Lockdown Lokal di Jerman
Lockdown Lokal di Jerman. Angka penyebaran virus Corona kini menunjukan kembali kurva naik. Pemerintah di berbagai Negara telah mengambil tindakan preventif untuk menekan supaya tidak terjadi lonjakan kasus.
Seperti misalnya di Indonesia, Pemerintah daerah terutama di kota besar memberlakukan pembatasan kegiatan, yang kita kenal dengan PSBB.
Lalu bagaimana di Jerman, negara tempat saya tinggal?
Selama beberapa minggu terakhir, seperti juga negara Eropa lainnya, Jerman mengalami peningkatan sangat signifikan dalam kasus Corona. Hari Selasa lalu, pemerintah mengumumkan lockdown lokal pertama di Jerman.
Lockdown Lokal di Jerman
View this post on InstagramA post shared by Berchtesgadener Land (@berchtesgadener_land) on
Lockdown lokal di Jerman yang pertama di musim gugur ini sudah diumumkan di wilayah Bayern Selatan, dengan tujuan mengantisipasi kenaikan angka penyebaran virus corona yang meningkat di musim gugur ini.
Daerah Bayern Selatan tepatnya di Berchtesgadener Land, adalah wilayah pegunungan Alpen dengan scenery yang sangat indah. Ingat permen Alpenliebe? Saya nggak tau apa permen itu masih ada atau tidak di Indonesia, tapi dulu ini salah satu permen favorit saya. Alpenliebe sendiri artinya adalah cinta Alpen.
Dengan meningkatnya angka kasus sehingga membuat pemerintah setempat untuk melakukan lockdown selama dua minggu dari hari Selasa kemarin, tanggal 20 Oktober 2020.
Penyebaran virus corona sendiri meningkat tajam di Jerman, seperti yang banyak diberitakan oleh media setempat, dalam waktu 24 jam dilaporkan ada sebanyak 11.200 kasus seperti yang dilaporkan oleh Robert Koch Institute hari ini.
Seperti yang dikutip dari thelocal.de, lockdown ini adalah salah satu tindakan preventif untuk menghindari lockdown skala nasional seperti yang terjadi di bulan Maret dan April 2020.
View this post on InstagramA post shared by Berchtesgadener Land (@berchtesgadener_land) on
Model PSBB di Jerman
Hari Sabtu lalu, Angela Merkel, Kanselor Jerman meminta kepada warga negaranya untuk mengurangi kegiatan bersosialisasi, dan menyarankan untuk tinggal di rumah.
Sebelumnya pemerintah lokal di masing masing kota sudah melakukan peningkatan pembatasan, yang kalau di Indonesia dikenal dengan nama PSBB. Misalnya saja di kota Berlin, warga diwajibkan untuk mengenakan masker di wilayah ramai.
Lalu bagaimana dengan situasi belajar selama ini?
Jika di Indonesia, kebanyakan masih dengan sistem daring.
Di Jerman sendiri, banyak day care dan Kita (kindergarten) sudah dalam keadaan new normal.
Bahkan seperti dikutip dari deutschland.de, hanya terjadi sebanyak 79 kasus corona dari seluruh day care yang dibuka di Jerman beberapa bulan terakhir ini. Namun walau demikian, pemerintah tetap melakukan monitor standar dan prosedur kesehatan di day care dan kindergarten,
Bagaimana dengan sekolah, universitas dan tempat kerja?
Sama halnya dengan day care dan Kita, banyak juga yang sudah dengan metode pengajaran offline. Salah satu teman saya bahkan sidang di bulan Oktober ini.
Di lingkungan sekolah dan universitas, diwajibkan mengenakan masker baik di luar maupun di dalam ruangan. Jarak antara pengajar atau dosen dengan murid juga diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi protokol kesehatan.
Untuk kelas dengan skala yang lebih besar, semisal seminar atau kuliah umum, mahasiswa harus mengisi nama lengkap, tanda tangan dan jam masuk serta jam keluar ruangan.
Berbeda halnya dengan para emak di Indonesia yang sibuk menemani anaknya daring sambil asyik minum cendol. Emak di Jerman yang anaknya sudah offline, sibuk bekerja atau mencari pekerjaan demi menjaga stabilitas perekonomian keluarga, sambil ditemani kopi. Maklum kopi tidak bisa lepas dengan keseharian disini.
Tidak semua tempat kerja tentunya dapat menerapkan sistem home office, karenanya sebagian besar dari warga menjalankan kegiatan bekerja seperti biasa dengan menerapkan protokol kesehatan.
Harapan
Warga berharap tidak banyak kasus flu yang menyerang terutama saat musim gugur di Jerman. Musim dimana mempunyai tendensi kenaikan angka pasien flu.
Sebagian yang sudah divaksin flu, bisa bernafas lega. Namun sebagian lagi seperti saya, misalnya, lumayan cemas dengan pergantian musim ini.
Saya sendiri yang menderita sinus, punya kecenderungan kambuh ketika udara dingin. Senjata perang saya sekarang ini adalah baju hangat, tutup kepala dan alat uap, alat yang sewaktu-waktu dibutuhkan jika sinus kambuh.
Sekarang ini saya kembali memonitor angka corona, dan berharap lockdown lokal di Jerman tidak harus diberlakukan di kota saya.
Lalu bagaimana dengan situasi di kota kalian?
Stay safe … xoxo
#ODOPBatch8
#TantanganPekan7
11 Comments
Pingback:
novia
Akhirnya selesai juga tugasnya. Mantap euy kata-kata wajibnya hehehe
Ternyata di sana sudah aktif sekolah offline.
renov
wkwkwk asa maksa nggak sih?
Iya disini sebagian udah offline
DEVI MILASANTY
Akhirnya ada yg cerita situasi di luar Negeri … diberita berita bikin muyeng … semoga corona cepat berllau dna kita sebagai manusia mendapatkan hikmah dari semua kejadian ini
renov
Aamiin, semoga pandemi segera berakhir.
Stay safe ya.
Makasih sudah mampir 🙂
Michael David
Di sini? Masi ambyar :’). Ya kita doa’in aja pandemi ini cepet berakhir ya.
Btw, salam kenal :D.
renov
Hi .. salam kenal juga ya 🙂
Makasih sudah mampir.
hehehe kaya lagu aja.
Aamiin, semoga pandemi ini segera berakhir.
dodo nugraha
waah, lockdownnya benar-benar sepi yaa mbak. Beda dengan di sini, PSBB atau gak PSBB masih aja tuh jalanan rame hahaa
semogaa corona ini sgera kelar, udah pusing bnyak yg ga ada duit :((
renov
hehehe yang di lockdown sih sepi, nggak terlalu ramai. Kalau di kota besar yang hanya new normal, mungkin ada daerah yang ramai tapi anjurannya harus memperhatikan protokol kesehatan
Mairoza HR
Waaahhh … Keren, lockdown local tapi kegiatan pekerjaan dan pendidikan tetap berlangsung ya kak 👍
renov
Yang bekerja dan sekolah hanya di kota yang new normal aja atau psbb kaya di Indonesia. Untuk di daerah lockdown, sebagian besar ditutup.