sedang berusaha untuk fokus berinvestasi pada diri sendiri termasuk menambah pengetahuan untuk diri yang buta akan literasi keuangan.
Kebutaan ini ternyata ini sangat fatal karena banyak keputusan finansial yang zonk akibat ketidakmatangan perhitungan, estimasi, dan lain sebagainya.
Pelajaran ke depannya bagi saya adalah untuk lebih bijaksana dalam mengevaluasi dan memberikan estimasi termasuk mempertimbangkan risiko yang kemungkinan muncul.
Jadi sudah siapkah kita akan financial freedom atau kebebasan finansial?
Stay healthy
xoxo