Financial Plan, Bagaimana Mewujudkan Mimpi dengan Investasi
Perjalanan pahit dalam masalah keuangan telah membawa saya di tahun lalu memutuskan untuk mengedukasi diri soal keuangan terutama mengenai financial plan. Sebagai realisasinya, tahun ini saya banyak menghabiskan waktu membaca buku-buku seputar keuangan.
Jika saya harus disuruh mengurai dosa-dosa finansial, rasanya banyak banget. Misalnya saja, untuk pengeluaran yang ekstra besar seperti liburan, kami hanya menabung konvensional. Kami juga tidak membatasi pengeluaran dan besaran dana darurat yang saya punya di bawah yang disarankan.
Kami yang sebelumnya menganut tim istri tahu beres dengan proporsi tanggung jawab suami = 100% untuk keluarga dan istri = 100% untuk istri, menjadi merjer finansial walaupun kontribusi saya sangat kecil sekali.
Saya akui, keuangan rumah tangga memang selama ini sangat bergantung pada suami, karena baik itu gaji atau uang jajan yang saya peroleh sebagian besar teralokasikan untuk kepentingan sendiri.
Saya melupakan tugas dan tanggung jawab kepada pasangan sebagai keluarga inti dan lupa akan batas kemampuan sendiri.
Pengalaman inilah yang memicu saya untuk belajar tentang bagaimana merencanakan keuangan yang BENAR termasuk mengedukasi diri soal investasi.
Kesalahan Pandangan Kita Tentang Financial Plan
Membuat rencana keuangan ternyata bukan hanya mencatat pengeluaran dan pendapatan saja dan mengalokasikan dana untuk kepentingan tertentu. Lebih dari itu, kita bisa membuat uang yang kita miliki mempunyai pertambahan nilai di masa depan.
Alasannya karena kami masih ingin mewujudkan mimpi walaupun kondisi keuangan sekarang terbatas.
Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang umumnya orang lakukan (termasuk saya) tentang financial plan,
1. Menganggap kalau perencanaan keuangan itu tidak penting.
Kita sudah tau berapa pendapatan kita dan berapa rata-rata pengeluaran kita, sehingga kita menganggap tidak perlu untuk melakukan perencanaan keuangan. Padahal dengan tidak ada ini, kita bisa melakukan banyak kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Misalnya ketika kita mempunyai uang dadakan, kita mungkin mengalokasikannya kepada hal yang tidak bersifat pertambahan nilai atau menyimpan untuk dana darurat.
Begitu pula ketika semisal kredit pengajuan rumah kita di ACC padahal pengeluaran di tahun depan tidak mencukupi kebutuhan dan membayar cicilan. Akibatnya kita berhutang untuk menutupi pengeluaran.
Hal ini bisa kita cegah kalau seandainya kita melakukan perencanaan keuangan.
2. Menabung tanpa tujuan.
Kesalahan yang kedua ini kita lakukan ketika kita menyadari bahwa kita perlu menabung tetapi kita tidak menentukan berapa nilai yang harus ditabung dan untuk keperluan apa. Kita juga masih menggunakan rekening yang sama, dan bukan rekening yang ditujukan untuk menabung.
Akibatnya ketika ada keperluan, kita dengan mudah mengambil uang dari rekening. Padahal hal ini bisa dihindari ketika kita melakukan perencanaan keuangan.
Jika kebiasaan ini kita lanjutkan, kita bisa berakhir dengan nilai saldo rekening Rp 0,-.
Ketika kita merencanakan keuangan kita, kita sudah tau berapa nilai yang harus kita sisihkan di awal saat menerima gaji dan langsung kita alokasikan. Kalau bisa ke tabungan yang berbeda sehingga kita tidak menganggap, “Ah, masih ada uang.”
3. Tidak mempunyai dana darurat.
Apa sih dana darurat?
Sesuai dengan namanya,
dana darurat adalah dana yang bisa kita gunakan untuk kelangsungan hidup dan saat tingkat kepentingannya sudah berada di tahap darurat (penting dan harus ada sekarang), misal ketika kita kehilangan pekerjaan, atau ketika ada anggota keluarga yang sakit dan membutuhkan kucuran dana, dan lain-lain.
Dana darurat ini harus kita miliki sebelum yang lainnya, seperti misal menabung untuk liburan, atau untuk dana pendidikan, untuk ibadah haji.
Besar dana darurat untuk kamu, karyawan yang masih single adalah sebanyak minimal 3 x total pengeluaran per bulan dan jika kamu adalah seorang karyawan yang sudah berkeluarga adalah sebanyak 12 – 15 x total pengeluaran per bulan.
4. Menganggap menabung itu adalah investasi.
Ini kesalahan yang banyak dilakukan oleh banyak orang.
Jika kita menabung di bank maka nilai yang kita tabungkan di akhir bisa saja lebih kecil karena adanya potongan biaya administrasi. Berbeda dengan investasi, nilai yang kamu peroleh bisa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai awal yang kamu investasikan, tergantung pada instrumen investasi apa yang kamu pilih.
5. Menganggap investasi adalah judi.
Baru baru saja ini terjadi kasus judi berkedok trading yang menghebohkan karena menciduk dua orang yang pernah mempunyai julukan crazy rich.
Rata-rata orang yang tertipu dengan produk ini karena menganggap akan mendapat keuntungan yang tinggi dalam jangka waktu yang pendek. Mereka tergiur contoh affiliator yang sekarang sudah memiliki kebebasan finansial dalam waktu singkat, padahal menurut ahli saham yaitu Phil Town, “Untuk bermain saham, kita perlu sabar, untuk tujuan jangka panjang dan menjual di waktu yang tepat.”
Setelah mereview kesalahan pendapat orang tentang investasi, lalu apakah saya sudah fit untuk melakukan investasi?
Financial Plan Check Up
Cara pertama yang mesti dilakukan adalah melakukan financial check up untuk mengetahui dimana posisi kami sekarang. Financial check up ditujukan untuk melihat kekayaan bersih kita sebagai potret kondisi finansial kita yang sesungguhnya.
8 Indikator Sehat Finansial
Menurut Prita Ghozie, seorang ahli keuangan di Zap Indonesia, ada 8 indikator sehat secara finansial, yaitu:
1. Punya dana darurat.
2. Mampu mengelola utang. Utang tidak boleh melebihi 35% dari penghasilan rutin bulanan.
3. Punya rumah tinggal.
4. Punya dana pendidikan anak.
5. Punya tabungan hari tua.
6. Mampu mengendalikan gaya hidup.
Ingat Penghasilan = Pengeluaran + Tabungan!
7. Punya proteksi keuangan dengan memiliki asuransi.
8. Tahu portfolio keuangan keluarga.
Portfolio Keuangan Keluarga - 1. Kekayaan Bersih/Net Worth
Financial Check Up ini saya ambil dari buku Make It Happen karya Prita Ghozie. Buku ini bagus banget dan mengajarkan banyak tentang pentingnya dan cara penyusunan financial plan.
Untuk file akses Financial Check Up ini bisa kalian temukan linknya di akhir artikel.
Hasil Financial Check Up Plan
Hasil financial check up adalah 3 rasio utama yang akan jadi indikator kesehatan keuangan kita, yaitu:
1. Rasio menabung dengan menggunakan rumusan komitmen investasi setahun dibagi dengan penghasilan rutin setahun. Rasio yang sehat adalah sekitar 25%-30%. Sementara jika rasio kita sebesar 10% masih dikatakan sebagai pemula dan berada di level gawat jika sebesar 0%-5%.
2. Rasio kemampuan membayar cicilan yang sehat adalah di angka 0%-20% dengan menggunakan rumusan komitmen utang setahun/penghasilan rutin setahun.
3. Rasio likuiditas yang sehat adalah 12 x pengeluaran rutin bulanan.
Membuat kondisi keuangan yang sehat tentu tidak mudah. Apalagi buat para kaum muda yang baru pertama kali masuk kerja. Boro-boro ada yang bisa disisihkan, bisa cukup sampai akhir bulan saja sudah syukur.
Namun kita bisa ko mencicilnya sedikit demi sedikit, dimulai dari mempersiapkan dana darurat dahulu.
Baru setelah itu punya asuransi dan setelah yakin keuanganmu sehat, kita melangkah ke tahap penting yang bisa membantu mewujudkan mimpi kita yaitu dengan berinvestasi.
Time Value Money
Mengapa orang harus berinvestasi?
Pola pikir dalam berinvestasi adalah bahwa nilai uang itu berubah dari waktu ke waktu.
Ketika kita menabung Rp 5.000.000,-, uang sebesar itu akan berbeda harganya ketika waktu 5 tahun lagi.
Ketika kita berinvestasi, nilai yang Rp 5.000.000,- tadi akan bisa berkali lipat jumlahnya sesuai dengan periode lama kita menginvestasikannya.
Salah satu alasan mengapa orang harus berinvestasi adalah karena ini bisa membantu kita mencapai kesuksesan finansial?
Apa sebenarnya sukses finansial?
Apakah selalu identik dengan crazy rich yang punya harta melimpah?
Definisi sukses finansial sangat subjektif dan tergantung kepada individunya.
Buat saya sendiri, sukses finansial adalah ketika saya hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih besar dari pengeluaran, bebas dari hutang dan kalau bisa meninggalkan warisan.
Investasi bisa menjadi alat untuk mencapai kondisi tersebut.
Berinvestasi itu bagaikan lari maraton dan garis finisnya adalah sukses finansial.
Investasiku
Baru-baru ini saya tertarik untuk mencoba produk Investasiku dari PT Mega Capital Securitas, berawal dari pembelajaran saham di Akademi Investasiku dan juga IG Live mereka seputar saham pukul 08:30 WIB.
Investasiku merupakan produk dari Mega Capital Securitas , PT , yang merupakan Manajer Investasi yang sudah terverifikasi di ojk (sumber: ojk.go.id).
Situs Otoritas Jasa Keuangan berisi informasi seputar Industri Pengelolaan Investasi termasuk reksa dana yang sudah terdaftar atau tidak terdaftar.
Produk Investasiku
Produknya bisa kita pilih sesuai dengan rencana keuangan kita.
Jika kita ingin memilih high return atau tingkat pengembalian tinggi, kita bisa memilih produk investasi dengan risiko tinggi seperti saham. Ini cocok untuk investasi jangka panjang.
Sementara jika kita ingin memilih produk investasi untuk misal dana umroh dalam 2 tahun ke depan, kita bisa memilih produk investasi reksa dana pendapatan tetap, yang mempunyai risiko rendah.
Selain produk saham dan reksa dana, ada juga produk obligasi.
Untuk sekarang ini, Investasiku baru mempunyai produk saham.